three

51.6K 6.2K 1K
                                    

Pria itu tertawa, ia lalu melingkarkan lengan kokohnya di pundak Jaemin lalu menariknya untuk berjalan dan membuat Jaemin mau tidak mau mengikutinya.

"Uhm, anda mengenalku?" tanya Jaemin heran.

"Tentu saja kau mengenalmu, duel tinju yang kau ikuti? Itu salah satu dari bisnisku, aku tak menyangka Na Jaemin yang hampir selalu menang itu ada dihadapanku sekarang," ujarnya lebih bersahabat. "Aku berniat untuk mengundangmu dalam waktu dekat tapi ternyata kita bertemu lebih cepat dari yang kuperkirakan, bukankah itu hal yang bagus?"

Jaemin tidak bisa menjawab apa-apa. Ia benar-benar tidak tahu kalau duel yang sering ia ikuti itu ternyata bagian dari bisnis kelompok berbahaya. Pria ini terlihat seperti orang baik namun ia tahu kalau ia juga bukan orang yang bisa dipercaya.

"Uhm, terimakasih? Tapi bisakah aku pulang? Bukan maksudku tidak sopan tapi aku masih ada sekolah besok,"

"Ah iya tentu saja, tapi sebelum kau pulang aku ingin memberitahukanmu aku menerimamu di Redferre dengan tangan terbuka, keahlianmu dalam berkelahi cukup mengesankan dan aku pikir akan bagus jika aku memiliki anggota yang masih fresh dan cukup terampil sepertimu,"

"Hah?"

"Kau juga akan dilatih secara langsung oleh Mark, tangan kananku, dia lihai dalam menggunakan pisau lipat, atau kau mungkin lebih senang bertarung dari jauh seperti Renjun? Ia bisa mengenalkanmu pada senapan terbaru,"

"T-tunggu sebentar, aku tidak berkata kalau aku berminat bergabung, aku tidak peduli dengan semua bisnismu dan apapun itu yang berhubungan dengan Redferre, terimakasih untuk tawarannya tapi aku tidak berminat umm Tuan Bos,"

Pria itu menatap Jaemin kemudian tersenyum lebar. "Kau sangat menarik, mataku memang tidak salah sejak awal." Rangkulan di pundaknya pun terlepas, ia kemudian mendorong Jaemin kearah pria yang tadi mengantarnya.

"Johnny, antar Jaemin pulang," Jaemin kemudian digiring oleh seorang pria dengan tinggi menjulang yang membuatnya sedikit iri. Namun ia tak memperdulikannya asalkan bisa bebas dari cengkraman mafia. Walaupun enggan tapi ia juga sepertinya harus berhenti mengikuti duel, bisa-bisa Tuan Bos itu datang lagi kepadanya.

Ya ia harus menghindari Redferre, ia memang menyukai perkelahian tapi bukan berarti akan bahagia jika direkrut menjadi seorang mafia.

.

.

Namun ternyata ucapan si Bos tentang merekrutnya tidak main-main. Jaemin kira setelah meminta anak buahnya mengantarnya pulang Tuan Bos itu mengerti bahwa ia tidak ingin masuk kelompok, tapi ternyata ia masih kukuh menginginkan Jaemin masuk Redferre.

"Sudah kubilang Mark-sshi aku tidak berminat,"

Itu adalah ucapan Jaemin yang kesekian kalinya Jaemin mengatakan itu pada Mark, tangan kanannya Jeno –ia baru tahu nama Tuan Bos adalah Jeno ketika Mark berkali-kali datang kepadanya dan memintanya untuk menjadi anggota Redferre. Haechan yang tidak tahu apa-apa mengira Jaemin sedang ditagih oleh rentenir dan berkata akan menghajar mereka semua. Namun Jaemin dengan sigap mencegahnya dan berkata mereka adalah rekan kerja pamannya.

"Tapi Na Jaemin-sshi, Tuan Jeno memintamu secara langsung,"

"Sudah kubilang bukan aku tidak mau. Jeno itu Tuhan saja bukan kenapa ia meminta aku untuk menurutinya, dan jika ia memintaku secara langsung harusnya ia yang datang sendiri bukan kau!" serunya kesal lalu menabrakkan pundaknya ke pundak Mark keras.

Kemudian keesokan harinya Jeno benar-benar datang dan bersandar di depan mobilnya dengan tampang arogannya. Jaemin hendak meninjunya sampai Haechan tiba-tiba berlari dan menyapa Jeno si Tuan Bos itu.

captivated ✈ nominWhere stories live. Discover now