four

46.1K 5.9K 813
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak insiden kecup-mengecup gundukan selimut itu dan Jaemin kini lebih sering melamun. Ia bahkan melamun saat sarapan sampai Jeno harus menyadarkannya. Ia juga menjadi lebih penurut dan membuat alis Jeno naik karena heran.

Jaemin bahkan menurunkan intensitasnya menghajar orang lain, ia juga menolak ajakan kakak kelasnya untuk tawuran, ia bahkan meminta maaf ketika orang lain menabrak bahunya! Jaemin yang biasa tentu akan langsung naik darah dan meninju orang itu telak di hidung atau pipinya, namun ia kini terlihat tidak peduli dan kekerasan menjadi terlihat tidak menarik di matanya.

Pekerjaan Lucas pun kini kembali diambil alih oleh Johnny –musuh abadinya diantara anak buah Jeno. Mereka selalu bertengkar dan itu sudah menjadi rutinitas setiap pagi saat mereka berangkat sekolah dan pulang sekolah. Johnny tidak menyukai idea remaja itu berada disisi Jeno dan Jaemin akan marah dan mengatakan bahwa itu bukan keinginannya lalu akan diakhiri dengan adu jambak, adu gigit ataupun adu jotos dari keduanya. Namun kini Jaemin bahkan tidak mengatakan apa-apa ketika pria itu menyindirnya mengenai statusnya dan keberadaannya yang sangat tidak menguntungkan untuk kelompok mafia mereka dan membuat Johnny ikut terheran-heran melihatnya.

Haechan juga ikut heran melihat tingkah Jaemin yang kini lebih diam, biasanya ia akan memulai percakapan tentang Jeno –si lelaki bajingan kalau kata Jaemin, tentang tawuran yang ia lakukan, atau tentang apapun karena Jaemin itu sebenarnya senang bercerita. Ia menduga ada sesuatu yang terjadi namun pemuda pecinta tawuran itu masih belum bisa memahami hal tersebut.

"Na? Na?"

Jaemin langsung menoleh kearah Haechan dan menatapnya heran. "Oh, ada apa Chan?" tanyanya.

Haechan menghela napas kasar. "Bel pulang sudah berbunyi, kau tidak tahu? Sebenarnya kau sedang memikirkan apa sih? Sepertinya masalahmu cukup rumit ya? Kau sampai mengabaikan Changbin begitu saja ketika ia dengan sengaja menabrakmu di kantin tadi," ujar Haechan.

"Kenapa tidak bercerita padaku hm?" tanyanya.

Jaemin menunduk. Ia juga ingin cerita, tapi entah kenapa menurutnya masalahnya kali ini sangat memalukan. Ia tidak mampu menceritakannya, Haechan pasti akan menggodanya karena cerita ini. Ia pasti mengatakan sudah kuduga! jika ia mengatakan ini pada teman berisiknya itu.

Jaemin benar-benar malu.

"Tidak ada, aku hanya sedang tidak mood saja," ujarnya.

"Benar nih?" tanya Haechan. "Aku tahu sih kalau kau berbohong, tapi kalau memang tidak ingin cerita sekarang padaku tidak apa-apa," lanjutnya.

Jaemin menatap Haechan dengan tatapan menyesal. "Nanti akan kuceritakan," ujarnya kemudian bangkit dari kursi.

Haechan mengikutinya dan mereka pun berjalan menuju gerbang sekolah bersama. Biasanya Haechan sih akan dijemput oleh supirnya dan Jaemin oleh Johnny ataupun anak buah Jeno yang lain.

"Bodyguardmu itu kemana Na? Biasanya ia sudah berdiri di dekat gerbang dan menyeretmu pulang?" tanya Haechan heran. Jaemin hanya mengangkat bahunya.

"Dia tidak ada, kau mau tawuran dulu?" tanya Haechan.

Jaemin menghela napas. "Tidak, aku sedang malas, aku akan mencari Johnny saja," Haechan masih belum terbiasa dengan Jaemin yang ini. Sangat tidak Jaemin sekali.

"Baiklah kalau begitu, aku duluan ya," ujarnya. Haechan tidak bisa melakukan apa-apa jika memang Jaemin tidak ingin cerita dan tidak ingin ditemani, ia pun segera meninggalkan Jaemin ketika melihat mobil jemputannya sudah datang.

"Sampai besok Na! Kalau sudah bisa cerita jangan lupa cerita padaku!" serunya. Jaemin tersenyum kecil kemudian melambaikan tangannya.

Ia kemudian menatap jam tangannya ini bahkan sudah lebih sepuluh menit dari waktu Jaemin pulang tapi ia tidak bisa melihat mobil Johnny ataupun anak buah Jeno di sekitar sekolahnya. Hal itu membuat Jaemin heran. Ia pun akhirnya berjalan menuju sisi kanan dari sekolah menuju tempat biasanya Johnny memakirkan mobilnya, biasanya sih Johnny akan terlihat sedang meminum kopi di cafe dekat sana.

captivated ✈ nominМесто, где живут истории. Откройте их для себя