03. サスケの長官 ―【Sasuke no Choukan】

Depuis le début
                                    

"Gomen ne, Sasuke-kun," Sakura menunduk.

Sang suami melirik istrinya itu. "Jangan membuat dirimu tidak berguna," sarkasnya kemudian.

Sakura menggigit bibir bawahnya. Padahal masih pagi, tapi Sasuke sudah berhasil membuat air mata Sakura berdesakan ingin meloloskan diri dari pelupuk indahnya. Sasuke meninggalkan Sakura menuju kamar mandi. Dada Sakura terasa sesak. Entah sudah berapa kali pria dingin itu membuatnya harus merasakan sakit yang sama di hati. Bangkit dan tetap meneguhkan hati, Sakura cepat-cepat menyiapkan pakaian suaminya. Setelah itu, seperti biasa, Sakura menyiapkan tasnya.

Sepuluh menit berlalu. Sasuke keluar dari kamar mandi. Sakura hanya diam tanpa berniat menatap Sasuke. Hatinya sudah tidak ingin menatap suaminya untuk hari ini. Melihat ekspresi Sakura yang tak seperti biasanya, Sasuke bertanya-tanya. Ada apa dengan perempuan ini?

"Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Sasuke. Tangan Sakura terhenti untuk memasangkan kancing kemeja Sasuke.

"Tidak," jawabnya singkat. Sasuke tak terima. Ia menyentuh dagu Sakura dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. Emerald Sakura membulat sempurna. Ia rasa, Sasuke akan menyakitinya dengan kekerasan fisik.

"Dengar! Jangan bermain api denganku, Sakura! Kalau kau memang sudah tidak betah dengan diriku, salahkan orang tua kita! Masih banyak yang ingin menjadi pendampingku!" Sasuke berucap pelan penuh penekanan.

Lihatlah kesombongannya itu. Tepat ketika Sasuke usai berujar, air mata Sakura kembali lolos. Tubuhnya bergetar.

"Tak semudah itu aku melepas apa yang telah kumiliki dan kucintai," balas Sakura dengan getir.

Ia menyingkirkan tangan Sasuke, kembali pada pekerjaannya yang tadi. Setelah memasangkan kancing baju itu, Sakura segera memakaikan dasi Sasuke. Lelaki itu hanya menatap Sakura tanpa ekspresi. Ada sebuah perasaan aneh yang hinggap di hatinya.

🌸🌸🌸

Seorang gadis bersurai merah muda sedang berjalan menyusuri trotoar. Ia ditemani cahaya jingga sang matahari. Saat ini begitu padat, karena sudah memasuki jam pulang kerja. Toko-toko mulai menyalakan lampu mereka. Deru kota kian terdengar di telinga. Suasana seperti ini terkadang membuat gadis itu enggan berada di ibu kota.

"Haah ..., lelahnya," gumamnya. Saat ia tak sengaja menengok ke arah kafe tempatnya dan Ino beberapa minggu lalu berbincang, Emerald-nya membulat. Ia berhenti seketika. Diputuskannya untuk ke sana, menuju kafe itu.

Pelan-pelan, Sakura berjalan mendekati seorang lelaki dengan rambut hitam kelamnya yang mencuat ke belakang di sana. Semakin dekat, ia semakin yakin dengan seseorang yang duduk diam di sana. Disentuhnya pelan bahu lelaki itu.

"Sasuke-kun?" panggil Sakura.

Lelaki itu terkejut, lantas menoleh. "Ck. Kau menggangguku, Sakura," ujar suara lelaki itu.

"Etto ... gomen, Sasuke-kun. Kenapa kau ada di sini?" tanya Sakura.

"Hn. Tidak ada," jawab Sasuke dingin.

Sakura menghela napas panjang. Baru saja ia hendak duduk di samping suaminya, tiba-tiba suara seorang wanita membuat seisi kafe menoleh.

"Sasuke-kuuunn!!" teriak wanita berambut merah panjang yang kini setengah berlari ke arah Sasuke.

Wanita itu menyenggol bahu Sakura, hampir membuat gadis itu terjatuh jika ia tidak berpegang pada kursi kafe. Sakura menatap tanpa ekspresi wanita yang tiba-tiba datang dan seenaknya sendiri memeluk Sasuke dari belakang. Sasuke memberi perlawanan, menyingkirkan tangan wanita itu yang melingkar di lehernya.

Yosougai [SasuSaku] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant