Prolog

149 18 17
                                        

          Seorang wanita sedang berdiri menghadap jendela yang menampakkan pemandangan yang sangat indah. Sangat indah. Namun, tidak dengan wanita itu. Hatinya sangat bertolak belakang dengan pemandangan yang dilihatnya. Sesal, kesal, benci, sedih dan bahagia bercampur dalam hati, walau perasaan sedih mendominasi dari perasaan lainnya.

          Bagaimana tidak bahagia jika di hari perpisahan SMA-nya, wanita ini mendapatkan nilai yang sangat sangat sangat memuaskan. Sangat fantastis. 400 untuk empat jumlah pelajaraan UN, dan tidak kurang dari 99 untuk nilai ujian sekolah serta ujian praktek. Nilai yang sangat sempurna. Ternobatkan sebagai siswi tercerdas dan termudah lulusan Marvel High School dengan nilai yang sangat sempurna, tertempelkan fotonya sebagai siswi teladan dengan gelar favorite student.

Sangat bahagia bukan?

Tapi bagaimana jika diwaktu yang bersamaan teman dekatmu meninggalkanmu? Bukan! Bukan hanya berpisah, tapi meninggalkanmu untuk selamanya. Teman yang awalnya tak diharapkan, tetapi dialah yang menjadi pembuka pintu bahagia untukmu.

Itulah yang dirasakan wanita yang tengah berdiri itu sekarang. Jika saja takdir bisa ditukar, ia akan rela menukar takdirnya dengan takdir temannya agar temannya itu tetap bisa hidup bahagia dan biarkan dia saja yang meninggalkan dunia yang kejam ini.

Air matanya menetes deras bagai pasukan tempur yang tak dapat ditahan, mereka meluncur deras dipipi mulus dan putih kemerahan wanita itu. Tak dapat ditahan, tak dapat dicegah, dia membiarkan mata dan pipinya basah karena itu pantas baginya. Itu sangat pantas.

Pikirannya lalu mengingat kejadian yang mungkin belum genap satu tahun lalu. Ketika dia pindah ke Negara asalnya Indonesia dan memilih Marvel High School menjadi sekolah pilihannya. Dimana dia mendapat kelas baru, jabatan baru, teman baru, guru baru, suasana baru, bahkan system pengajaran yang baru yang membuatnya mempunyai prinsip dan pemikiran yang baru. Kelas yang tenang, hingga satu orang datang lalu menghancurkan suasana itu. Yang sebelumnya senyap menjadi ceria, ketenangan menjadi kebisingan dan sebagainya.

Dia ingat itu. Dia sangat ingat.

Dan lambat laun pikirannya melayang pada cerita kelas yang unik satu tahun lalu.

Dan,

Disinilah cerita dimulai.

Classic ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang