Chapter 1 : (P) Ultra-Classified

Magsimula sa umpisa
                                    

William yang masih berdiri disamping meja kerjanya hanya tersenyum, tersenyum dengan sebuah selebrasi didalam hidupnya. Ia lalu mengeluarkan data misi ke depan display komandonya. Terlihat sebuah video serta beberapa tulisan mendetail mengenai apa yang ingin diberitahu kapten itu.

"Sebuah truk kargo milik Divisi Infantri Mekanis ke-5th milik Amerika mengangkut sebuah muatan. Aku tidak tahu detailnya, mungkin ada didalam berkas yang kau pegang itu. Kargo itu harus sampai disebuah daerah terpencil di dekat distrik Mazari Sharif, Afganistan Utara, jangan biarkan kargo itu lecet, mau itu debu atau peluru, aku akan mengakuisisikan unit lapis baja dari divisimu dibawah komandomu. Bisa dibilang pangkatmu sudah menyamai seorang kapten dengan posisimu sekarang ini." Jelas William, walau pendengarnya masih dengan pikiran yang campur aduk.

"Dimengerti, aku akan pergi untuk briefing dengan anak-anakku" Jawab komandan itu.

Ia mengambil sikap hormat dan melangkah menuju pintu. William mencegatnya dengan menahan pintu.

"Tidak ada ruangan untuk sebuah kegagalan, kawan. Janji?" 

"Gak janji"

William tersenyum dan ia yang mempersilahkan komandan itu keluar dari ruangannya.

Pesawat tempur lalu-lalang bersamaan dengan hadirnya matahari menyinari pangkalan udara Kandahar, sebuah sambutan untuk hari yang sama untuk tentara-tentara yang sudah merindukan kekasih-kekasih mereka di negara asalnya. Tidak untuk Resimen Spesial Infantri Mekanis ke-21st "WeebsTruppen", resimen yang mirisnya, diisi oleh orang pemuja gambar dan hal berbau Jepang. Walaupun begitu, anggotanya lumayan banyak berasal dari kalangan elitis, seperti dari pasukan elit KSK Jerman, elit dari Polandia GROM, Delta Force Amerika, SOG Jepang, bahkan Kopassus Indonesia!

Walau tidak banyak tentara elit dan juga banyak tentara yang masih baru-baru dalam resimen ini, tetap saja tidak merubah fakta dengan kemungkinan pangkat Prajurit yang masih baru dengan keadaan perang Afganistan yang penuh dengan bukit-bukit pernah mendapat sedikit ilmu dari pasukan elit itu. Sumber daya manusia yang sangat berharga, walau dengan perilaku yang berbalik dengan kemampuannya.

Torru melangkahkan kakinya kedalam barak dimana resimen ini bermarkas. Ia langsung disambut dengan bau-bau yang ia kenal, tapi tidak menyenangkan sama sekali, bau pandan yang menyengat. Melewati ranjang bertumpuk, dengan beberapa prajurit yang sedang tidur siang setelah menjalankan misinya, mulai dari yang tidur dengan normal, sampai yang memegang dakimakura.

Diujung bangunan itu, ada sebuah ruang rapat dan tepat pada waktunya komandan dari setiap peleton sudah berkumpul disana sedang nonton bareng ayam betina berdasi. Dari yang tiduran di lantai, sampai berjongkok diatas kursi, mereka mencari posisi ternyaman saat menonton "itu", bahkan ada yang sudah bablas dengan merogoh celananya.

"P"

Satu huruf dari Torru langsung membuat seluruh ruangan terdiam. Ada yang panik dan pura-pura tidur, ada yang masih terjebak dengan dunia fantasi yang ditontonnya. Sebuah pemandangan tercela bagi umat manusia, apalagi datang dari resimen yang sudah di spesialkan.

"Sial, tinggal dikit lagi" Keluh seorang perwira sambil memberi jari tengah yang terhomat kepada komandannya itu.

"Siapa suruh semedhi di ruang rapat? Rame-rame lagi, pesta gay kah?" Tanya Torru kepada segenap kaki-tangannya yang sudah bau pandan.

"Pesta gay ndasmu, ndan. Lagi liat pekop cunn-"

Belum selesai perwira yang berasal dari Indonesia itu menyelesaikan kalimatnya, perwira lain yang memiliki perawakan seperti orang Slavic, langsung membungkan mulutnya yang kotor itu. Dia kemudian, yang masih dengan resleting terbuka juga, walau dengan wajah seperti seorang veteran muda, memberi hormat kepada komandannya itu. Torru membalas hormatnya dan perwira itu mulai berbicara.

"Komandan, kami sedang dalam mode beristirahat, semoga hal ini tidak menganggumu. Ada apa dengan kedatangan komandan hari ini?" Tanya perwira Rusia itu, mengalihkan topik.

Komandan itu berjalan menuju kedepan ruangan rapat, menghalangi sesuatu yang sedang mereka saksikan. "Aku tidak peduli dengan hal-hal yang kalian lakukan, matikan video itu dan ambil tempat duduk masing-masing, serius nih." Ungkap Torru.

Torru memperlihatkan data yang baru saja ia dapatkan seputar misi, di ruangan rapat terdiri dari pemimpin skuad dan pemimpin peleton kedua yang nanti akan mendukung jalannya misi. Karena hak khusus, pemimpin peleton kedua yang juga teman dekatnya hanya bisa mengangguk-angguk saja, tidak dapat membantah.

Muncul detail misi di depan proyektor, sebuah gambar dari cover depan dokumen itu. "Ultra-classified, dispose the paper after reading the instruction. Failing to comply will result in espionage, sabotage *Lihat selengkapnya*. Torru kemudian menggeser file dokumen itu ke slide selanjutnya. Kini, seluruh mata terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"Mari kita mulai rapat ini, misi berat tiba-tiba datang menimpa kita. Walau kita terlatih, bukan berarti mereka bisa semena-mena, aku bahkan belum sempat pergi jalan-jalan bareng ayang <3. Kembali ke topik, misi ini sangat berat dan... Aneh.

..

...

....

.....

......

Singkatnya, kita akan membawa hulu ledak atom/nuklir"

***** 

apvot, abis di revamp

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

apvot, abis di revamp. Moga lancar ga ngestuck ea. Jan lupa komen, w make chapter lama jdi masih ketinggalan komenan lama wkwkwk. So yeah enjoy, next chapter keluar secepatnya, tapi enggak di luar, di dalem.

(8-5-22)

Stranded In A New World (Revisi + Slow Update)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon