Prolog

10.5K 660 29
                                    

"Aku mohon mas, kamu nikahi adikku Tami..." Pinta Dahlina menatap pria yang sudah 3 tahun jadi suaminya tersebut.

"Kamu jangan ngaco sayang. Mas tahu, kamu sedih karena Tami dikatain orang yang tidak-tidak. Tapi berpikir lah jernih. Dia Utami, adikmu, meskipun bukan saudari kandung dan tidak memiliki hubungan darah sama sekali, tapi dia sudah seperti adik kandung kamu sayang. Gimana bisa kamu membuat Tami, jadi perempuan kedua, jadi orang ketiga di dalam pernikahan kita?" Kanos menahan emosi berbicara pada sang istri.

Air mata Dahlina menetes di pipi. "Aku cuma mau Utami bahagia mas. Kembali jadi perempuan yang penuh percaya diri. Kita harus membantunya keluar dari omongan miring orang-orang. Adikku Utami bukan perempuan pembawa sial. Atau kamu juga takut mati seperti dua suami Tami sebelumnya?" Tanya Dahlina.

"Astaghfirullah Lina... Sayang. Buat mas, tuduhan ke Tami itu gak masuk diakal. Kita orang beriman. Mas menolak, karena mas gak bisa menduakan kamu, apalagi sama Tami, dia sudah mas anggap keluarga sendiri sejak kita pacaran sampai saat ini."

Dahlina kehabisan cara, ia lalu menggunakan jurus terakhirnya. Ia berlutut dihadapan sang suami.

"Nikahi Tami mas. Buktikan kalau dia bukan pembawa sial. Kalaupun nanti mas menceraikan dia, setidaknya dia dalam kondisi janda yang memang sudah janda, bukan janda tapi masih perawan seperti sekarang. Kita bukan tinggal di perkotaan metropolitan yang warganya sibuk dengan urusan pribadi mas. Kita hidup di kota kecil, yang penduduknya suka bergunjing. Aku nggak tahan lihat Utami selalu nangis diam-diam dan tampak baik-baik saja di hadapan orang banyak."

Kanos gemas melihat kekukuhan istrinya. Dia sampai rela berlutut.

Bagaimana ini, satu sisi ia tahu, dalam agama yang ia anut jika istri pertama memberi ijin pada suami untuk menikah lagi, maka ia boleh berpoligami. Tapi sisi lain ia takut poligami bisa menghancurkan dirinya, istri pertama yang begitu ia cintai selama 8 tahun ini, lalu juga akan menyakiti istri kedua yang tak lain adalah perempuan yang sudah seperti adik istrinya sendiri.

Mimpi apa dia, sampai sang istri berpikiran konyol seperti ini...

Lalu jika ucapan orang-orang tidak dibungkam, ia juga takut Utami, mungkin semakin tidak percaya diri bahkan mungkin stress.

Utami yang ceria dan selalu penuh semangat kini jadi perempuan paling pendiam sepanjang ia mengenalnya.

"Mas takut kita akan saling menyakiti sayang. Apapun alasannya, poligami itu berat." Kata Kanos lalu berjongkok menangkup wajah sang istri menatapnya dengan tatapan sendu.

"Insya Allah aku ikhlas mas. Bahkan kalau kamu berniat tidak menceraikan Tami dan terus berpoligami, aku ikhlas. Demi Allah aku ikhlas." Dahlina menggenggam tangan suaminya menatap mata pria itu penuh keyakinan.

"Jika aku jatuh cinta pada Utami apa kamu juga siap?"

Dahlina terdiam sesaat, lalu mengangguk yakin. "Aku akan bahagia jika kamu bisa mencintai Tami, dia perempuan yang layak dicintai." Ucapnya. Sebesar itu rasa ikhlasnya.

"Astaghfirullah..." Kanos mengusap wajahnya gusar. Ia frustasi. Ia berniat menggertak istrinya tapi malah dijawab dengan keyakinan penuh.

"Kalau Utami tidak mau bagaimana?"

Wajah muram Dahlina langsung berubah cerah saat mendengar kalimat itu.

"Urusan Tami, Bapak dan Ibuk itu bagianku mas. Yang penting mas mau kan?" Kata Dahlina ingin meyakinkan dirinya. Ya, selama ini Utami tinggal dengan keluarganya. Sejak kedua orangtuanya meninggal saat terjadi Tsunami di Aceh beberapa tahun lalu, Tami jadi anak yatim-piatu dan sebatang kara.

Ayah Utami dan Bapaknya dulu adalah sahabat, jadi orang tuanya berinisiatif mengurus Utami yang sebatang kara. Itu sebabnya sejak ia kecil ia dan Utami jadi sahabat baik, bahkan sudah seperti saudari kandung. Tami selalu memanggil Dahlina kakak, karena ia dua tahun lebih tua dari Utami.

Kanos diam sesaat menatap mata istrinya dalam, mencari keraguan tapi yang ada istrinya tampak begitu yakin dan sungguh-sungguh.

Kanos menarik nafas berat lalu menjawab "Ya. Mas akan menikahi Utami."

"Alhamdulillah..." Kata Dahlina memeluk suaminya.

---

TBC

Kwa.ka.ka.ka.

Pembaca: Apalagi ini mak??? Cerita satu belum kelar udah nongol lagi yang baru....

Opohcool: Namanya juga mak-mak... Daripada ada ide di simpen di kulkas terus lupa bagus aku up aja kan...

Hehehehe.... Udah gak saudari kandung lagi kan ya... Maaf loh aku nggak tahu sebelumnya soal itu. Hanya karena lihat ada yang seperti itu di dunia nyata jadi terinspirasi, kirain emang dibolehin.

Kemaren sempat aku konsep jadi sahabat, tapi kurang sreg aja, jadi ceritanya tetap Kanos nikahin adik dari istrinya, tapi adik dalam hal bukan adik kandung juga tak ada hubungan darah.

Yang nanyain The Baby series 1 ini dia, tapi senpat aku tarik dari peredaran karena satu dan du hal.

Inti cerita ttp sama kok.

Yang mbaca jgn lupa kasih vote dn komen. Kalau aku salah lagi TOLONG DIINGATKAN ya....

Perempuan Ke DuaWhere stories live. Discover now