10. SERDA (K) NINDYA ADYAS NIGRUM

Start from the beginning
                                    


---------





Sesampainya di mes Nindya langsung merebahkan dirinya ke kasur, Adista sedang makan di dapur. Tidak lama Ponsel Nindya berbunyi ternyata sang bunda yang menelpon. setelah mendapat kabar dirinya akan melaksakan Pendidikan Kejuruan bersama Adista, Nindya mulai menghubungi sang bunda namun tidak jua di angkat. Nindya mengangkat dengan Mata terpejam "Assalammuallaikum bundahara" terdengar sang bunda seperti terkekeh saat sang anak memberi salam "waalaikumsallam bu tara, tumben banget nelponin bunda. kenapa nak? ada sesuatu, cerita coba" Nindya menarik Nafas nya "Nindy mau Pendidikan Kejuruan bun"

"Kena di mana neng? tapi kok suaranya kaya nggak semangat gitu" tanya bunda.

Nindya mengubah posisinya menjadi duduk "Nindy kena di Jasmil bun,bukan nya nggak semangat bun, ternyata perjuangan Nindy masih panjang he..he" Jelas Nindya.

Bunda tersenyum"Neng sampai nanti pun perjuangan neng masih terus berlanjut nak, nggak ada perjuangan yang selesai. ingat ini pilihan neng,  jalani semua dengan iklas insyaallah mudah semuanya" Nasehat Bunda kepada Nindya.

Nindya terisak merindukan Bundanya "Bunda Nindy kangen bun" Bunda hanya terkekeh "eh yang mau jauhan kan neng, jadi nggak usah sedih-sedih enjoy aja enjoy. mau ngomong sama ayah nggak mumpung nggak .sibuk nih si bapak" Nindya mengelap air matanya "ishh bunda, mau deh bun"

"halo bu tara" terdengar suara serak sang ayah.

Nindya tersenyum lebar "Ayah samperin Nindy dong" Minta Nindya Manja

"ogah ah, ngapain nyamperin. orang neng yang mau jauh kok"

"Dih ayah jahat banget deh, yah Nindy Mau pendidikan kejuruan loh"

"Kena dimana neng? Jangan-jangan Polisi Militer kaya ayah ha..ha..ha" Nindya berdecih kecil mendengar jawaban sang ayah.

"Dihh nggak yah, Nindy kena di jasmil. kita biarpun satu rumah, harus beda satuan dong yah ha..ha" Jawab Nindya

terdengar suara kekehan dari sang ayah "Yasudah buat bu tara nya ayah dan bunda tetap semangat ya nak, jangan tinggalin sholat nya bekerja dengan ikhlas ingat sumpah untuk negara"

Mata Nindya mulai memanas, ia sangat rindu Ayah dan Bundanya "Iya yah, pokoknya tunggu Nindy pulang ya yah" Nidya mendegar ayah nya Terkekeh "Iya iya. yasudah ngomong sama bunda dulu ayah mau siap-siap ke acara"

Tidak lama kembali terdengar suara Bunda "Halo neng, udah ya ntar Bunda telpon lagi. neng jangan lupa makan ya nak"

"Mau kemana sih bun? riwueh banget"

"ada acara di rumah tante heru, laras Tunangan sam..." Belum selesai bunda bicara sudah di potong Nindya "oh yaudah bun lanjut aja, Nindy mau makan siang dulu"

"oh yasudah nak iya, asalamuallaikum" setelah menjawab salam Nindya terdiam, Ucapan Tante heru dan tante wira ternyata terwujud. Sekarang Bagus sudah menjadi milik Laras, Nindya tertawa dalam Diam.

mungkin setelah ini Nindya akan tenang pulang ke rumah, Bagus yang dahulu Miliknya. Bagus yang selalu ada untuknya, kini sudah bersama Orang lain yang Bagas Tau Nindya tidak menyukai nya.

Adista terkejut mendapati sahabat nya itu menangis pelan. Adista mendekat "Ihh Nin lo kenapa?" Tanya adista yang masih mengenakan Pakaian dinas

Nindya mengeleng "nggak apa-apa, cuma kangen Bunda aja" Adista tidak percaya, ini Bukan Nindya. selama berteman Nindya tidak pernah begini saat merindukan sang Bunda "nggak lo bohong, kenapa cerita nggak?" Paksa Adista.

Nindya menatap Adista, Lalu memeluk Sahabat karip nya itu "Bagus tunangan sama laras Dis" Bukan Main terkejutnya Adista, Adista tidak begitu mengenal Bagus, Namun Adista tau semua cerita dari Nindya.

Adista mengelus-elus Pundak Nindya "Udah dong, mungkin ya ini udah jalan terbaik nya Nin. Lo pikir, kalau misalkan lo sama dia sama-sama mendam rasa terus lo balik Bukan lagi Nindya yang dulu tapi lo udah jadi Sersan sedangkan Dia prada. kalian sama-sama sakit dan nggak mungkin kalian bakal ngerelain karir kalian cuma buat cinta " Adista mencoba menenang kan "Nggak usah nangis, doain aja semoga mereka baik-baik aja jadi keluarga yang baik udah jangan malah lo tangisin ehh buang-buang air mata lo aja tau nggak" Nindya mulai menarik badan nya lalu mengelap air matanya.

Nindya menarik nafas pelan "Iya dis, gue coba relain. karena dari awal ya gue nggak mau terus gini" Balas Nindya

Adista tersenyum paham lalu kembali ke posisinya sambil memainkan ponsel"Yaudah ntar malam siap-siap deh buat berangkat"

"iya dis iyaa,sedih gue mau ninggalin mes ini" Adista melempar Nindya dengan Bantal "halah lo sedih gara-gara bagus mau tunangan Bu, bukan gara-gara mau dikjur" Nindya tertawa memdengar jawaban sahabatnya itu

Nindya sangat senang memiliki Adista, Rekan kerja sekaligus Saudara. Adista penenang karena ia jauh dari bunda, ingin rasanya Nindya menjodohkan Adista dan Sang kaka namun Adista belum mau kenal sama siapa pun dulu.

Sama seperti Adista, Nindya Masih ingin belajar banyak dan memperbaiki karir nya. Ia tidak akan begitu-begitu saja, ia akan belajar lebih baik untuk semua yang berjuang bersamanya.

'Selamat Gus, Semoga lo bahagia. Semoga itu pilihan terbaik lo, gue nggak akan nagih janji lo ke gue dan gue bakal lupain janji itu dan anggap nggak ada apa-apa antara kita' Batin Nindya lalu mulai menghapus fotonya berasama Bagus.








============
Next guys!!💚
jangan lupa Vote, maap kalau ada kesalah ya❤

Karena Cinta (Akan ada revisi cerita)Where stories live. Discover now