an Expected meet up

58 9 0
                                    


Sho hanya merasa ada sesuatu yang spesial dari pemuda yang baru saja diperkenalkan Aiba.

"Senangnya kalian semua tinggal di dekat sini."
Aiba tertawa dengan Jun dan Ochan. "Iya benar, rasanya senang sekali bisa tinggal berdekatan."

"Benar. Kamu harus bersyukur," tukas Sho sambil sedikit menggoda Aiba. "Aku sedikit iri" ucapnya kemudian.

Aiba terlihat mau menimpali kata-kata Sho tapi bingung. Lebih dari itu Ochan menariknya, memberi kode.

"Sho sebentar sepertinya Ochan mau aku membantunya."

"Benarkah? Kalau begitu karena sudah siang, aku harus segera pulang. Jun dan Ochan... Sampai ketemu lagi?" ujar Sho mengambil tasnya selempang hitam miliknya.

"Eh, secepat itu? Aku bahkan baru sampai..." tahan Jun.

"Maafkan aku... Aku ingin sekali tinggal tapi aku bukan orang sehat yang bisa melakukan aktifitas normal. Sebagai pasien yang menyelinap keluar rumah sakit, aku harus segera kembali."

Ohno hanya menyalami dengan lambaian tangan melihat Sho pergi. Di dalam hatinya sedikit terasa lega, setidaknya tidak terjadi hal yang tidak diinginkannya, pikirnya.

Sekarang dia agak panik menyadari Jun masih disini.

Cepat-cepat Ochan menarik Aiba. "Aiba-chan, kita harus segera bicara".

Mereka berdua pergi meninggalkan Jun tentunya.

"Kau ingat siapa Ayah yang dicari Jun? Bukankah itu Ayahnya Sakurai Sho?" ujar Ochan dengan gugup. "Kamu tidak memberitahu Jun?"

Aiba merasa tiba-tiba kakinya lemas. "Apa aku yang harus mengatakannya?"

"Jun tidak tahu bukan?"

"Iya, sepertinya begitu..."

"Dia bahkan sudah bertemu dengan orang yang dia cari."

"Aku tidak berani mengatakannya pada Jun, bagaimana ini." Aiba semakin bingung. "Aku yakin tak bisa menceritakannya dengan baik."

Ochan akhirnya berujar, "Sudahlah. Sebaiknya kita bicarakan nanti, lagipula Sho sudah pulang."

Tak lama mereka kembali ke Jun. "Maaf membuat menunggu," ucap Aiba.

"Tidak apa-apa,... Tapi kalian aneh sekali."

"Ah kami harus membereskan eventnya, kami sedang berseteru siapa yang membereskan kursi-kursi ke Gudang."

"Kalau begitu biar aku saja" ucap Jun.

Memang Jun itu baik, bathin Aiba.

"Akan kubantu..." timpalnya segera.

Mereka lalu mulai melakukan pekerjaan itu berdua membuat suasana agak sepi dan hanya antara mereka berdua saja.

Setelah selesai sepertinya Jun mencuri pandang pada Aiba, "Hmm." Jun memulai pembicaraan.

Aiba menatap Jun.

"Ada apa?" tanya Jun.

"Tidak-tidak ada apa-apa... Kenapa?"

"Hanya sedikit aneh, setelah bertemu dengan Sho-san. Jadi begitu orangnya..."

Aiba sepertinya sejenak berpikir, "Ya benar, dia tak kusangga bisa membaur dengan baik. Sayang sekali kau hanya sebentar saja bertemu."

"Sebenarnya aku tidak mau lama-lama bertemu... Aku pasti akan jealous. Tahu lah... Kau kalah dari orang ini, seperti itu,"

"Kenapa bisa begitu?"

"Kelihatan jelas... Kamu menikmati bersama dia. Dan jika aku melihatnya terus, lama-lama aku takut jadi benci."

"Tidak!" Aiba menaikkan suaranya.

Jun kaget.

"Tidak maksudku,.. Jangan. Sho orang yang baik."

"Iya aku bisa lihat."

Aiba tak bisa menemukan kata-kata.

"Tapi aku tak bisa berhenti untuk cemburu. Semakin aku tahu." Jun lalu merubah raut mukanya. "Baiklah, aku benci diriku yang begini".

Aiba mulai khawatir.

"Masaki... Sebaiknya aku pulang duluan, aku Lelah".

---

"Jun. Ayahmu itu Sakurai Shu, apa itu benar?"

Ohno memanggil Jun ke rumah mereka di suatu hari sekitar 2 minggu setelah kejadian itu. Jun sepertinya masih patah hati akan Aiba. Karena itu walaupun dia berada di rumah Aiba dan Ochan, dia tidak berbicara dengan Aiba sama sekali.

"Jadi benar... kalian menemukannya?" tanya Jun namun hanya memandang Ochan.

"Ya.."

"Siapa? Dimana? Bagaimana kau bisa menemukannya?"

"Kami tidak pernah bertemu namun kami tahu orang yang kabarnya namanya adalah Sakurai Shu, sepertinya ciri-ciri yang kau berikan cukup memenuhi..."

"Betul orang ini punya anak laki-laki? Saudaraku??" tanya Jun, mulai tak sabar. Memandangi mereka berdua...dia merasa sesuatu.

"Tunggu... Tunggu... Apa ini benar? Jangan bilang kalau Sakurai Shu yang kucari adalah Ayah orang yang kutemui di acara lalu?"

"Apakah kita tidak bisa memastikannya?" tanya Aiba. "Mungkin aku harus bertanya pada Isogai-san! Dulu aku ingat dia pernah berkata hubungan Sho dengan Ayahnya tidaklah baik"

"Baiklah. Aku ingin memastikannya." Jun sepertinya membulatkan tekad.

---

Your White Wings [ARASHI]Where stories live. Discover now