BAB 3▶MEET AGAIN

3.7K 342 4
                                    

Avril Lavigne : Here's to never growing up

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Avril Lavigne : Here's to never growing up.
▶◻◾◻◀

Cafetaria terlihat sepi. Bahkan, waitresnya pun duduk santai di meja pelanggan. Mungkin, siang hari orang tak minat nongkrong atau semacamnya. Atau malam yang pastinya sangat ramai di penuhi anak muda mengakses Internet gratis. Tetapi (Namakamu) tak perduli seberapa sepinya. Yang penting nyaman.

"Udah gue pesenin." Melody duduk di sebelah (Namakamu). Membuka laptonya. "Sepi banget, anjir. Cuma kita aja yang langganan siang-siang."

"Kalo lo mau rame dateng malem aja. Siapa tahu ada godaan dari cowok hidung belang."

Melody menoleh. "Gue sih mau aja tapi yang tajir deh sama yang ada tampang. Gak cuma modal pisang doang."

"Apaan sih lo?!"

Melody lagi - lagi menoleh saat layarnya sudah menampilkan tayangan kesukaannya. "Lo gak nonton live streaming bts? Taehyung. Oh. Indahnya ciptaan tuhan yang maha sempurna ini."

"Gak dulu. Skip!"

"KAN...KAN...KAN!" Suaranya agak keras membuat mata (Namakamu) melotot. "Gak usah bikin mood gue hancur deh!"

Melody sama sekali tidak menganggap dirinya cempreng atau bawel semacamnya. Yang terlihat pada dirinya sendiri adalah Melody orang baik. Selalu mengumpulkan pr tepat waktu walau kadang nyontek sama (Namakamu). Baik hati. Murah senyum.

"Makasih, Kak?" Melody dengan nada kecentilan saat waiter membawa minum ke meja. "Boleh minta nomor WhatsApp- nya gak? Ni temen saya ngenes. Jomblo dia."

"Monyet lo!" (Namakamu) menoleh sinis ke arah Melody. Lalu cengengesan kepada waiter. "Jangan di dengerin Kak. Otaknya agak miring."

"Gak level juga saya modelan kaya Mba. Masih piyik. Nyari yang umur setara aja masih kaya bocil apalagi kalian-kalian ini yang gampang tantrum!"

"TAPI CINTA ITU GAK MANDANG UMUR KAK!"

"Bangsat lo Mel!" (Namakamu) menggeplak paha Melody. "Lanjut kerja aja Kak. Maklum lagi kumat. Entar aja ngereog."

Waiter pergi. Barulah sekarang (Namakamu) bisa memaki-maki Melody karena sifat bodohnya. Jika punya urat malu. Tidak akan Melody menapakan kaki di Cafetaria ini. Tapi, lihatnya betapa Melody tidak perduli atas perlakuan bodohnya. Sampai pada bel berbunyi menandakan ada yang berkunjung. Tatapannya kini mengarah kepada meja nomor lima yang orangnya tak asing menurutnya.

'Espresso satu, Americano satu, sama Mochaccino satu. Seperti biasa di meja nomor lima dekat jendela, kak.'

'Baik, wait a moment please.'

'Okay.'

"Intinya lo sekolah di sini sama kita-kita?"

"Kemungkinan terburuknya adalah mungkin."

(Namakamu) menyipitkan matanya. Semua orang yang duduk di meja tak asing. Apalagi cowok menjengkelkan itu. Yang merubau hidupnya se-badmood ini."

Itu Iqbaal.

"Sombong. Lagian gak jauh beda sih sama Melbourne."

Itu Oka. Kakak kelasnya.

'Sangat belagu.'

"Gue gak biasa!"

'Sombong.'

'Pesanannya, mas.'

'Makasih.'

"Sorry. Lama kebelet berak gue." Kata cowok baru datang dan duduk di sebelah Iqbaal.

(Namakamu) masih sesekali mencuri pandang ke arah meja itu. Meja perkumpulan manusia sombong. Tidak, hanya Iqbaal yang sombong.

