BAB 22▶ NIGHT MARKET.

2.6K 311 8
                                    

Untuk dunia anda mungkin hanya satu orang bagi saya. Anda tidak hanya orang, tapi kau duniaku.- F.s

▶◻◾◻◀

Detik demi detik seakan berlalu begitu saja. Waktu satu bulan cepat berlalu hanya dalam kedipan mata, tidak terasa juga kalau Iqbaal dan (Namakamu) sudah berpacaran selama satu bulan lebih satu minggu, oh senangnya bisa menjalin hubungan dengan orang yang kita sayangi...

Selama satu bulan itu semua hanya indah, tidak ada kemarahan, tidak ada berantem tidak ada apapun yang membuat mereka rusak. Komitmen dan saling jaga kepercayaan berhasil mereka jaga dan jalan kan, walau waktu satu bulan itu ada waktu yang terbilang cukup singkat bagi keduanya tapi semua doa dan harapan adalah untuk di masa depan begitupun hari esok yang akan berlalu.

Mengingat soal restu hubungan mereka, oma Ranee sangat excited banget dengan hubungan antara cucunya dengan anak teman baiknya.

Bunda Frida juga sama sudah tahu akan kedekatan anaknya dan cucunya oma Ranee, jadi dia hanya sah-sah saja. Toh mereka anak muda, kalau masih berhubungan yang positif kenapa harus dilarang? begitupun kebalikannya, dia juga pernah muda, pernah merasakan jatuh cinta.

Suara riuh segerombolan orang dari segala arah memecah keheningan disana. Teriakan orang dari atas permainan mampu membakitkan gairah untuk mencoba sesuatu yang membuat mereka berteriak histeris. Pasar malam mendadak ramai karena banyak pasangan anak muda yang berkunjung terlebih lagi sekarang itu adalah malam minggu. Malamnya anak kaum pacaran yang turun ke jalan, tapi ada juga orang tua dengan anaknya yang menghibur dirinya disini.

Apalagi Iqbaal dan (Namakamu), pasangan yang masih terbilang hangat ini ada di antara puluhan orang yang berkicau disana, mereka memilih tempat bermalam minggu di pasar malam. Selain seru, pasar malam juga tidak membuat kita jadi bangkrut karena murah.

"Seru kan?" (Namakamu) menoleh ke arah Iqbaal, dengan gulali berwarna pink di tangan kanan.

"Aku bilang juga apa, pasar malam itu seru apalagi di malam minggu. Aku yakin banget di Melbourne pasti gak ada tempat beginian."

Iqbaal sempat menolak karena ajakan (Namakamu) yang mengajak dirinya pergi ke tempat ini. Tadinya Iqbaal ingin mengajak cewek itu dinner romantis di restoran, menikmati makanan enak dan di temani alunan musik romantis, membayangkan saja rasanya sudah sangat romantis.

Tetapi (Namakamu) menolaknya keras, katanya : ngapain harus mahal - mahal beli makanan sih Baal? di pasar malam selain ada wahana seru juga ada kok yang jual makanan disana.

Fik, Iqbaal tidak mungkin menolak ajakan sang pacar. Lagipula bagaimana pun yang membuat (Namakamu) bahagia pasti dia akan usahakan selagi dia mampu.

"Inget malam mingguan kita yang pertama gak?" Iqbaal menatap cewek di sampingnya lekat.

"Waktu aku kalah main jenga dan ngajak kamu ngedate?"

Cewek itu mengangguk. "Inget kenapa?"

"Lucu aja," ujar Iqbaal.

"Bikin senyum - senyum geli kalo ingetinnya. Padahal waktu itu udah ada perasaan sama kamu tapi...eum cuma berani mendem."

Bahkan sebelum ngedate, jauh - jauh hari setelah pertemuannya di gerbang sekolah Iqbaal sudah memiliki rasa yang berbeda dengan cewek di sebelahnya, hanya saja Iqbaal tidak ingin berlebihan dan mengandalkan gengsinya itu. Dan sekarang, pacaran dengan (Namakamu) adalah sesuatu kebanggan tersendiri bagi Iqbaal, bisa mengeluarkan semua perasaanya dan bisa mencintai (Namakamu) tanpa diam-diam. Seperti kebanyakan cowok di luar sana, semisal anggap saja Oka. Sudah beberapa minggu ini dia mendekati Melody, sahabat (Namakamu) tapi sama sekali belum menyatakan perasaan.

Tentang, Iqbaal✅Where stories live. Discover now