With You now on... ~Anata to ireba, egao ga fueru~

80 4 1
                                    

"Aiba-chan"

Seseorang memanggilnya, Aiba Masaki menengok ke kiri dan ke kanan. Karena mengenal betul suara itu, suara Sho.

"Disini, di atas."

"Ah! Sho-chan!" Aiba memanggil balik begitu melihat ke lantai dua, dari jendela Sho melambai. Aiba juga melambai balik dengan melompat-lompat girang.
Sho sampai malu dan mengisyaratkan supaya tidak berisik dengan menaruh jari telunjuknya dekat bibir.

Aiba lalu sadar bahwa dia membuat kegaduhan dan minta maaf ke sekelilingnya walaupun tak ada orang yang memperhatikan di halaman rumah sakit itu.

Aiba kemudian datang menghampiri Sho di lantai dua, ruang rawat itu letaknya berbeda dengan sebelumnya tapi tidak terlalu terasa berbeda. Karena selalu tidak barang ada apa-apa.

"Hi, Sho.. Lama tidak bertemu."

"Iya. Sudah hampir 3 bulan? Aku sudah kembali..." ujar Sho. Dia duduk di ranjang, memakai baju kemeja bagus seperti akan pergi.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sho mengambil jam digital di laci dan memakainya. "Hmm... Aku baik, seperti yang kau lihat, masih hidup dengan baik."

Aiba-chan bingung membalasnya. Tapi dia senang akhirnya Sho kembali, 3 bulan yang lama... bagi Aiba itu waktu yang diperlukan untuk membuat dia belajar supaya tidak terlalu memperdulikan Sho sangatlah sulit untuk dijalani.

"Kapan kau kembali?"

"Sekitar 3 minggu? Aku sering melihatmu. Kamu sering duduk di kursi taman itu kan? Hmm... Mungkin aku hampir melihatmu setiap hari."

"Benarkah?"

"Kau tidak menungguku kan?"

"Eh?"

"Kalau kau menungguku, maaf sudah membuatmu menunggu. Aku butuh waktu memikirkan banyak hal".

Aiba mengangguk-anggukan kepalanya berkali-kali.

"Kau sudah selesai mengantar bunga?"

"Oh iya, sudah. Sho mau pergi ya?"

"Iya, ayo temani aku. Sebentar aku akan minta Isogai menyiapkan mobil."

Karena cuaca sedikit dingin, Sho memakai baju rajutan di atas kemejanya dan memakai outer tebal. Sedangkan Aiba diantarnya pulang untuk mandi dan ganti baju karena Aiba meminta begitu.

"Mau kemana kita Sho?" tanya Aiba, begitu masuk mobil dan jalan.

"Hmm... Kemana ya kita? Aiba-chan, coba tebak?"

Aiba benar-benar tidak tahu. Tak lama, sekitar 30 menit mobil melaju, ternyata Aiba diajak ke sebuah taman bermain. 

 "Aku selalu ingin kesini sejak kecil."

"Tidak pernah?"

"Tidak."

"Sho, aku yakin dokter nggak bakal ngebolehin kamu naik apapun disini."

"Aku tetap pingin masuk"

"Ayo kita pulang saja," dia takut akan keanehan Sho yang sangat tiba-tiba. Setelah 3 bulan tanpa kabar, kini mereka pergi bersama kesini. Pasti bukan sesuatu yang baik. "Isogai-san, Sho beneran boleh kesini? Ayo kita pulang saja."

"Aiba-chan."

Sho sudah menuruni mobil, memanggilnya dengan nada serius. Aiba mengontak mata Isogai, dan hanya mendapat jawaban untuk menuruti keinginan tuan muda-nya.

Aiba turun dan masuk ke taman bermain berjalan mengikuti Sho.

Karena menjelang natal, taman bermain terlihat ramai meski sebentar lagi hari gelap.

Sho terus berjalan menyusup menghindari lalu lalang orang-orang, berjalan dengan cepat.. Aiba mengikutinya. Sejenak, Sho berhenti dan menarik tangan Aiba. Lalu berjalan lagi.

Hingga di depan komedi putar, dia berhenti. Lalu menghadap Aiba.

Terlihat nafasnya sedikit tersengal, "Aiba-chan."

Aiba memandang wajah Sho yang sedikit terlihat lelah.

"Aiba-chan. Aku hanya akan mengatakannya satu kali karena aku tidak pintar dan itu tidak baik untuk jantungku."

Aiba tidak percaya, Sho akan mengatakan sesuatu kepadanya. Degup didadanya seakan hampir terhenti begitu telinganya mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sho.

"Aku suka padamu".

Melihat muka Sho yang memerah, Aiba melepaskan tangan Sho karena dia sendiri merasa begitu malu. Mukanya kemudian ditutupi dengan kedua tangannya.

Lampu di komedi putar dibelakangnya menyala, membuat Aiba menengok. Ternyata di sana ada Jun, Ochan dan Nino.

Mereka melambai dan menghampiri Aiba juga Sho.

"Nii-san, yoku yatta!"

"Aiba-chan, lihat tulisan di biang-lala itu"

Aiba menengok ke biang lala di hadapannya, berusaha melihat apa yang  ditunjuk oleh Nino. [AIBA CHAN DAISUKI - SHO].

"Syukurlah, Aiba-chan" ujar Ochan. Merangkul cowok tinggi itu dan tertawa sambil menepuk keras punggungg Aiba. "Sho, kau harus mencium Aiba-chan, haha" canda Ohno.

"Iya benar," timpal Nino.

"Baik... Aku akan menciumnya di tempat yang tidak ada kalian. Sana kalian pergi naik wahana.. tinggalkan kami berdua."

Jun juga tertawa mendengar itu. Kakaknya terlihat bahagia, dan Aiba-chan juga... Benar, ini yang terbaik. "Yosh! Kita mau naik apa ini?"

"Oh kita diusir... Ochan ayuk kita naik bianglala berdua." 

"Aku akan mengganggu kalian" tukas Jun. Menggiring Nino dan Ochan pergi. 

Tanpa orang-orang itu, Aiba dan Sho yang ditinggal berdua saja menjadi kikuk.

"Aiba-chan... Ayo kita..."

"Masaki, panggil aku Masaki" balas Aiba.

"Baik,... Masaki"

"Iya Sho-chan?"

Sho sedikit tersedak dengan situasi ini. "Hmm. Oke. Boleh kita pulang saja? Aku merasa sudah cukup melihat... Lama-lama aku bisa bahaya disini, tapi aku lain kali mau naik komedi putar."

Aiba-chan tertawa, "kenapa dengan komedi putar?"

"Kayaknya itu doang yang aman kunaiki. Itu pun tidak sekarang", ucap Sho berjalan menuju pintu keluar.

Aiba mengejar Sho. Meraih tangan Sho dan menggengamnya. "Tangan Sho hangat", ujarnya dengan tersenyum lebar.

"Kayaknya aku harus ke rumah sakit langsung deh, lama-lama jantungku kecapekan karena terlalu deg-degan."

Aiba kemudinan melepas tangannya seketika. Khawatir dan memegang muka Sho.

"..."

"Ah maaf... Aku harus jauh-jauh ya!"

"Iya sebaiknya jangan pegang aku. Ayo kita pulang."

"Baik!" jawab Aiba riang.


-End-

Note :
Gimana mina-san?

Akhirnya kelar juga. End. Ga beban lagi.

Your White Wings [ARASHI]Where stories live. Discover now