Thinkin about you (3)

36 5 0
                                    

Jungkook membawa Sunkyul ke sebuah pantai. Tempatnya sangat indah, walaupun sudah gelap, tetapi aura keindahan pantai itu masih terpancar membuat siapa saja yang berada di tempat itu seakan enggan untuk sekedar berpindah tempat.

Beberapa kali, manik Sunkyul terbuka saat melihat beberapa ikan lumba-lumba memamerkan keindahannya di tengah laut sana. Walaupun di tengah laut, entah mengapa netra Sunkyul masih dapat menangkap pemandangan indah itu.

Sekarang, ia sedang duduk yang alasnya adalah sebuah pasir putih. Walaupun, dalam benaknya ia masih bingung alasan pria itu membawanya kesini.

"Minumlah ini.", Jungkook membawa sebuah soda dan tepatnya minuman itu adalah kesukaan Sunkyul. Tanpa pikir panjang, ia mengambil minuman kaleng itu lalu meneguk layaklah seseorang yang belum minum selama 3 hari. Suaranya sudah terlalu lelah untuk ia keluarkan karena sedari tadi ia hanya berteriak tatkala Jungkook melontarkan pertanyaan aneh seperti,

"Apakah kau tahu kehidupan setelah kau mati?"

Kalimat itu membuat Sunkyul rela mengorbankan tangannya  karena memukul lengan Jungkook.

Bagaimana ia bisa mengatakan hal yang mengerikan itu?

20 menit lamanya, tak ada konversasi yang hadir diantara mereka. Akhirnya, sang pria membuka percakapan mereka.

"Kau tahu tidak mengapa kau kubawa ke sini?", ujarnya. Sebenarnya, inilah pertanyaan yang sangat ingin pribadi wanita itu lontarkan. Tetapi, lantaran dirinya yang masih meneguk sekaleng soft drink itu, ia hanya mengangguk.

"Seharusnya kau mati disini.", jelas Jungkook singkat tetapi membuat manik wanita itu membulat seketika bahkan cairan yang sedang ia teguk hampir ia semprotkan.

"M-maksudmu a-apa?", tanya Sunkyul.

"Sungai tadi, akan menyeretmu sampai kesini. Jika aku tak memanggilmu, mungkin kau sudah benar-benar dimakan hiu. Karena takdir tadi mengatakan bahwa kisah hidupmu akan berakhir di perut ikan hiu itu.", Jungkook menunjuk kearah lumba-lumba itu. Sunkyul mengernyitkan dahinya.

"Hei, jelas-jelas itu adalah lumba-lumba. Apakah matamu buram?", timpal Sunkyul. Sedangkan, Jungkook hanya terkekeh hambar.

"Lumba-lumba itu adalah pawang hiunya. Karena takdir sudah berubah, hiunya takkan muncul kepermukaan.", Sunkyul hanya menghela napas.

"Tetapi, Jung..", suara Sunkyul membuat Jungkook menoleh padanya. Pandangannya terpaku pada atensi Sunkyul.

Jungkook berdeham guna menanyakan apa yang ingin Sunkyul bicarakan.

"Mengapa kau memanggilku? Bukankah kau malaikat pencabut nyawa? Tugas malaikat pencabut nyawa hanya mengantarkan kita pada ajal bukan?", pertanyaan Sunkyul mampu membuat Jungkook bungkam. Jungkook hanya menghela napasnya saja. Tak mendapat tanggapan dari sang sumber, Sunkyul berdecih.

"Apakah kau benar-benar pencuri?", terka Sunkyul. Ayolah, siapa yang tidak takut dibawa oleh seorang pria yang tidak dikenal seperti Jungkook.

"Kau cerewet sekali. Sudahlah, ayo istirahat aku lelah.", Jungkook meninggalkan Sunkyul begitu saja. Mau tak mau, ia harus mengikuti Jungkook karena jujur saja ini adalah pantai yang belum pernah ia kunjungi dan tentu saja Sunkyul takut tersesat.

10 menit lamanya, hening itu terjadi lagi. Hanya ada suara mesin mobil yang setia menemani mereka dalam keheningan itu.

"Hei, kita mau kemana?", tanya Sunkyul pada Jungkook. Walaupun netranya tak menaruh atensi pada Sunkyul ia masih bisa menjawabnya.

"Tentu saja ke rumahku."

Wait? Mau apa dia? Jangan salahkan Sunkyul jika ia selalu berpikiran negatif tentang Jungkook. Sudah dibawa ke tempat antah berantah, sekarang dibawa kerumahnya.

"Ya! Jangan macam-macam denganku, keparat. Dasar brengsek!", pekik Sunkyul ketika pikiran negatifnya seolah menolak adanya Jungkook.

"Tenang sedikit bisa tidak, kau mau benar-benar ku lemparkan ke mulut hiu, huh?", jujur saja, Jungkook juga kesal lantaran telinganya yang harus dipekikkan dengan suara Sunkyul. Sudah cempreng, menyiksa pula.

Untung, Sunkyul langsung terdiam. Mungkin saja ia benar-benar takut jika hidupnya harus terperangkap di perut hiu.

Akhirnya, keduanya sampai di sebuah mansion nan megah bak istana. Saat Sunkyul keluar dari mobil Jungkook, matanya terpana melihat interior di setiap penjuru ruangan. Disana terdapat sebuah patung singa yang terbuat dari porselen dan sepertinya sangat mahal. Juga semua fasilitas yang serba ada, benar-benar rumah idaman. Saking terpananya, Sunkyul sampai melupakan atensi Jungkook sebagai pemilik rumah. Sunkyul terlalu semangat untuk menyelusuri ruangan di rumah Jungkook satu persatu.

"Istirahatlah disini, barang-barangmu akan ku bawa besok.", terang Jungkook. Setelah membuka kenop pintu, Sunkyul yak henti-hentinya membinarkan matanya tatkala melihat ruangan yang lumayan luas tetapi isinya sedikit minimalis. Hanya ada satu ranjang king size ditambah satu meja rias yang disebelahnya ada lemari pakaian dan sebuah pintu. Sepertinya kamar mandi. Mungkin ruangan ini tidak semewah ruangan milik Jungkook yang lain, tetapi kamar ini cukup memberikan sensasi nyaman bagi penggunanya.

"Oh, bagaimana dengan pakaianku?", tanyanya menatap atensi Jungkook.

"Di kamar mandi akan ada pintu lagi, itu walk closet mu. Ambil yang kau mau.", ucap Jungkook sekali lagi. Sunkyul hanya mengangguk mengerti.

"Besok kita sarapan pukul tujuh, jangan sampai telat. Sudah, aku ingin mandi.", Jungkook menutup pintu kamar Sunkyul

"Sepertinya, aku akan benar-benar gila jika disuguhkan hal seperti ini."








To Be Continue...

For OmelasOù les histoires vivent. Découvrez maintenant