Luna tidak mau membuat krystal gelisah. Ia mengerti dan mereka pun berbincang banyak hal.
---
" Bagaimana dengan seulgi mu eoh?" Tanya alex di sela makan malam mereka. Irene yang merasa kesepian di apart nya pergi ke rumah alex.
Hal itu sudah biasa ia lakukan. Dan alex pun tidak keberatan karena ia sudah menganggap irene sepery adik nya.
"Oppaa..jangan bahas seulgi aku tidak suka " irene cemberut
" Kau selalu cemberut setiap aku membahas nya. Kau menyukainya eoh? "
" Oppaaa !"
Tidak bisa kah kau melihat perasaanku padamu eoh?? Ucap irene dalam hati.
" Mwo? Mwo ?" Alex mengacak rambut irene seperti biasa. Merusak rambut rapi irene.
Irene hanya cemberut mendengar nya. Alex hanya menganggap nya adik, tidak lebih. Hatinya sudah terisi hanya satu nama. Nama yang sama dari sejak dulu hingga sekarang.
" Jja sudah malam. Masuklah ke kamar mu. Aku ada urusan di ruangan ku" alex bangkit dari duduk nya menuju ruang kerja yang terdapat di rumahnya.
" Jangan begadang oppa" irene pun mengingatkan.
" Nde " teriak alex tanpa menoleh.
Irene pun bergegas ke kamarnya. Alex sengaja memberi irene kamar di rumahnya. Karena tidak mungkin Irene akan tidur berdua dengannya.
Alex memeriksa kertas² nya. Berbeda ketika di hadapan irene ia begitu terlihat bahagia tanpa beban. Namun, di ruang kerja nya wajah itu berubah. Kekhawatiran selalu menguasai dirinya. Pikirannya selalu tertuju pada krystal. Ntah dimana dia sekarang. Seberapa keras alex mencarinya, ia tetap tidak menemukannya.
Ting..tong..
Suara bel rumah terdengar. Alex bergegas menuju pintu.
Alex pov.
Siapa malam² begini yang datang ke rumah ku? Pikir Alex bangkit dari kursinya.
Aku menuju pintu utama yang sudah terdapat irene disana.
" Siapa?" Aku menghampiri irene yang sedang berbincang dengan seorang pria di ambang pintu
" Dia mencari mu oppa"
" Hmm. Baiklah. Kembali ke kamar mu irene" perintahku
" Nde" dan irene pun kembali ke kamar nya.
" Maaf mengganggu waktu mu malam² begini tuan " ucap nya tersenyum.
" Oh tidak apa. Ada apa kau mencariku?"
" Saya mendapat pesan darimu kalau mobil ini akan dipakai besok pagi. Jadi saya mengantarnya malam ini karena kita tidak tau jika besok ada sesuatu yang menghambat sehingga mobil nya terlambat diantarkan" terangnya.
Aku bingung. Mobil? Besok pagi? Sebenarnya apa yang terjadi?
" Chakaman. Kau siapa?" Tanyaku bingung.
" Saya montir dari bengkel tuan. Saya hanya ditugaskan mengantarkan mobil ini ke alamat tuan "
Aku semakin bingung. Mobil yang mana? Aku tidak pernah membawa mobil ku ke bengkel.
" Apa itu mobil tuan?" Ia menunjuk ke arah mobil, bertanya memastikan karena melihatku yang kebingungan.
" Aku tidak punya mobil itu. Itu bukan milikku" aku yakin setelah mengingat jika itu bukan mobilku.
" Mungkin kau salah alamat" lanjut ku.
" Apa benar nama anda tuan sehun?"
Aku hanya tertawa mendengar nya. Benar dugaan ku, ternyata dia memang salah alamat.
" Kau salah alamat. Rumah sehun ada di depan rumahku. Itu di sebrang sana " aku menunjukkan rumah sehun yang berada tepat di sebrang rumah ku.
" Jesonghamnidaa tuan. Aku salah alamat dan mengganggu waktu mu " dia membungkukkan badannya. Wajah nya terlihat sangat merasa bersalah.
YOU ARE READING
Always With Crying
RandomKrystal yang semalam baru mengungkap kan perasaan nya pada alex. Namun apa yang ia dapat keesokan hari nya? Alex akan pergi ke luar negri dan meninggalkan krystal. Marah. Satu kata yang ia rasakan saat ini. Ia tidak peduli dan tidak ingin tau bera...
part 4
Start from the beginning
