sequel [part three-end]

48.8K 5K 1.9K
                                    

Halo sudah dua bulan akhirnya aku bisa mengakhiri ini 😭 maaf banget ya lama 😭

Maaf kalau cerita ini engga mencapai ekspektasi kalian ya

Tapi semoga suka!

Happy reading!

.

.

Dua hari berlalu dan Jeno serta Yejin masih seperti sebelumnya. Asyik mengobrolkan hal yang Jaemin tidak mengerti, paling sering tentang bisnis atau tentang sifat kolega bisnis mereka. Jaemin hanya bisa menekuk wajahnya kesal.

Sudah dua hari Jeno lebih memilih mengobrol dan berdiskusi dengan Yejin, saat makan pagi, saat di mobil –bahkan kini wanita itu ikut menaiki mobil Jeno yang mengantar Jaemin terlebih dahulu, atau saat makan malam hingga jam tidurnya tiba. Bahkan terkadang saat Jaemin sudah terkantuk-kantuk menunggu Jeno untuk datang pria itu baru datang tengah malam lalu meminta maaf karena terlalu asyik mengobrol lalu menciumnya di kening.

Jaemin berusaha untuk bersikap biasa saja, mungkin Yejin adalah orang yang seru untuk diajak mengobrol soal bisnis karena wanita itu memiliki pengalaman yang tidak sedikit di bidang bisnis ilegal seperti Jeno. Mungkin karena itu pula mereka bisa mengobrol berjam-jam mendiskusikan segala hal tentang bisnis.

Ya, ia masih berusaha berpikir positif sampai akhirnya di hari keempat Yejin menumpang di rumahnya wanita itu pulang lebih awal dan dengan santainya membantu koki di dapur padahal biasanya Jaemin yang melakukan itu. Perilaku ramahnya pun membuat beberapa staf rumahnya juga sepertinya cukup senang dengan kehadirannya. Sampai akhirnya wanita itu mengajaknya mengobrol ketika tengah menata ruang makan.

"Jaemin-ssi, apa kau tahu Jeno memberikanku kesempatan?" tanyanya tiba-tiba yang membuat kening Jaemin berkerut.

"Kesempatan apa?"

"Kesempatan untuk mendekati dirinya,"

Aktivitas Jaemin terhenti begitu saja dan Yejin tidak melewatkan keterkejutan Jaemin untuk menyakitinya lebih lanjut secara verbal.

"Kubilang tidak adil jika ia menolakku tanpa memberiku kesempatan, jadi Jeno memberikanku kesempatan enam hari untuk membuktikan bahwa aku lebih berguna dihidupnya dibandingkan dengan dirimu,"

Jaemin mendecih pelan walaupun hatinya berdenyut sakit karena ucapan Yejin. Jeno benar-benar melakukan itu? Memberinya kesempatan?

"Memberimu kesempatan bukan berarti sekarang ia akan mencintaimu begitu saja,"

Tawa kecil terdengar dan Yejin menatap Jaemin dengan tatapan mengolok. "Kau yakin? Ia saja memberikanku kesempatan secara cuma-cuma? Bukankah sangat mungkin ia juga jatuh padaku?" timpalnya sombong, "Jika dibandingkan, kau dan aku seharusnya ia memilih aku, aku sudah lebih berpengalaman dan pantas untuk mendampinginya, kami akan menjadi pasangan hebat dengan kemampuan bisnis yang luar biasa, kami bisa menguasai dunia dengan mudah, hal itu menjadi poin yang dapat dipertimbangkan Jeno untuk memilihku dibandingkan denganmu bukan?"

Jaemin mengepalkan tangannya menahan diri untuk tidak bersikap barbar.

"Bukankah sudah kau lihat beberapa hari ini ia terlihat nyaman saat berbicara denganku? Aku pikir itu respon positif bukan? Ia akan meninggalkanmu sebentar lagi, kupikir kau perlu bersiap-siap untuk berkemas," lanjut wanita itu.

Raut kesal sangat terlihat jelas di wajah Jaemin, kemudian dengan kasar ia menarik tangan wanita itu dan menyeretnya dengan paksa menuju pintu utama. Teriakan nyaring Yejin membuat beberapa pelayan dan anak buah Jeno mengintip untuk melihat apa yang terjadi, namun raut wajah Jaemin yang kini menyeramkan membuat mereka berpura-pura tidak melihat dan kembali bekerja.

captivated ✈ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang