05 | i started a joke

15.1K 2.4K 169
                                    

"PAKAIANMU terbuka sekali, tetapi tak apa selama eomma bisa melihatmu menari di atas panggung. Itu adalah impianmu sejak dulu dan eomma bangga karena kau bisa mencapainya." kata Taeyong di telepon ketika Jaemin baru saja menyelesaikan konsernya. Ada sedikit rasa sedih di hatinya melihat sang buah hati hanya dibungkus kain setipis itu untuk dipertontonkan di depan khalayak ramai dan dijadikan bahan hiburan.

"Iya, eomma. Habis mau bagaimana lagi? Itu sudah ketentuan agensi." Jaemin mengubah posisi duduknya, kaki panjangnya yang mulai terasa pegal itu terselonjor ke depan, "Nana sudah dua tahun debut. Agensi berkata bahwa itu wajar-wajar saja."

Di seberang telepon, Taeyong terlihat menghela nafasnya, "Kau baik-baik saja, bukan?"

Jaemin menggigit bibirnya. Apakah ibunya menyadari bahwa suaranya terdengar lesu?

"Nana hanya agak lelah."

"Istirahatlah yang cukup, sayang. Eomma ingin mendengar suaramu yang bersemangat ketika eomma meneleponmu lagi."

Jaemin mengangguk sambil tersenyum lemah sebelum panggilan itu berakhir. Ia merebahkan dirinya ke atas kasur, menatap langit-langit kamarnya sembari melamun. Ia tidak mungkin memberitahukan ibunya bahwa sang manajer ikut ambil bagian dalam memilihkan pakaian untuknya, menyuruhnya memperlihatkan penampilan dengan pakaian itu sebelum naik ke atas panggung seolah sang manajer adalah orang pertama yang boleh melihatnya, dan, ah Jaemin tidak mungkin memberitahukannya pada sang ibu yang sedang sakit lagi.

Satu-satunya orang yang mengetahui bahwa ia dilecehkan manajernya adalah Felix dan satu-satunya yang mengetahui bahwa ia menangis di dalam kamar adalah lagu I Started A Joke yang terputar di speaker-nya.

🕊️

"Kau memakai baju itu lagi?" tanya Haechan ketika mereka hendak memulai konser hari kedua.

"Baju pelacur itu lagi?"

Haechan memukul mulut Renjun sambil menahan tawa ketika kalimat itu keluar dari mulutnya yang terkadang tak bisa disaring. Bagusnya adalah Renjun jujur dalam mengatakan segala hal.

Jaemin menatap Renjun, Haechan, dan Chenle dengan mata bulatnya. Sejujurnya ia merasa sakit hati mendengar perkataan Renjun dan tawa Chenle yang menggelegar. Bukan hanya Chenle, bahkan penggemar-penggemarnya pun menertawainya. Katanya pakaiannya adalah bukan pakaian, melainkan celemek. Jisung dan Jeno pun mengatakan hal yang sama. Jaemin tidak marah sama sekali karena itu bukan kesalahan mereka. Lelaki manis itu yakin bahwa orang-orang tidak bermaksud menyakiti hatinya. Itu salahnya sendiri karena dididik untuk menjadi orang yang berhati lembut sehingga jika melihat sesuatu yang tidak selembut hatinya, ia akan merasa sedih.

"Hahaha. Memang inilah pakaianku." Jaemin tertawa lemah karena tidak bisa menyelamatkan diri dari takdirnya.

"Tetap cantik ya tapi?" gumam Jeno malu-malu. Ia dan Jisung baru saja selesai dirias dan sekarang mereka sudah berkumpul di ruang tunggu backstage.

"Terima kasih." Jaemin tersenyum tulus walaupun hatinya ketakutan karena pasti Renjun mendengarnya.

🕊️

Betapa senangnya hati Jaemin ketika menemukan Felix di antara para penggemar-penggemarnya. Lelaki cantik itu berdiri sambil melambai-lambaikan lightstick Boulevard dan ikut menyanyikan lagu mereka. Hyunjin dan Changbin yang juga merupakan anggota Black Days mengapitnya di sisi kiri dan kanan. Yang Jaemin tahu, Hyunjin adalah teman Jisung dan Changbin dekat dengan Felix sehingga mereka pergi ke konser Boulevard bersama-sama.

"Betapa manisnya seorang Na Jaemin. Rasanya aku ingin membuat lagu untuknya." ujar Felix sambil menatap kagum kepada laki-laki cantik yang begitu bersinar di atas panggung.

" ujar Felix sambil menatap kagum kepada laki-laki cantik yang begitu bersinar di atas panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jaemin sudah berganti pakaian)

"Ia terlihat mirip denganmu." kata Changbin.

"Ya. Kami sudah seperti saudara." Felix tertawa.

"Tapi, ia jauh lebih cantik." sambung Hyunjin yang membuat sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

"Aku tahu, tetapi aku kesal ketika kau yang mengatakannya." Felix tertawa ketika melihat Hyunjin kesakitan.

"Bagiku kau yang termanis." kata Changbin dan percayalah, perkataannya itu mampu membuat Felix tersenyum.

🕊️

Konser sudah selesai sejak satu jam yang lalu dan sekarang Hyunjin, Felix, serta Changbin sedang berada di backstage bersama para anggota Boulevard.

"Genit." kata Jeno ketika Hyunjin menanyakan nomor telepon Jaemin dan Renjun.

"Tahu saja mana yang bening." kata Jisung yang membuat Chenle cemberut. Jisung yang menyadari hal itu langsung menjulurkan lidahnya, "Jelek."

Jaemin tersenyum melihat interaksi kedua anak itu, lalu senyumannya menghilang mengingat perlakuan mereka padanya. Ia sedikit merasa sedih mengenai hal itu.

Dan ia lebih sedih ketika tangan Hyunjin hendak menyentuh pinggangnya, untung saja ia menepisnya dengan sigap.

Apakah ia hanya sebatas lelucon bagi dunia? Apakah semua orang boleh menyakiti hatinya?

🕊️

My condolences on the passing of another angel, Goo Hara.

🦄

nayanika | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang