kenangan masa kecil 3

761 54 3
                                    

    Mekkah dikenal sebagai pusat perdagangan. Julukannya " jantung dunia yang berdetak ". Ayah pernah berkata bahwa dunia ini memiliki dua jalan besar. Kedua lengannya membentang kearah selatan. "Ym yang satu membawa sutra dan beludru, sementara yang lain membawa rempah-rempah". Kedua hal ini menjadi ilmu penting dalam lingkup sebuah perdagangan di mekkah(kain sutra dan rempah-rempah). Kelompok-kelompok perdagangan mekkah pun sudah di tentukan.

    Ayah dan kakekku adalah lentera yang merajut masa harum kain sutra di dunia.

    Banyak juga keluarga lain yang sama-sama membawa rempah-rempah kemekkah. Namun entah mengapa kelompok bisnis rempah-rempah yang juga berdagang minuman keras, permata, dan bahan kimia yang bersandar pada orang-orang bersenjata, petugas keamanan bengis, dan para tukang pukul. Menurut kelompok kain sutra termasuk kami, golongan rempah-rempah punya peluang untuk menjadi lebih berani, agresif, dan kerap zhalim. Pada saat bersamaan mereka juga memegang kekuatan tentara yang melindungi kota, yaitu tentara yang diperlukan bila kota berada dalam situasi perang.

    Bani tamim sendiri berurusan dengan perdagangan kain sutra yang berasal dari basra dan damaskus. Aku ingat perjalanan ayah ke yaman berlangsung cukup lama dan petualangan aneh waktu perjalanan pulang. Ibuku adalah wanita berhati-hati. Dia selalu memperingatkan kami untuk tidak menceritakan apa yang diceritakan ayah dalam perjalanan pulang kepada orang lain. Meski tubuh kecilku saat ini tak begitu paham akan hal itu, aku belum tahu apa arti perintah untuk diam.

    Ceritanya ayah bertemu seorang tua dari suku Azd ketika berada di yaman. Orang tua ramah ini banyak membaca buku, mengetahui Taurat dan injil, bisa berbicara bahasa yang berbeda-beda. Dia berkata " wahai pedagang muda, apakah kau dari masyarakat haram(makkah)? " tanyanya di pasar. Ayah menjawab " iya ". Langsung orang tua itu menanyai asal-usul ayah. Setelah tahu bahwa ayah dari keluarga bani tamim yang dikenal dermawan dan hakim yang menyelesaikan perselisihan antar masalah keluarga, orang tua itu menggandeng lengannya. Ia memberi isyarat agar ayah menjadi tamu di rumahnya. Ayah tak ingin menyakitinya menerima tawaran itu ketika malam telah larut dan semua orang sudah memejamkan mata.

" datanglah kemari wahai tamim muda, ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan ", ucap orang tua berjenggot putih waktu itu.

"Aku punya pengetahuan mengenai kedatangan nabi terakhir dimasyarakat haram(makkah). Aku tak tahu apakah dia sudah muncul, tapi aku pikir kedatangannya sudah dekat. Dia adalah sosok yang perkataannya bisa dipercaya, rendah hati tubuhnya tak begitu besar, dan sangat bersih. Dia akan mendapat cacian dan siksaan dari saudara-saudara dan teman-temanya begitu tahu dirinya nabi terakhir. Ah, andai umur dan tubuhku masih bisa bertahan. Andai aku bisa berada di sampingnya membantu ketika menempuh hari-hari yang susah... Meski umurku tak sampai pada hari itu, kau masih muda, berasal dari bani tamim pula.jika kau melihat hari itu dan menjadi saksi, sampaikan salamku kepadanya ", ucapnya.

    Kata-kata orang tua itu telah terukir. Kedalam hati ayah. Memang pada waktu itu semua orang berada pada masa penantian. Bahkan, hanya untuk mencari tahu hak ini banyak orang datang dari jauh menuju mekkah. Orang-orang telah memdapat kabar ini dari injil dan taurat. Nahkan ada yang mulai menanti kemunculannya dari suku Quraisy. Amr pun menjadi salah satu nama yang muncul. Jika kenabian itu muncul dari salah satu masyarakat haram, penantian pun bisa tertuju pada seseorang yang berasal dari garis keturunan unggul meski tak ada seorangpun yang berkata mengenai hal itu.

     Masih terkesan dengan cerita di hari kepulangan ayah dari yaman, dia mendapatkan kabar lebih mengejutkan lagi. Para pelayan memberikan jamuan kepada tamu, dia berkata, "suami bibi kalian Khadijah, al-amin, berkata bahwa dia adalah seorang nabi yang diutus allah, utusan allah seperti nabi musa a.s ".

     Setelah kembali dari perjalanan jauh, adat mekkah mengharuskan seseorang saling berkunjung kepada sesama tokoh untuk mengucapkan selamat datang, pada malam hari itu juga, seorang tokoh mekkah dari Quraisy pun berkata hal serupa. " tahukah apa yang dikatakan temanmu? Ternyata, kenabian turun kepada keponakan abu thalib yang aneh dan yatim itu. Jika bukan karena persahabatan dengannya, aku bersumpah kita akan langsung memberikan perhitungan dengannya. Tapi, kau sudah pulang. Kau cukup baginya. Berilan nasihat kepadanya atau apapun. Lakukanlah apa yang kau mau dengannya, tapi kegilaan ini harus segera diakhiri ", ucapnya.

    Dengan perasaan heran ayah bertanya kepada para tamu yang duduk dihalaman dekat pintu masuk, " apa yang terjadi dengan al-amin? Apa yang diucapakan kepada orang-orang? ".

" dia duduk di ka'bah dan berkata tak ada tuhan selain allah. Dia mengajak orang-orang untuk keluar dari agama leluhur dan masuk agama yang di dak wahkan. Dia adalah nabi utusan allah, ucapnya ", kata mereka sambil menggerutu.

    Beberapa orang mencoba tersenyum meski mereka ingin menampakkan ketidakpedulian atas hal itu. Meski masih kecil, aku bisa melihat betapa mereka sebenarnya peduli dengan hal yang dibicarakan. Jika ini merupakan hal yang bisa di pecahkan dengan tawa dan senyuman, mengapa mereka datang kepada ayah? Disamping itu, mereka ingin ayah menjadi perantara.

     Setelah ayah menjamu dan mempersilahkan para tamu pulang, dengan segera diq pergi keluar.

" Muhammad dimana? " ucapnya bertanya. Begitu mendapat jawaban " dirumah khadijah ", dia segera tiba di rumah itu.

     Mereka berdua berbicara mengenai apa yang terjadi sambil berlutut. Setelah mendengarkan al-amin dengan seksama, ayah menceritakan apa yang dia dengar dari seorang bijaksana tua di yaman. Kemudian, ayah bertanya sesuatu.

" wahai sahabat baikku, siapa yang mengajari apa yang kau katakan ini?"

" malaikat agung yang juga memberi kabar kepada para nabi sebelumku, wahai abu bakar ".

    Ayah kemudian berseru, "atas nama ayahku, ibuku, dan sahabat-sahabatku, aku percaya dengan apa yang kau jelaskan kepadaku. Ulurkan tanganmu! Aku bersyahadat bahwa tak ada tuhan selain allah, kau adalah rasulullah!"

   Ketika ayah kembali ke rumah dari pertemuan singkat tapi penting itu, dia mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan menjelaskan satu per satu. "Orang yang tak pernah bohong kepada orang lain, orang yang dipercaya akhlak dan perkataannya, apakah dia bisa berbohong mengenai allah? Tak perlu diragukan lagi, dia berkata benar " ucapnya.

      Pernyataan ayah atas ucapan syahadat menjadi muslim tanpa keraguan dan kekhawatiran sungguh menyenangkan hati rasulullah.

Aisyah R.a Wanita Yang Hadir Dalam Mimpi RasulullahWhere stories live. Discover now