25. In the name of love

5.5K 792 55
                                    

"Donghyuck!"

Si tuan pemilik nama berbalik, mendapati teman sekelasnya berlari dengan tergesa-gesa. Donghyuck mengerutkan dahi begitu Hyunjin mengutarakan maksudnya memanggil.

"Mrs. Anne memintaku untuk bilang padamu, jika hari ini senggang dia ingin bertemu."

"Mrs. Anne?" Donghyuck mengulang. Hyunjin mengangguk pelan. "Ada apa? Aku tidak mengambil kelasnya,"

"Entahlah. Aku hanya menyampaikan dan uhh-" Hyunjin teringat sesuatu. Dia mengambil kertas dari dalam tasnya. Hasil ujian beberapa waktu yang lalu. "Ini milik Jisung. Aku bingung bagaimana menyerahkan padanya. Kudengar dia mengambil cuti kuliah. Jadi aku titip padamu saja ya?"

"Kami sudah tidak bersama lagi," potong Donghyuck cepat. Namun Hyunjin tetap memaksa.

"Ahh ayolah! Masa kalian putus? Tidak percaya aku. Pokoknya pegang ini dan serahkan padanya. Lalu kau temui Mrs. Anne. Okay Lee, see ya!"

Donghyuck cuma bisa menghela napas sambil menggumam. "Mengapa dunia tidak bisa membiarkan aku jauh darinya sebentar saja?"

•••

Donghyuck menemui Mrs. Anne yang kemudian dia ketahui sebagai PA dari Park Jisung. Tak banyak yang mereka bicarakan, Mrs. Anne hanya menanyakan kabar Jisung dan kebenaran jika pria itu mengajukan cuti kuliah.

Tentu saja Donghyuck terpaksa menjawab-- dengan sedikit mengada-ada. Dia bisa apa?

Satu kampus mencari Jisung, dia yang ditanya. Padahal Donghyuck sendiri sudah bilang:

Aku tak tahu.

Kami tidak bersama lagi.

Kami tak pernah bertemu.

Dan blablabla.

Tapi tetap saja orang masih bertanya. Membuat Donghyuck jadi bingung, sebenarnya teman Jisung ada Jeno, Renjun, Mark, Chenle dan Lucas. Kenapa harus dia yang ditanyai? Tidak tahukah seisi dunia ini jika dirinya sedang berjuang untuk move on?

Dan sekarang dia berdiri di depan pintu Dawon Cafe milik kakak Mark, tempat di mana Jisung bekerja. Sepulang dari kampus, dirinya memutuskan mampir untuk bertemu Jisung. Menyampaikan amanat orang-orang, meski dengan setengah hati.

Jujur saja, Donghyuck tidak siap bertemu mantan yang sialnya semakin tampan.

Dia masuk ke dalam, memilih duduk di tempat biasa. Meja nomor 27 dengan spot tersembunyi yang jarang diperhatikan orang. Donghyuck memperhatikan suasana yang sedikit ramai, pegawai kafe berkeliling tapi tidak ada Jisung.

"Maaf permisi," Donghyuck memanggil salah satu pegawainya. "Aku ingin tanya, apakah Jisung bekerja hari ini?"

"Ohh Park Jisung? Jam kerjanya sudah habis sepuluh menit lalu, mungkin sedang berada di ruang loker. Apa anda temannya?"

Donghyuck mengangguk. "Terima kasih, maaf sudah merepotkan."

Donghyuck memutuskan keluar, memutar ke arah pintu belakang kafe di mana pegawai biasa keluar masuk dan menunggu Jisung di sana. Pemuda manis itu melirik jam tangannya, pukul setengah enam petang. Cuaca mulai kurang bersahabat dengan langit menggelap.

Tidak lama, pintu besi itu terbuka. Pria tampan dengan coat dan masker hitam keluar dari sana. Rambutnya masih berwarna biru seperti terakhir kali bertemu.

Ketika keduanya saling bertatapan, atmosfer terasa berubah sejenak. Jisung begitu terkejut, mendapati Donghyuck berdiri di tempat ini seakan menunggunya dan tersenyum.

Toxic || JihyuckWhere stories live. Discover now