seven

47.2K 5.8K 798
                                    

Empat bulan kemudian.

"Ayo Nana kau pasti bisa!"

Seruan Haechan menggema di ruang rehabilitasi dan Jaemin kini tengah berusaha melangkahkan kakinya dengan bantuan paralel bar yang menahan berat tubuhnya. Ia terlihat sedikit berkeringat karena kepayahan untuk mencapai ujung dari paralel bar itu.

"YES!" seru Haechan lagi saat Jaemin berhasil berjalan sampai ujung. Jeno yang duduk di sebelah Haechan pun ikut tersenyum kemudian berjalan mendekati Jaemin dan meraihnya ke dalam sebuah pelukan.

"Well done baby," bisiknya dan mengecup pelipisnya pelan dan membuat Jaemin tertawa.

"Tolong ya kasihani aku yang masih single ini tuan-tuan." Decihan sebal Haechan membuat mereka yang tengah berpelukan itu tertawa. Haechan kemudian mendekat sambil mendorong kursi roda milik Jaemin.

"Ayo kita keluar duluan sementara Jeno Hyung berbicara dengan dokter!" seru Haechan riang. Jeno pun membantu Jaemin setelah itu memeluknya sebentar.

"Aku tidak akan lama oke?" ujarnya pada Jaemin yang dihadiahi anggukan kecil dari Jaemin.

"Jangan mengajaknya jalan-jalan terlalu jauh Haechan," Haechan kemudian memberikan hormat pada Jeno kemudian mendorong kursi roda yang ditumpangi Jaemin dengan riang sambil berceloteh riang. Jeno kemudian menghampiri dokter rehabilitasi yang sudah merawat Jaemin hampir sebulan.

"Bagaimana perkembangannya?"

"Cukup baik, namun karena kerusakan di kakinya dulu cukup parah jadi ini akan menjadi jalan yang panjang Tuan Lee,"

Jeno menatap dokter dengan nametag Moon Taeil itu tajam. "Lakukan apapun yang menurutmu akan membantu kesembuhannya, jangan sampai kau membuatku kecewa." Dokter Moon Taeil hanya bisa mengangguk ketakutan karena ucapan Jeno.

Setelah itu Jeno pun keluar dari ruangan rehabilitasi dan mendapati Mark yang tengah berdiri di dekat pintu sambil memegang dua cup kopi yang masih mengepul.

"Untukmu Jen," ujarnya.

"Kenapa kau ada disini? Bukankah sudah kubilang urusi perusahaan?"

Mark menghela napas. "Doyoung Hyung melakukan semuanya dengan baik, aku sampai tidak tahu harus melakukan apa lagi, jadi aku memutuskan untuk kemari," jawabnya, "lalu bagaimana perkembangannya?"

"Cukup baik. Aku sebenarnya lebih memilih kita melakukan rehabilitasi di rumah, kita bisa merubah ruangan manapun namun Jaemin lebih memilih cara yang lebih berisiko,"

"Kupikir dia tidak sabar untuk bisa menghajar orang lain lagi," timpal Mark sambil tertawa kecil.

Mereka berdua pun berjalan menuju taman rumah sakit dimana Jaemin dan Haechan tengah berada. Johnny kini mendedikasikan dirinya untuk menjaga Jaemin sampai ia mati. Walau Jaemin menolak karena kini Johnny memiliki Ten yang tengah mengandung besar, tapi Johnny benar-benar tidak menerima penolakan. Bahkan Ten justru setuju dengan ide Johnny dan membuat Jaemin kesal.

"Bagaimana kabar si bedebah itu?" tanya Jeno.

"Kabar terakhir hari kemarin ia dan Seongwoo baru saja menikah, Kang Daniel juga masih bekerja di perusahaan percetakan di negara itu. Tidak ada pergerakan yang membahayakan,"

Jeno menatap Mark ragu. "Kau yakin?"

"Ya, Park Seungmin yang melaporkannya padaku,"

"Bulan depan ganti Seungmin dengan Jinyoung. Kau harus mengganti orang yang mengawasi si bedebah itu setiap enam bulan dan harus bisa dipercaya, jika ada kesalahan aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri,"

captivated ✈ nominWhere stories live. Discover now