6

544 110 7
                                    

Suzy terbangun saat cahaya matahari masuk di sela-sela ventilasi. Astaga berapa lama dia tertidur di kamar Myungsoo?

Dia yang hendak beranjak langsung tersentak tatkala mendapati Myungsoo sudah berada di sampingnya. Juga tertidur. Matanya masih tertutup damai. Masih mengenakan setelannya yang semalam.

"Selamat pagi, Suzy. Kau tak sarapan?"

Suzy nyaris melompat dari kasur karena suara yang tiba-tiba itu. Myungri muncul dari sisi kanannya. Membawa sebuah nampan berisi roti dan susu.

"Aku taruh di sini, ne?"

"Kenapa kau tak membangunkanku, eoh? Bagaimana pesta semalam? Aku jadi melewatkannya, kan." Sungut Suzy seraya bangkit dari ranjang. Duduk di sisinya dan mencomot roti yang dibawa Myungri.

Gadis itu tersenyum.

"Habis, aku tak tega membangunkanmu. Myungsoo juga melarangku. Kau terlihat sangat damai saat tidur. Tanpa cela. Terlalu indah..."

Suzy mendesis. Dia sudah terbiasa dengan kalimat-kalimat gadis sastra ini.

"Tapi tenang saja... Pesta semalam cukup menyenangkan, kok. Apalagi hadiah darimu sangat indah."

"Ah... Katanya kau suka yang indah-indah makanya aku membeli lukisan merah itu untukmu. Kau suka?"

Myungri mengangguk. Tersenyum. Matanya tidak.

"Yak, Myungri... Myungsoo tidak melakukan sesuatu padaku, kan?" Bisik Suzy seraya mendekat.

Myungri tertawa pelan. Sekali lagi. Lantas menggeleng.

"Oppa bukanlah pria yang seperti itu... Meskipun dia barbar... Dia tetaplah oppa yang sangat kukenal. Dia tidak akan melakukan sesuatu di luar kehendak seseorang. Kecuali..."

"Kecuali?" Suzy mendadak ngeri.

"Kecuali untuk hal-hal yang mendesak."

Suzy kembali mendesis.

"Sama saja. Berarti dia memiliki potensi untuk melakukannya, kan?"

Saudara kembar Myungsoo itu tertawa lagi. Kali ini tawa yang terasa aneh.

"Jadi... Kita berangkat sekolah bersama, kan? Aku akan meminjamkan seragamku. Sepertinya cocok. Tunggu-" Myungri buru-buru keluar dari sana. Sedikit berlari menuju kamarnya yang berada tepat di seberang kamar Myungsoo. Bisa Suzy lihat kamar bernuansa merah di ujung sana. Gadis yang dicap sebagai penyihir oleh Jieun. Eksentrik.

Tak sadar Suzy sudah melangkah keluar dari kamar itu. Berjalan pelan menelusuri lorong-lorong yang hanya ditemani lampu led sensor gerak yang hanya akan menyala ketika ada orang.

Lampu satu-persatu menyala. Menerangi beberapa pintu asing yang memiliki karakteristik yang sama.

Kecuali satu kamar itu.

"Apa yang kau lakukan?" Myungri tiba-tiba sudah berada di belakang Suzy membawa seragam sekolah yang dimaksud. Lagi-lagi sukses mengagetkannya.

"Sial. Bisakah kau tidak mengagetkanku, eoh? Dasar aneh." Suzy mendesis, lantas merebut seragam itu dari tangan Myungri. Berjalan melewatinya menuju kamar merahnya.

"Kau mandi di kamarku saja."

Suzy berdehem mengiyakan.

"Soalnya kamar mandi Myungsoo sedang dipakai..."

Suzy tak mendengar gumaman halus itu.

Dia melengos pergi.

Menyisakan aroma citrus yang semerbak.

PRISMWhere stories live. Discover now