kenangan masa kecil 2

1K 55 1
                                    

      Ibu dan kakak perempuanku tahu bahwa aku adalah anak yang tak berselera makan .tapi saat ayah telah kembali, mereka tahu aku makan banyak. Karena itu mereka pun menyuruhku duduk diantara ayah dan kakek. Sebagai anak paling kecil dirumah, ayah sangat memanjakan ku. Ia akan menyuapi makanan dari piringnya sendiri kepadaku seperti memberi makanan kepada anak burung.

" Ayah dengar kau kebanyakan lari dan main-main waktu ayah tak di rumah. Engkau juga jatuh sakit. apakah kakek pernah menceritakan dongeng tentang anak yang tergesa-gesa dengan raja tua, Aisyah? " tanya ayah sembari membelai rambutku.

"Hmmm.... wangi sekali rambutmu, Aisyah pasti kakakmu yang anggun ini merias putri kecilku.kalau dewasa nanti banyak raja yang akan datang menginginkanmu sebagai menantu. Tapi ibu dan kakek takkan memberikannya kepada mereka " ucapnya.

" Aisyah takkan pernah dewasa " seru ibuku. " begitu bangun pagi dia langsung ingin pergi main dengan teman-temanya. Seharian penuh ia lari-lari, keringat membasahi tubuhnya. Tak satupun makanan dia sentuh. Meski teman-teman seumurannya mulai belajar melipat dan merajut kain wol, dia malah pergi menonton pertandingan unta bersama kakak laki-lakinya ".    

     Meskipun seluruh pembicaraan selalu berakhir mengenai diriku, yang selalu ingin aku dengarkan adalah berita-berita dan cerita baru.

" Ayah aku mohon ceritakan dongeng anak yang tergesa-gesa dengan raja tua itu. Aku mohon ceritakan itu padaku ya ", ucapku

     Mungkin satu pekan atau satu bulan cerita-cerita dari perjalanan ayahku ini akan selesai. Bani Tamim akan menceritakan air terjun kami di mekkah. kakek-kakek kami terkenal dengan kedermawanannya. Dari damaskus sampai yaman, mereka banyak menempuh perjalanan perdagangan. Dari jeddah sampai kelaut-laut yang tak pernah mereka tahu. Dari setiap kali perjalanan, mereka akan kembali dengan pengetahuan baru, dengan keterangan baru dari dunia-dunia baru.

" Tamim adalah pusat pangeran-pangeran dermawan padang pasir ", ucap para pengembara yang datang ke mekkah. Garis keturunan merupakan gal yang paling penting dan pengetahuan yang paling berharga yang diturunkan dari satu generasi dan generasi selanjutnya.

    Dimekkah diantara keluarga yang sangat memetingkan harga diri, diam-diam terjadi persaingan tersembunyi. dari kekayaan sampai perlindungan agama. Belum lagi soal keunggulan sastra, khusus nya diantara para suku yang suka membesar-besarkan persaingan dalam hal syair. Itu semua tampaj seperti usaha aneh demi membangun nama baik yang dirasakan dalam setiap hal.

    Benar,soal keaunggulan terkait padang pasir, kekuatan mugkin berarti segala-galanya. Meski demikian, memaksakan kekuatan atau menonjolkan keunggulan kekayaan duniawi dengan tanpa perhitungan pun terjadi di mekkah. Misalnya soal kedermawanan, keramahan, pengetahuan, dan kepercayaan. Belum lagi keadilan yang tak bisa dijual dengan uang. Bani tamin kerap disebut "para pelindung padang pasir yang berwibawa ".

   Ketika tiba di perkampungan bani Ummayyah, mereka pun melakukan perjalanan dagang serupa seperti yang ayah dan kakekku lakukan. Kadang-kadang, keuntungan yang mereka dapatkan malah lebih unggul, namun bani umayyah juga dikenal dengan suku yang berbahaya. Mereka tampak menakutkan hati, terutama dari persaingan di antara mereka sendiri dan ketakutan dari kaum miskin. Sebaliknya, ketika bani tamim disebut, wajah orang-orang langsung dipenuhi senyum bahagia. Bani tamim ialah nama suku kami. Bani tamim dikaitkan dengan harapan keadilan bagi orang orang tak mampu maupun para yatim. Adab paling unggul yang kami pelajari dari ayah-ayah kami terdahulu ialah melindungi dan membantu orang-orang miskin, para yatim yang tak memiliki siapa-siapa, pengembara, dan murid-murid.

