3. Lelaki Idaman

9 1 0
                                    

"Pake dulu jaketnya, La. Astagaaa!!!" Rafael menarikku dan langsung memakaikan jaket ke tubuhku

Sore itu, tiba-tiba derasnya hujan mengguyur kota Jakarta saat aku dan Rafael tengah berada di food court dengan suasana outdoor. Aku dan Rafael memang sering mengunjungi food court itu jika ingin mencicipi makanan yang berbeda-beda.

"Aduuuhhhh!! ribet banget. Udah di bilangin gapapa dan aku tahan dingin tetep aja maksa." Jawabku kesal.

Rafael mendengus napas "Gak dingin tapi dari tadi bersin terus." Ucapnya dengan menatap mataku tajam "Ya udah sekarang kamu mau apa lagi?" Tanya Rafael yang tengah berdiri di hadapanku saat kami selesai mencicipi Es Kopi Susu yang memang terkenal di food court itu.

"Aku laper, Rafael. Mau pizza." Aku memberikan senyuman lebar kepada Rafael.

"Ya udah ayooo." Rafael langsung berjalan dan meninggalkanku menuju tempat pizza yang jaraknya hanya beberapa langkah dari tempat Es Kopi Susu itu.

Aku pun menyusulnya "Eh gak jadi deh, udah hampir malam. Nanti aku gendut lagi." Ucapku.

Rafael menghentikan langkahnya dan langsung menoleh kepadaku "Lailaaa, mau segendut apa pun kamu, aku akan tetap ada di samping kamu dan gak akan pernah ninggalin kamu. Da--

Aku tertawa sinis dan memotong pembicaraannya "Haha Kamu pikir aku percaya?" Aku memberikan pertanyaan sinis sembari mengangkat dagu.

"Oh jadi gak percaya, nih? Kalo gak percaya buktiin deh, kita makan pizza sekarang dan aku mau kamu gendut lagi kalo perlu naikin sampe berat badan kamu 80 kg. Nanti kamu lihat dan aku buktiin kalo aku gak akan ninggalin kamu." Ucap Rafael tegas dengan masih menatap mataku.

"Dih apaan sih. Nuruninnya aja setengah mampus eh malah minta dinaikin! Ya udah iya percaya." Aku memutar kedua bola mata dan melipat kedua tanganku.

"Nah gitu dong percaya" Rafael tersenyum sembari mengacak rambutku "Yaudah yuk makan pizza." Ajak Rafael namun aku pun belum merespon sembari melihat beberapa jenis makanan yang ada di sekelilingku.

"Gak jadi. Tiba-tiba maunya nasi goreng kambing." Ucapku sembari menunjukkan tempat nasi goreng kambing yang memang aromanya sangat menggugah pada waktu itu

"Ya udah ayooo!" Rafael menjawab dengan semangat dan membalas senyumanku. Aku pikir, Rafael akan kesal kepadaku karena sedaritadi aku membuatnya bingung dengan pilihanku yang labil. Tetapi ternyata tidak!!

"Raf--" Aku memanggil Rafael ragu "Hmm--"

"Kenapa, Laila?"

"Aku mau pizza sama nasi goreng kambing. Gimana dong?"

"Ya udah. Kita beli dua-duanya, ya. Mau beli yang mana dulu?"

"Terserah." Jawabku singkat

"Jawaban horror deh. Kamu yang milih please."

"Kok horror?" Tanyaku ketus.

"Biasanya nih, La. Kalo cewe ngomong terserah, kadang suka beda sama yang sebenarnya." Ucap Rafael menyindir.

"Oh jadi aku sama kayak cewe-cewe yang lain n--"

Rafael memotong pembicaraanku "Gak gitu, Laila. Hmm ya udah. Terserah kan?" Tanya Rafael memastikan "Ini aku pilih ya." Jawab Rafael sembari mengacak-acak rambutku.

"Okay." Ucapku singkat.

***

(WazzApp Notification - Rafael)

"Pagi, Lailaaaa. Have a good day yaaaa. Semangat kuliahnya." - Rafael

"Morning, Rafael!! Semangat juga kerjanya." - Laila

Better Without YouWhere stories live. Discover now