10

6.2K 326 22
                                    

Sudah pukul 22:00 malam, Selgina belum juga terbang ke alam mimpi. Pasalnya ia harus berbagi tempat tidur dengan seorang makhluk yang berstatus sebagai suaminya.

Dimana tubuh kurusnya didekap dengan sangat erat, dan juga wajahnya berhadapan langsung dengan Bibir Jimmy yang mengeluarkan dengkuran halus, mengganggu pendengaran Selgina.

Dengan gerakan perlahan, Selgina mencoba merubah posisinya. Otomatis ranjang yang mereka tempati bergerak hingga menimbulkan bunyi.

"Bisa diem nggak sih? Ini gua tidurnya jadi ke ganggu" Memang ngeselin makhluk sableng di sampingnya itu, sudah mengambil tempat tidur pasien rumah Sakit, mengganggu waktu istirahat, sekarang malah marah-marah karena waktu tidurnya terganggu.

"Kamu pulang aja deh" Titah Selgina agak kesal sebenarnya, tanpa merubah posisi tidurnya, tetap membelakangi Jimmy.

Bukannya turun dari Ranjang sesuai perintah Selgina, Jimmy malah semakin merapatkan tubuhnya dengan Istrinya itu. Menempatkan wajahnya berada tepat pada caruk leher Selgina. Sementara tangannya telah menyusup masuk kedalam baju rumah sakit yang dikenakan Selgina.

Selgina sendiri dibuat terkejut dengan tindakan tak terduga dari Jimmy. Ia hanya bisa menahan napasnya, dan tak lupa merapalkan doa agar detak jantungnya tidak bisa di dengar oleh makhluk sableng itu, kalau Jimmy mendengar detak jantungnya yang bekerja dengan cepat bisa-bisa Jimmy salah mengartikan.

"Apa perlu kaya gini terus supaya loe diam?" Suara bass Jimmy seakan langsung bergema di telinga Selgina. Hembusan napasnya mampu membuat aliran darah Selgina seakan berdesir.

Melihat lawan bicaranya yang hanya diam layaknya patung, Jimmy kembali angkat bicara.

"Yang" Panggil Jimmy dengan nada yang seolah sedang menggoda.

"Apaan" Jawab Selgina sedikit gugup. Untuk pertama kalinya Selgina gugup berbicara di depan Jimmy, kan biasanya mah ceplas-ceplos.

"Gua mau ngomong" Jantung Selgina benar-benar terasa copot dari tempat aslinya. Otaknya kenapa bisa salah mengartikan ucapan Jimmy, seolah sudah tahu apa yang ingin Jimmy bicarakan.

Hanya perlu satu kali tarikan napas untuk Selgina menormalkan kembali detak jantungnya yang tidak stabil.

"Apaan?" Tanyanya dibuat sok tidak peduli aslinya mah sudah penasaran.

Tanpa minta izin terlebih dahulu, Jimmy sudah merubah posisi tubuh Selgina, menghadap kearahnya. Hanya tiga detik pandangan mereka saling bertemu. Didetik selanjutnya Jimmy sudah mengalihkan tatapannya, menatap langit-langit ruang inap.

"Satu bulan lagi Ujian, jadi gua udah putusin akan berhenti kerja dari Restoran. Gua mau fokus belajar, sama fokus jaga anak kita. Kalau kerja di Restoran, waktu belajar gua sedikit, dan intensitas pertemuan kita juga berkurang. Sebagai gantinya, gua akan kerja tiap wekeend jadi ojek online"  Diakhir pembicaraannya Jimmy kembali menatap Selgina menunggu respon dari Istrinya itu.

"Aku selalu dukung keputusan kamu"

"Makasih"

"Makasih untuk apa?"

Jimmy terkekeh pelan, bingung mau menjawab apa. "Nggak tau, pokoknya makasih" Ia meraih pergelangan tangan Selgina, menggenggam jemari tangannya. Sedangkan pandangannya tetap menatap langit-langit.

"Sejak kapan cicak lebih menarik dari Istri?" Sindir Selgina, lebih tepatnya cemburu pada cicak yang menempel di atas langit-langit yang sedari tadi terus ditatap oleh Jimmy.

Jimmy kembali terkekeh, kali ini ia sudah menghadiahi Selgina dengan banyak kecupan manis pada punggung tangannya. "Please deh jangan cemburu sama cicak. Siapa tau aja itu cicak cowok, kan malu-maluin kalau loe cemburu"

Trending Love [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora