Chapter 2

610 96 7
                                    


Setelah berada dihadapan kepala sekolah ia disuruh untuk duduk bersama orang tuanya. Hening untuk beberapa saat menunggu kepala sekolahnya memulai pembicaraan. Dilihatnya kepala sekolah tersebut menghela nafas sebelum berbicara.

"Jadi begini....

*****

"Jadi begini .... Saya ingin minta maaf sebelumnya tapi, keputusan ini juga berat untuk saya pribadi." Ucap kepala sekolah.

"Ada apa ini sebenarnya? Apakah anak saya membuat masalah disekolah? Ucap tuan Park selaku ayah dari Park So Hyun sambil melirik kearah anaknya.

"Jadi begini tuan Park saya minta maaf kepada tuan dan nyonya Park terutama kepada Park So Hyun, karena berat hati sekolah terpaksa mencabut beasiswa Park So Hyun." Ucap kepala sekolah.

Kaget? Tentu saja. Bagaimana tidak tidak ada badai tidak ada angin Park So Hyun bagai disambar petir dengan apa yang di ucapkan kepala sekolahnya. Refleks saja Park So Hyun langsung berdiri dari tempat duduknya dan langsung menanyakan perihal apa yang di ucapkan kepala sekolahnya tadi. Ia butuh alasan yang jelas mengapa beasiswa nya dicabut.

"Mengapa bisa pak? Mengapa bisa biaya siswa saya dicabut? Bukankah selama ini prestasi saya tidak pernah menurun pak? Lalu mengapa bisa beasiswa saya dicabut? Saya butuh penjelasan yang jelas!!!" Ucap Park So Hyun dengan beribu pertanyaannya.

"Maafkan kami nak tapi pihak donatur sekolah tidak mau lagi memberikan beasiswa itu kepadamu nak." Kata kepala sekolah menjelaskan.

"Tapi kenapa? Mengapa bisa beasiswa anak saya bisa dicabut, bukankah selama ini prestasi anak saya tidak pernah menurun?" Ucap nyonya Park.

"Sebenarnya mereka mencabut beasiswa Park So Hyun karena anak mereka tidak menyukai keberadaan anak anda disekolah ini." Ucap kepala sekolah.

Keheningan pun terjadi, sebelum kepala sekolah kembali berucap.

"Sekali lagi kami minta maaf." Ucap kepala sekolah sambil membungkuk.

Setelah mendengar keputusan itu Park So Hyun Sangat sedih. Tidak cukupkah pembullyan yang diterima nya disekolah ini. Mengapa harus dengan mencabut beasiswa nya karena alasan tidak suka dengan keberadaan nya.

Dengan membungkuk memberi hormat Park So Hyun dan orang tuanya keluar dari ruang tersebut. Terlihat wajah Park So Hyun sangat sedih.

"Lihat..sudah ku bilang kan lebih baik anak ini tidak usah sekolah saja dulu.  Akan lebih ada gunanya jika dulu dia bekerja untuk membantu keuangan keluarga dari pada sekolah begini.Lihat sekarang beasiswa nya dicabut, itu artinya dia tidak bisa lagi sekolah kan. Cih mengusahkan saja.." ucap nyonya Park dengan nada kesalnya setelah mengatakan hal itu ia pun pergi meninggalkan Park So Hyun dan suaminya.

"Ayah...aku..." Ucapan Park So Hyun terhenti saat ayahnya langsung memotong ucapannya.

"Ibumu benar lebih baik kau tidak usah sekolah lagi sekarang, lebih baik kau berkerja membantu keuangan keluarga." Ucap tuan Park yang berlalu meninggalkan Park So Hyun yang sudah menangis.

Harusnya saat seperti ini orang tuanya ada disampingnya memberikan semangat, mendukung nya untuk tetap berusaha tapi, apa ini Bahkan orang tuanya dengan mudahnya mengucapkan kata-kata yang cukup menyakitkan untuknya.

Saat-saat sedang masa sedih nya ia ternyata tidak menyadari kalau sudah waktunya pulang. Setelah sadar dari acara melamun nya Park So Hyun langsung bergegas ke kelasnya untuk mengambil tasnya tapi saat diperjalanan menuju kelasnya ia tak sengaja mendengar bisikan-bisikan seseorang yang tengah menyebutkan namanya. Ternyata berita tentang dicabut nya beasiswa nya sudah menyebar dengan cepat di seluruh penjuru sekolah membuat nya jadi bahan bullyan lagi.

"Ehh aku dengar anak yang bernama Park So Hyun yang tomboy itu beasiswa nya dicabut." Bisik seseorang.

"Baguslah kalau berita itu benar berarti kita tidak lagi bisa melihat nya berkeliaran disekolah kita." Balas salah satu diantara mereka.

"Iya, aku juga suka sekali kalau dia tidak lagi sekolah disini." Ucap gadis salah satu diantara mereka dengan senyum sinis di wajahnya.

"Hmmmm aku juga." Menyetujui perkataan temannya itu.

Mendengar bisikan itu membuat hati Park So Hyun lagi-lagi sakit. Sebegitu tidak sukanya kah mereka padanya. Sambil berjalan tak tentu arah keluar dari pekarangan sekolah itu, kakinya ternyata membawa nya di atas jembatan sungai Han. Ia melihat air sungai Han dari atas jembatan itu. Airnya cukup dalam pikiran nya. Mungkin jika melompat dari atas jembatan ini semua beban dan masalah hidupnya dapat teratasi pikirnya. Dengan perasaan yang sedih ia naik ke atas pembatas jembatan itu bersiap menerjunkan dirinya kedalam air yang ada dibawahnya.

"Maafkan aku ayah ibu tidak bisa menjadi anak yang baik untuk kalian dan... selamat tinggal dunia yang menyedihkan" kata-kata terakhir Park So Hyun sebelum jatuh tenggelam masuk kedalam air yang dalam itu. Dingin, kesulitan bernafas, keram kaki itulah yang ia rasakan saat ini. Ia tersenyum untuk yang terakhir kalinya sebelum kegelapan merenggut penglihatannya.

To Be Continued

*****
Gak nyangka ada yang suka dengan cerita aku. Makasih banget yang udah baca cerita ini. Kritik dan saran aku terima. Sampai ketemu di chapter berikutnya🖐

Salam manis semanis senyum kotak Taehyung

CRYSTAL SNOWWhere stories live. Discover now