"Kayaknya cewek di pojok itu ngelihatin lo mulu dari tadi, Baal?!"

(Namakamu) tersentak saat di tatap tajam oleh Iqbaal. Termasuk temannya juga menatap ke arahnya. Laptopnya ia tutup lalu menoleh ke arah Melody. "Mel? Kayaknya kita harus pulanh deh."

"Jangan bikin gue marah lagi. Gue lagi unduh video lo dengan seenak jidat lo ngajak gue pulang. Lagian ada apa sih?"

"Please, urgent." Mohon (Namakamu) mencangkupkan kedua tangannya. Melihat tampang Melody yang tertawa hambar kemudian kembali menatap laptopnya ingin rasanya memecahkan gelas kopi dan memotong urat nadi Melody supaya orang ngeselin ini enyah dari dunia. "Mel?!"

"Woy?! Cewek udik!" Iqbaal berteriak membuat beberapa pelayan menoleh termasuk Melody menatap Iqbaal dengan kebingungan.

"Dia manggil gue apa lo, (Nam)?" Tanya Melody polos.

"Keciduk kan lo dari tadi lihatin gue! Suka lo sama gue? Jangan deh. Gak usah mimpi ketinggian!"

(Namakamu) berdiri. Melody tambah bingung. "Gue suka sama lo? Cih. Kaya gak ada manusia lain aja! Masa gue suka sama modelan tai kaya lo!"

"Di katain tai, anjir." Oka menahan tawa.

"(Namakamau)?" Melody di sebelahnya. Setelah mendengar suara keras sahabat di sampingnya dia menjadi menekan tombol pause untuk menjeda film-nya kemudian menatap sahabatnya dan beralih menatap ketiga cowok di seberang sana. "Lo kenal?"

"Monyet lo! Dari tadi kemana aja?" 

Keduanya masih saling adu mulut. Kedua teman Iqbaal panik sedangkan Melody mulai kebingungan. Melody memasukkan laptonya dan milik temannya ke dalam tas.

"Gue bayar di sini jadi gak usah belagu!"

"Gak mungkin mampu, asli. Kemarin aja minta ganti rugi keranjang harga cepek!"

""Waduh." Melody mengambil dua lembar uang dan meletakkannya di lepitan buku menu atas mejanya. Tidak lupa mengambil ponsel sahabatnya lalu berlalu menghampiri (Namakamu).

"Maaf mengganggu kenyamanannya," ucap Melody saat sudah berdiri disebelah (Namakamu) dan dihadapan kedua cowok tampan itu. "(Namakamu). Kalo mau berantem gak usah sekarang deh. Tunggu selesai mereka makan aja!" Melody dengan bodohnya.

"Biar semua orang tahu. Kalo cowok modelan kaya dia itu gak pantes ada di sini!!"

"(Namakamu). Udah. Gak usah galak-galak," pinta Oka.

"Emang temen lo aja yang suka nyari masalah!"

"Mulut lo di jaga Ya!" Kali ini Iqbaal menyerang.

"Udah yuk!" Melody menarik tangannya. Membawa pergi keluar Cafe.

"Lo kenal dia?" Tanya Iqbaal menatap Oka.

"Adik kelas. Emang gahar sih orangnya." Jawab Oka. "Lo sendiri? Kenapa tiba-tiba dia maki lo. Lucu anjing."

"Emang brengsek."

"Katanya kalo benci lama-lama bisa jadi cinta. Awas aja lo, Baal!"

"Jangan bikin gue tambah stres deh!"

"Sabar."

"Gitu aja marah."

"Dih."

"Udah," lerai Oka. "Jadi kata Oma, lo di daftarin di sekolah mana?" Oka mengalihkan pembicaraan supaya temannya tidak berdebat hanya karena masalah adik kelasnya itu.

"Gue gak tahu."

**
Paten.

Mau minta vote, boleh?

Dilarang keras menulis ulang cerita ini!

Tentang, Iqbaal✅Where stories live. Discover now