66. Sahabat (revisi)

51K 3.4K 288
                                    

Adrian menatap Tasya dan Edo yang sedang tertawa bersama di pinggir pantai, tempat yang menjadi favorit mereka bertiga.

Ini sudah hari ketiga mereka menghabiskan waktu di sini, perasaan Adrian hampa dan tatapannya kosong. Pikirannya selalu penuh tentang Aurel, sedang apa pacarnya, bagaimana keadaannya.

Selama tiga hari itu pula Adrian tidak pernah mendapat kabar dari Aurel. Itu karena Aurel memintanya tidak usah mengabarinya, fokus saja pada liburan mereka kali ini.

Bukannya lebay atau alay tapi perasaannya tidak santuy, dia selalu resah seakan tidak ingin kehilangan Aurel yang sudah terlanjur kecewa.

"Semoga pikiran negatif kamu cepat hilang Rel, gak ada yang tau selain aku sendiri kalau aku sangat cinta kamu," lirih Adrian masih mengingat ucapan pacarnya.

Sementara itu, Edo sangat bahagia karena orang yang sangat di cintainya sudah bangun dari komanya. Dan sudah bisa tertawa bersamanya kembali.

Tapi dia tidak suka jika Tasya selalu melirik Adrian yang hanya duduk diam di tempatnya. Itu membuat Tasya merasa Adrian terpaksa menuruti kemauannya.

"Sya udah yah, kita kembali aja ke hotel, aku gak mau kalau kamu kecapean, kamu kan belum pulih sepenuhnya," ucap Edo.

"Dodo, apa Adrian gak senang kalau aku udah sadar?" lirih Tasya yang bersandar di bahunya.

"Kamu ngomong apa sih, kita berdua senang lah."

"Tapi raut mukanya beda dengan yang sebenarnya, dia  berubah semenjak punya pacar, prioritas dia bukan aku lagi tapi pacarnya itu," sedih Tasya.

"Tapi kamu selalu jadi prioritas aku. Sya kapan kamu sadar?" batin Edo meringis.

"Kita gak bisa memaksakan perasaan seseorang Sya."

"Kamu benar, aku gak bisa memaksa Adrian untuk terus bersama kita, suatu saat dia akan mendapatkan pendamping hidup."

"Kamu masih suka ya sama dia?"

Pertanyaan Edo membuat Tasya diam, hal itu membuat Edo makin meringis karena menanyakan hal yang sudah pasti jawabannya.

"Ya udah kalau kamu belum siap jawab, sampai kapan pun perasaan aku ke kamu gak bakalan berubah Sya, aku akan menunggu dan membuat kamu memiliki perasaan yang sama."

●●●

Malam telah tiba, Adrian melihat Tasya duduk di balkon padahala udara dingin. Adrian mengambil selimut dan menghampiri Tasya.

"Kenapa duduk di sini?" Tanya Adrian sambil menyelimuti Tasya.

Tasya mendongak dan terseyum "Aku cuma cari udara segar," jawab Tasya.

"Udara malam gak baik untuk kesehatan kamu, kamu belum sepenuhnya pulih loh."

Tasya terseyum, hatinya menghangat tiap kali di perlakukan lembut oleh Adrian berbeda saat Edo yang melakukannya.

"Edo mana?" Tanya Adrian.

"Aku nyuruh dia beliin aku martabak." 


Ini waktu yang tepat bagi Adrian untuk meluruskan sesuatu yang sudah sejak dulu mengganjal di hatinya yang ingin dia tanyakan kepada Tasya.

"Emm Sya aku mau nanya sesuatu." Tasya menoleh dan mengerutkan kening.

"Apa?"

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang