23. All about us part III

5.7K 766 39
                                    

Baru sadar kalo ay udah lama ndak nyelipin poto mereka😌

Flashback.





"Selamat siang bibi, namaku Lee Donghyuck. Salam kenal,"

Hari itu, Jisung membawa Donghyuck ke rumahnya. Dikenalkan pada kedua orang tuanya yang ternyata sangat bersahabat. Jisung anak tunggal, dan melihat Donghyuck seperti menemukan adik bungsu untuk anak mereka.

Donghyuck pemuda sederhana dan baik. Terkadang saat bertemu, Jisung kelewat sibuk dengan urusannya sendiri. Entah dengan anjingnya atau Jeno dan Mark yang juga kebetulan ada di rumahnya. Donghyuck terabaikan.

Tapi pemuda itu tidak duduk diam. Kadang-kadang nyonya Park yang sedang sibuk di dapur mendapatinya mengintip manis sekali.

"Donghyuck sedang apa?"

"Hehe tidak bibi. Hanya melihat saja bibi memasak,"

"Jisung mana?"

"Dia sedang bicara dengan yang lain," Donghyuck kemudian menyiratkan kesenduan. "Dan dia minta aku tidak mengganggu,"

Nyonya Park kasihan. Lalu dia memanggil Donghyuck mendekat dan menyerahkan apron.

"Mau bantu bibi membuat kue?"

•••

Orang tua Jisung biasanya selektif dalam pergaulan anaknya. Mereka memilih yang satu level. Berteman dengan orang biasa hanya akan membuat kelas mereka terasa timpang sebelah.

Tapi Donghyuck adalah pengecualian.

"Donghyuck, paman ada oleh-oleh untukmu! Anggap saja ucapan terima kasih karena sudah bersahabat dengan anakku yang kurang ajar ini,"

Tuan Park menepuk kepala anaknya, membuat Donghyuck tertawa geli.

"Ayah, jangan mengataiku kurang ajar di depan Donghyuck!" Jisung mengajukan protesnya.

"Biar saja! Ayah mau Donghyuck jadi anak ayah. Dari pada dirimu, pembangkang!"

Donghyuck hanya mengulas senyum, pipinya bersemu dan membuat nyonya Park merasa gemas. Kemudian sudut hatinya tergelitik untuk bicara. "Seandainya kau seorang gadis, bibi akan menikahkanmu dengan Jisung hari ini juga. Kau manis sekali dan baik. Terima kasih sudah menjadi sahabat anakku. Meskipun Jisung punya Jeno dan yang lain tapi Jisung berbeda jika bersamamu. Kau membuatnya tersenyum bahagia,"

Donghyuck mengangguk pelan. "Sama-sama bibi,"

"Nanti kalau Donghyuck punya pacar, kenalkan pada bibi ya! Bibi harap kau mendapatkan seorang gadis yang cantik dan baik hati. Karena kau juga baik,"

Donghyuck mengangguk lagi, kemudian memandang lurus ke depan di mana Jisung dan orang tuanya sibuk bercakap di sela acara makan malam mereka.

Dia menghela napas berat sekali. Bibirnya berucap lirih, "Seandainya aku seorang gadis, mungkin Jisung tak akan dijodohkan dengan orang lain."

•••

Sejak Jaemin datang, semua berbeda.

Donghyuck jarang berkunjung. Nyonya Park terkadang merindukan kelinci manis itu membantunya membuat camilan atau ngobrol sambil minum teh. Donghyuck itu santun. Tak pernah meninggikan suaranya pada orang yang lebih tua.

Berbeda dengan pemuda yang satu ini.

"Aku tak suka makan udang, bibi! Kenapa bibi memasak udang? Aku alergi apa bibi tidak tahu?"

Jaemin merajuk. Siang itu dia berkunjung ke rumah Jisung dan nyonya Park sedang mencoba resep baru. Dia tidak marah jika Jaemin menolak masakannya. Jaemin alergi dan dia tidak tahu.

Hanya saja, cara pemuda itu bersikap membuat nyonya Park terluka.

Pemuda itu manja dan memonopoli Jisung untuk dirinya sendiri. Nyonya Park sadar, mungkin Donghyuck mulai menjaga jarak karena Jisung sudah punya calon pasangan. Dia mungkin tidak enak pada Jaemin.

"Ibu kangen temanmu," ujar nyonya Park di suatu senja, Jisung baru saja pulang dari kampus.

"Siapa bu?"

"Donghyuck,"

Jisung hanya bergeming. Kemudian bicara sambil berlalu, "Ya, aku akan mengajaknya ke rumah besok. Tapi ibu saja yang mengobrol dengannya,"

"Memang kau mau ke mana?"

Jisung menunjukkan dua tiket pesawat ke Busan. "Ayah Jaemin memberikan ini untuk liburan akhir pejan. Ingin menolak tapi ayah bilang jangan kecewakan Jaemin. Tuan Na baru saja meminjamkan dana untuk proyek ayah di Daegu,"

"Ayahmu kelewatan. Bisnis dan urusan hati harusnya jangan disamakan," Nyonya Park kecewa.

Tapi percuma, dia menghormati apa pun keputusan suaminya. Karena tuan Park adalah pria berwatak keras.

"Jika kau mau tahu pendapat ibu, jangan terlalu memberi harapan pada pemuda itu. Dia bukan tipikal pasangan yang baik untuk dijadikan pendamping hidup. Jaemin mungkin mencintaimu dan terlihat manis. Tapi dia tidak bisa menghormati orang lain. Ibu pernah bicara pada ayahmu agar jangan menjodohkan kalian tapi kau tahu sendiri ayahmu bukan? Dia keras kepala sekali,"

Jisung tak bisa berkata-kata. Sekarang dia bisa apa? Jaemin bahkan mulai menginvasi hidupnya, melewati hari bersama bahkan malam berdua. Membuatnya mengabaikan kekasih yang sebenarnya.

"Sayang Donghyuck itu lelaki-"

"Maksud ibu?"

"Seandainya ibu bisa berharap, kekasihmu ialah pemuda yang kau bilang teman baikmu itu. Dia baik, apa adanya, santun dan manis sekali. Namun kenyataannya Donghyuck adalah lelaki. Kau tahu bukan ayahmu homophobic, sebenarnya dia juga terpaksa menjodohkanmu dengan Jaemin kalau bukan karena suntikan dana dari perusahaan tuan Na."

to be continued
.
.
lama ye ay update-nya?

edited: sorry gais tadi ada yang bagian yang lupa, anehnya kok kalian ndak merasa aneh ya bacanyaa wkwkwk

Toxic || JihyuckWhere stories live. Discover now