Bab Kedelapanbelas

27 6 0
                                    

Tema ke-18: Lantai terasa seperti ....

Lantai terasa seperti lava yang mengalir ke neraka. Entah kenapa dunia bawah tanah tempat Anubis bernaung sangat panas.

Sang dewa kematian sedang bermalas-malasan. Tangan kanannya memegang kipas angin  kecil. Katanya sih beli di online shop. Berkat Hathor, Anubis memiliki kipas angin impiannya.

Ngomong-ngomong, Khepri sedang apa ya?

"Ehem."

Anubis mendongak. "Oh, kau rupanya, Toth."

"Boleh aku duduk?" Anubis menepuk lantai agar Toth duduk di sebelahnya.

"Wih, enak kali kau leha-leha," sindir Toth sambil membolak balik buku yang dia bawa.

Anubis mendecih. "Cih, kau iri ya? Capek tauk mengantar roh-roh ke neraka maupun ke surga."

Toth si dewa pengetahuan hanya tersenyum. Tiba-tiba dia punya ide.

"Aha, aku punya ide!"

Anubis melirik sinis. "Halah, paling-paling kau ide yang aneh-aneh," ejek Anubis.

"Kau pasti setuju. Sini aku bisikin." Toth membisikkan ke telinga Anubis.

"Eskalator!?"

"Yeah! Gimana? Setuju kan, Anubis?"

"Hm, boleh. Ayo kita ke dunia atas beli eskalator!"

Akhirnya mereka berdua pergi ke dunia atas untuk membeli eskalator.

168 kata.

Duh, mereka ada2 aja ya. Banyak maunya. Entar apa yang diinginkan dewa berparas rupawan itu? Mall? Atau Taman bermain?

Dreaming - 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Where stories live. Discover now