" karena itulah tamim mendapatkan banyak keberuntungannya ", ucap kakekku(abu kuhafa). " yang kami lakukan hanya untuk kasih sayang dan rahmat m. Jangan pernah lupa, jangan pernah bercampur dengan keburukan. Jamulah mereka sehingga mereka pun menjamu kalian ".

   Dan keingintahuan yang besar akan puisi....

    Mendendangkan kata-kata indah sudah seperti warisan yang diberikan keluarga kami tidak hanya laki-laki tahu bagaimana membaca dan menulis serta menghitung dan pengetahuan sejarah. Para perempuan di keluarga kami juga dididik untuk belajar, membaca, menghafal, dan mengetahui adab sopan santun seperti yang di ajarkan kepada laki-laki. Di rumah, ketika saudara-saudara tua, nenek-nenek dan bibi-bibi kami menginginkan suatu pekerjaan, mereka mencium kening dan berujar, "  jangan pernah lupa ". Mereka lantas memegang ujung telinga, kemudian menghembuskan nafas dihati kami.

   Suatu hari aku menanyakan apa artinya itu sebab mereka pun melakukan serupa kepada saudara kami dari jauh. Nenek dengan senang menjawab pertanyaanku. Ia menjawab, " anak nakal perempuan itu lebih dewasa dari pada penampilan dan umurnya. Kalau besar nanti, semoga kau menjadi menantu para orang besar, wahai putri kecilku ".

   Ketika nenek berkata begitu, ibuku dengan nada ketus membelai rambutku, " Aisyah masih suka bermain dengan boneka-bonekanya. Banyak sekali boneka di kamarnya. Kalau terus seperti itu, dia takkan pernah tumbuh dewasa. Meskipun tumbuh dewasa, kakek dan ayahnya takkan memberikan dia sebagai menantu siapapun. Tetua bani tamim sangat mencintai anak perempuan yang pintar ini ".

     Nenek bicara sambil mengunyah buah kenari. Dia terdengar mengeluarkan suara, " kalau begitu, jangan lupa ini. Crap crap crap...  Dua hal jangan lupa biarkan dihafal baik dengan telinga maupun hati. Yang pertama adalah pendengaran. ya, crap crap crap.... Hanya mendengar kebenaran dengan belajar dan tahu. Crap crap crap... yang kedua lebih penting ialah semua yang kita pelajari dengan mendengar hanya takkan terlupa bila diukir di dalam hati. ya, crap crap crap.... Jadi, agar jangan lupa, kita harus melakukan itu. jika mengerti betul atas apa yang didengar, kita takkan pernah lupa. Ya, seperti itu maknanya, wahai gadis mungil ".

" ayah bilang bahwa ia tak pernah lupa dengan puisi-puisi yang didendangkan seorang tua bijaksana dari suku azd di yaman ketika baru saja kembali ", ucapku.

    Ibuku tahu kemana pembicaraan ini berakhir langsung memotong pembicaraan. " Aisyah sayang, kakakmu memanggilmu. Ada kain yang harus dibawa untuk para wanita bani khuwaylid ", ucapnya.

    Ayah berbisnis kain dan pakaian. Bani tamim merupakan suku besar. Kami bergelut diberbagai bidang perdagangan uang berbeda-beda. Kami adalah pedangang dipercaya. Banyak orang yang meminta mengirimkan barang dari yaman sampai suriah.itupun dengan barang dagangan yang akan masuk keseluruh wilayah arab, baik berupa sutra maupun rempah-rempah dari afrika, atau ke kota-kota di yaman.

Aisyah R.a Wanita Yang Hadir Dalam Mimpi RasulullahWhere stories live. Discover now