20. All about us part II

5.5K 777 46
                                    

Donghyuck hanya bisa menarik ujung kemeja Jisung saat pria itu membawanya ke sebuah klub. Dia takut. Tempat ini terasa bagai momok yang akan menyeretnya masuk ke lubang neraka.

Pemandangan seperti orang mabuk, merokok, bahkan seks di atas sofa membuat kepalanya berputar. Dia baru berusia 18 tahun dan bahkan baru dua kali melihat film porno. Itu pun tidak selesai.

"Jisung, mau ke mana? Aku takut,"

Orang yang dipanggil menoleh, mendapat manisnya bergetar dengan peluh di ujung pelipis. Donghyuck menggigit bibir bawahnya, begitu sensual di mata Jisung.

Satu tangan Jisung merambat ke pinggul ramping Donghyuck, membuat pemuda polos itu kaget bukan main.

"Sayangku Donghyuck. Welcome to the happiness!"

Donghyuck tidak mengerti.

"Happiness? Maksudmu?"

"Just come with me."

•••

Sebuah ruangan privat, ada Chenle dan Lucas di sana. Mark yang memegang segelas vodka dan Renjun yang melihat kedatangan Jisung mendecih.

"Hai fams," sapa Jisung sambil merangkul mesra Donghyuck yang tampak malu-malu.

Tentu saja, pemuda itu merasa kentang. Mereka semua adalah mahasiswa senior yang populer. Sedangkan dia hanyalah junior yang terdampar di tempat yang salah.

"Siapa dia? Manis sekali," Lucas berucap sambil melangkah ke arah Donghyuck. "Hai,"

"Hai," Donghyuck tersenyum malu-malu.

Jisung mengusak rambutnya pelan lalu memandangi teman-temannya dengan pongah.

"Malam ini kita senang-senang! Anggap saja perayaan hari jadiku dengan Donghyuck,"

Donghyuck melongo dan menoleh cepat ke arah Jisung. Pria dengan senyum menawan itu cuma mengendikkan bahu dan berucap santai.

"Mulai sekarang kau kekasihku."

Saat yang lain berpesta, Jisung memilih mengajak Donghyuck masuk ke salah satu ruangan. Tempat biasa mereka melakukan one night stand. Tentu saja, Donghyuck tak berburuk sangka. Jisung begitu mempesona dan otaknya sudah melenceng dari logika.

Maka ketika Jisung membawa botol minuman itu dan meminta Donghyuck mencicipinya,

"Ayo coba,"

Donghyuck menggeleng. "Tidak Ji, aku belum legal! Itu alkohol!"

"What the fuck you Lee! Oh come on, segelas tak akan membuatmu mabuk."

"Tidak Ji, aku tidak bisa!"

"Ayolah! Ini hari jadian kita. Tidakkah kau ingin sebuah perayaan kecil? Kumohon!"

Satu gelas tandas melewati kerongkongannya. Rasa panas dan getir menyatu, kemudian ringan. Jisung menuang lagi, lagi dan lagi.

Pemudanya sudah kepayahan. Kepalanya berat dengan mata sedikit gelap. Tubuhnya kepanasan.

Begitu mudah, begitu patuh, submissive yang menggoda dengan segala kepolosannya. Jisung sudah berhasil menjeratnya, membiarkan Donghyuck terkulai lemah di bawah kungkungannya.

Berteriak menjerit antara nikmat dan perih yang dia rasakan kala Jisung terus menyerangnya tanpa ampun. Kesadarannya tidak penuh, tak mampu melawan.

Setelah itu yang Donghyuck tahu, Jisung bahkan tak memulangkannya selama dua hari. Mereka hanya bersenang-senang. Tidak masuk kuliah, tidak peduli tugas. Karena dia sudah tak bisa berlari, sulit. Jisung terlalu sulit dilawan.

•••

Muda, bebas, liar dan keduanya memiliki aura pemikat. Jisung yang kelewat tampan atau Donghyuck yang terlampau manis. Mana-mana pun sama, mereka begitu di kenali.

Setahun pertama terasa begitu indah. Tak ada pertengkaran serius, entah Donghyuck yang terlalu sabar atau Jisung si bajingan beruntung, yang jelas pria Seoul itu begitu memanjakan kekasihnya dengan uang yang tidak sedikit. Donghyuck pun belajar menulikan telinga dari gosip kampus mengenai Jisung yang kerap berbagi hati.

Sampai hari di mana,

Keduanya masih berselimut satin, tanpa sehelai pakaian. Berpelukan di antara kilau peluh di tubuh. Lelah sebab penyatuan yang begitu hebat.

Jisung meraih ponselnya yang terus menerus bergetar. Menerima panggilan itu tanpa merasa canggung di depan Donghyuck.

"Iya Jaemin sayang, aku sedang kuliah. Tunggu ya, aku akan menjemputmu. See you babe."







Pertengkaran pertama mereka dimulai.

•••

"Kau pembohong!"

"Aku tidak hyung!"

"Iya!"

"Donghyuck hyung dengar dulu!"

"Kau bilang, hanya sebatas dijodohkan tak berarti kau menaruh hati. Kau minta aku bertahan karena kelak kau meninggalkannya. Tapi apa yang kulihat di depan mataku? Kalian bahkan tidur bersama!"

"Donghyuck hyung," Jisung mencoba meredam emosi kekasihnya itu dengan sebuah dekapan erat dari belakang. Mencium lembut tengkuk Donghyuck dengan sangat hati-hati. "Aku tak menginginkan itu, sungguh! Tapi kami hanya berdua di tempat itu. Semua terjadi begitu cepat."

Jisung tahu, dia selalu mendapatkan apa pun yang dia mau. Termasuk meluluhkan hati Donghyuck, karena semarah apa pun pemuda itu-- Donghyuck tetaplah Donghyuck. Dia pasti akan kembali dan kembali lagi.

Tapi bahagia yang terlihat itu hanya sebuah hiasan di wajah.

Donghyuck sudah memendam lelah begitu lama.

Tak ada tempat berbagi.

Tak ada yang mampu mengerti.

Di saat dia butuh kekasih untuk memberikan dukungan atas nasib hidupnya yang menyedihkan, di saat itu pula Jisung kadang menghilang. Tak ada kabar. Kembali dengan sebuah cerita yang sama, dia bersama yang lain.

Donghyuck tersenyum.

Jisung senang.

Tapi yang Jisung tak pernah sadari adalah marahnya orang sabar itu mengerikan.

Dan Donghyuck tersenyum bukan karena memaafkan Jisung. Dia tersenyum karena sudah letih.

Dia ingin pergi.

Bebas.

to be continued
.
.
update dengan suasana hati gondokkk

Toxic || JihyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang