five

47.8K 6.1K 1.3K
                                    

Maaf aku baru update :(
Happy reading!

.

.

Pemuda yang kini tengah dicari oleh puluhan anak buah Jeno itu kini ternyata tengah terduduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki yang terikat. Pelipisnya dan sudut bibirnya berdarah, sementara bagian tubuh lainnya terdapat memar yang sudah membiru.

Jelas sekali kalau ia baru saja dihajar oleh banyak orang.

Ia hanya bisa meringis kecil dan menangis dalam diam dengan kondisi yang sekarang ia alami. Ia sebenarnya cukup tangguh untuk menghajar semua anak buah orang yang menculiknya itu. Namun efek obat yang disuntikkan padanya membuat tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Hal yang terjadi beberapa jam yang lalu itu bukanlah sebuah pertarungan tapi penyiksaan.

Ia tahu ia tidak boleh menangis karena itu hanya akan menghabiskan energinya saja tapi ia tidak bisa menahannya. Ia ingin pergi dari sini namun tidak bisa. Ia bahkan tidak tahu apa ia akan bisa keluar hidup-hidup dari sini.

Apa Jeno akan datang?

Orang yang menyiksanya itu mengatakan ia akan menyiksanya sampai Jeno muncul. Apa itu berarti Jeno tidak mengetahui keberadaannya?

Jaemin menangis lagi. Ia bahkan tidak tahu apa dirinya cukup berharga dimata Jeno untuk diselamatkan. Jaemin harap jika Jeno benar-benar tidak datang, Tuhan mengambil nyawanya lebih cepat agar ia tidak harus mengalami penyiksaan lagi.

Brak!

Suara gebrakan pintu membuat Jaemin tersentak. Tubuhnya kini sudah gemetar karena ketakutan sampai sebuah tangan menjambak rambutnya dan membuatnya mendongak secara paksa.

Orang itu kemudian tertawa. "Kenapa menangis hm? Did you miss your master baby boy?"

Jaemin dengan segala keberaniannya yang tersisa menatap nyalang orang itu dan berkata;

"Bajingan," sambil meludahi wajah itu dengan liur yang bercampur darah.

Plak!

Jaemin meringis saat merasakan pipinya baru saja ditampar. Tubuhnya yang sudah terasa sakit karena pukulan yang sebelumnya didapatnya kini terasa semakin sakit hanya karena satu tamparan saja.

"Tenang saja, mastermu itu akan segera datang kesini sayang, sambil menunggu dia bagaimana jika kita bermain-main dulu sebentar hm? Aku tentunya ingin tahu bagaimana ekspresi mastermu saat melihat mainannya mendesahkan namaku," ujar pria itu kemudian dengan kasarnya menarik dagu Jaemin dan mencium bibirnya. Jaemin berusaha melepaskan diri namun ikatannya membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa selain menggigit bibir pria itu.

Plak!

Sebuah tamparan keras kembali mendarat di pipi Jaemin.

"Dasar jalang! Beraninya kau!" seru pria itu marah. Ia kembali mencengkeram rahang Jaemin kasar dan kembali menciumnya lebih liar dari sebelumnya.

Air mata Jaemin sudah turun, ketika pria itu dengan lancangnya mengecup leher putihnya. Jeno yang ia sebut bajingan saja belum pernah berani melakukan itu padanya. Jeno yang ia sebut bangsat itu bahkan hanya menciumnya saja, ciumannya bahkan ciuman lembut yang membuat kaki Jaemin lemah seperti jeli. Jeno yang ia sebut sinting saja tidak pernah menyakiti Jaemin walaupun Jaemin sering meninju wajahnya.

Jeno yang tahu bahwa Jaemin membencinya bahkan tidak pernah melakukan hal biadab yang dilakukan pria ini.

"Jeno bangsat sialan! Kapan kau akan datang?"

captivated ✈ nominUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum