kenagan saat-saat bersama kakakku asma

612 33 0
                                    

Setiap saat dia membawa dan berbagi embusan angin keibuan kepada siapa saja. Barang-barang yang tersentuh tangan nya atau ruang-ruang yang dia lalui akan memancarkan aroma keibuan baik kecil maupun besar semua yang ada dirumah membawa aroma keibuan. Kakakku asma sering mengingatkanku pada ibu, sebenarnya pada salah satu dari setiap anak perempuan mengingatkan manusia pada takdir bahwa mereka akan menjadi seorang ibu, tapi Asma berbeda dia sudah seperti seorang ibu sebelum menjadi ibu, seakan-akan keibuan adalah seni yang diberikan allah kepadanya. Sebagai perempuan rumahan aku maupun Asma mendapat pengawasan orangtua dan kerabat dalam hal adab, ini sudah merupakan adat di mekkah.anak perempuan dididik serius dalam hal adab dan sopan satun oleh para tetua keluarga. Meskipun asma tak mendapatkan pendidikan adab yang keras menurutku dia akan tetap menjadi asma.Benih keibuan dan kedewasaan dalam dirinya merupakan jalan yang selalu aku dambakan dan menjadi pembuka keberuntunganku.

Aku juga selalu mengingatnya sebagai simbol sifat pengertian, kesempurnaan, kelembutan dan kewibawaan. Meski berada dalam tungku dengan api terpanas didunia dia akan keluar tanpa luka satu goresan pun dari kobaran api itu.kakakku adalah koin emas dengan harga sangat tinggi dia pendiam dan penuh semangat.dia adalah sahabat rahasia ku.seperti bintang-bintang laksana sumur yang dasarnya tak tampak sangat dalam dia adalah baju kedamaian. Adik ke ilnya bukan hanya aku tapi kami semua kagum pada dirinya. dia membenahi selimut kami, dia tak pernah membiarkan kendi kendi air kosong dia ikat apa yang perlu di ikat melepaskan apa yang perlu dilepaskan. Dan menyelimuti apa yang perlu di selimuti dengan kelembutan. Apa yang perlu diberikan tak pernah terlambat. Dia melakukan semua itu diam-diam tanpa pernah menonjolkan diri. Dia bersikap lembut pada siapapun seperti seorang ratu yang sempurna. Sepanjang hidup aku tak pernah bertemu dngan sahabat yang pengertian seperti dirinya.

Asma itu seperti tenda sejuk yang melindungi sesuatu dari terik matahari. Berkat dirinya aku mampu melewati sejumlah rintangan yang tak mudah dilewati para perempuan. Kakakku mengamati lingkungan secara seksama kemudian menanamkannya baik-baik dalam ingatan.ia merapikan rambutku dengan jemarinya. Ia sering mengizinkan aku memakai anting kerang yang aku sukai. Dia suka lari-lari mengejarku dengan aroma wangi yang menempel ditubuhnya.kadang-kadang dia membelai tanganku atau sesekali mengusap rambutku sambil memanggil " humaira... "

Humaira....

Panggilan ini sering diberikan kepada anak-anak perempuan berkulit putih dengan pipi semu merah.

" Humairaku, si kecil warna merahku " ucap kakakku sambil menarikku dalam pelukannya.

Meskipun telapak tangannya sama sama beraroma wangi seperti yang dia belaikan kepadaku aku tak bisa mengubah dunia dengan arona wanginya

" bagaimana ini bisa terjadi meskipun kita sama sama menebarkan aroma wangi?" Tanyaku.

" nanti engkau akan menjadi seperti ini waktu dewasa. Aroma aroma wangi ini pun tumbuh bersama kita. Dari dulu aroma wangi ini dibawa para gadis kemudian dibawa erat para wanita " jawabnya sambil memelukku erat erat.

Hari kelahiranku merupakan masa masa yang dekat dengan kemunculan risalah. Setelah keluargaku memilih islam. Aku ingat kaum mukminin sedang membaca ayat-ayat dari surat al-qamar ketika aku sedang bermain dengan teman-temanku. Asma adalah kakak perempuanku, temanku dan sekaligus sahabat rahasiaku lami juga bersama sama pergi ke toko toko pasar ukaz kami kerap bersama sama jalan ke pasar kain yang kebanyakan dijalankan oleh orang orang keluarga tamim, toko toko perhiasan, sampai kejalan jalan besar. Bahkan jika bisa dan sedang tak ada keramaian, kami biasanya masuk ke ka'bah. Ditempat haram inilah kaum muslimin dilecehkan.

Ka'bah merupakan tempat ibadah kuno yang dianggap sebagai pusat "agama leluhur" oleh para tokoh pemuka di mekkah. Tempat ini sering dikunjungi pedagang-pedagang yahudi dari madinah dan para tokoh katolik dari damaskus.

Ditempat ini pula pengembara dari yaman suka menceritakan kisah perjalanan panjang diiringi nyanyian. Mereka kerap mengenakan pakaian yang terlihat aneh. Dengan imbalan uang sekadarnya para wanita tua yaman akan menceritakan dongeng selama berjam-jam. Aku suka dengan cerita-cerita kehidupan manusia yang menggetarkan hati. Mereka berangkat dari kapal-kapal yang mereka tumpangi dari afrika ke mekkah.

Saat berkeliling pasar kakakku selalu memegang erat tanganku dan tak pernah melepaskannya. Ayah selalu menasehati dan memperingatkan mengenai hal ini. Ayah memang sangat perhatian dan melindungi anak-anaknya, terutama keselamatan anak-anak perempuannya. Harga diri dan keamanan selalu menjadi hal utama. Beliau takut kehilangan diriku. Khususnya di hari-hari pasar yang ramai aku dilarang pergi sendirian dari rumah. Kakakku yang berumur kurang lebih enam belas tahun pun hanya bisa berjalan di sekitar daerah yang berada di bawah kontrol suku tamim. Kamu para wanita dari keluarga tamim diperingatkan menjauh dari pasar-pasar yang sibuk dengan perdagangan minuman keras dan budak.

Itulah hari saat aku melihat mereka.

Kami mendengar bahwa ibu susuku istri dari Wail Abu I;-Quays datang ke kota mengunjungi kerabat-kerabatnya. Ketika memikirkan ibu susuku saat membelikan kain untuk baju dari pasar-pasar keluarga tamim. Pikiranku bercampur antara kerinduan dan rasa terimakasih kepada dirinya dan keluarga.

Begitu pembelian hadiah selesai lebih awal, seperti biasa kami terpikir untuk mengunjungi ka'bah sebelum pulang. Saat itulah kami melihat dua orang sedang bersandar tepat di pintu masuk ka'bah. Mereka adalah prajurit tahanan perang terakhir dari sisa-sisa tentara abrahah yang datang dahulu dengan pasukan gajah untuk menghancurkan ka'bah. Keduanya sangat tua bahkan jika tanpa dukungan tongkat mereka seakan-akan berada di ujung nafas terakhirnya. Kedua mata mereka pun buta.

Aku mendengar cerita dari mulut kakakku dengan penuh keterkejutan. Salah satu dari kedua orang itu adalah pemimpin dan pengatur gajah putih tentara abrahah yang sangat terkenal, sementara satunya lagi ternyata pelayan dan pelindungnya. Kami dididik untuk tidak suka mengolok-olok. Kami melihat kedua orang tua itu dengan pandangan kasihan dan penuh pelajaran.

Di masa-masa awal islam, jumlah orang muslin masih sangat sedikit. Bahkan selain keluarga kami sendiri tak ada satu pun teman yang bisa diajak berbagi dengan apa yang kami lihat. Jadi sama sekali tiada orang yang memikirkan keadaan kedua orang itu di sekiyar lingkungan kami. Mungkin juga hal itu terjadi karena ketidakadilan. Kelihatannya banyak orang zalim mengambil tahanan sehingga peristiwa gajah itu seperti terlupakan. Kenyataannya, peristiwa hujan batu yang di bawa burung ababil untuk mengusir pasukan-pasukan gajah abrahah merupakan masa pembelajaran penting dalam sejarah masyarakat arab. Masa peristiwa gajah itu trlah lama dilupakan dan kini muncul masa baru mekkah.

Allah yang disembah sepenuh hati kaum muslim menjadi topik pembicaraan hampir setiap hari di masa-masa itu. Allah ialah tuhan yang maha esa. Agama baru yang didakwakan nabi muhammad Saw telah menghapus segalanya. Kemarahan para pemuka mekkah terhadap kaum muslim seakan-akan menghapus ingatan penduduk mekkah yang masih musyrik. Bahkan kedua orang ini yang merupakan sisa daribmasa abrahah pun mulai terhapus sampai tahap terlupakan.

Aisyah R.a Wanita Yang Hadir Dalam Mimpi RasulullahWhere stories live. Discover now