"Oh ya, aku lupa untuk berbelanja, seharusnya pergi kemarin" ucap Alex yang melangkah menghampiriku, dia mendaratkan kecupan manisnya di pipiku.

"Aku juga perlu membeli beberapa bahan makanan untuk persedian kulkasku" ujarku. "Bagus kalau begitu, kita pergi bersama" ucap Alex melangkahkan kakinya, untuk mengambil kaosnya karena dia tidak mengenakan pakaiannya, hanya celana.

Kami pergi bersama menuju super market. Aku terkejut Alex akan pergi sendiri untuk membeli persediaan kulkasnya, well, aku tidak pernah melihat orang lain dirumahnya. Apa dia melakukan semuanya sendiri? Dalam kesibukannya?.

"Kau tau, ini pertama kalinya aku berbelanja dengan seseorang" ucap Alex yang mendorong trolley, "mengapa kau selalu melakukan hal sendiri? Kau memiliki banyak teman" ucapku berhenti untuk mengambil beberapa sayuran yang aku butuhkan.

"Entahlah, aku merasa jika melakukannya sendiri lebih terpecaya" ujar Alex. Aku menoleh padanya. "Jadi, kau tidak mempercayai orang lain selain dirimu?" Alex menggedikan bahunya. Aku menggelengkan kepala.

"Aku sudah terlalu lapar, bisa kita makan diluar saja?" Ujar Alex. "Ya, aku ingin mengatakan itu juga" ujarku.

Kami melangkah bersama untuk membayar belanjaan yang telah dibeli. Alex memaksa untuk menyatukan pembayaranku dan miliknya tapi aku tidak ingin melakukan itu, karena aku memiliki uang sendiri dan dapat membayarnya merasa tidak memerlukannya. Tapi siapa yang bisa melarang Alex, dia lebih dulu memberikan kartunya dan membayar punyaku dan juga punyanya.

"Kau tidak perlu melakukan itu. Kau benar-benar harus mendengarkan orang lain saat diperlukan" ucapku saat kami berada dimobil.

"Mengapa kau tidak ingin melakukannya? Semua wanita menunggu hal itu" ucap Alex. "Karena aku tidak sama dengan teman-teman wanitamu yang lain, aku tidak suka berhutang dengan seseorang" ujarku.

Alex menoleh padaku, ia meraih tanganku yang berada diatas pahaku. "Kau tau, kau tidak perlu menggantinya" ucap Alex. "Aku harus menggantinya," ujarku menatapnya, belanjaan yang aku miliki tidak sedikit karena itu adalah persediaan untuk satu minggu. Aku membeli beberapa daging.

"Fine, kau yang membayar sarapan nanti" ucap Alex. "Dengan alasan aku yang memilih tempatnya" lanjut Alex. "Selama itu bukan tempat yang mahal" ujarku membuat Alex terkekeh.

Kami sampai di restoran cepat saji, dia mengatakan ini adalah tempat yang sering ia kunjungi saat kuliah. Dari luar, tempat ini memiliki dinding kayu berserta lantai kayu. Walau begitu, tempat ini terasa sangat nyaman.

Aku dan Alex memesan sandwich dan kopi untuknya, susu untukku. Kami memilih bangku dekat dengan jendela.

Tak lama kami duduk, seorang pria dan wanita mendatangi meja kami. Pria tersebut menyapa Alex dan tersenyum.

"Hey, aku tak tau kita akan bertemu disini setelah sekian lama" ujar pria tersebut. Aku melihat ke arah Alex, menatapnya kemudian melirik ke pria yang menyapa Alex. Entah mengapa aku merasakan suatu kecanggungan diantara mereka saat saling bertukar pandang.

"Oh ya," ucap Alex, ia beranjak berdiri. "Ayo kita pulang" ucap Alex meraih tanganku. "Mengapa kau terburu-buru, kita bisa mengobrol setelah 7 tahun tidak bertemu" ujar pria tersebut.

"Hai, kau teman Alex atau..?" Pria tersebut menatapku dan mengulurkan tangannya padaku. "Kau tidak perlu kenal dengannya" ucap Alex berdiri lebih maju, menghalangi setengah pandanganku pada pria tersebut.

"Tenanglah, aku berbuat baik disini, aku dengar kau bertemu dengan ibunya? Kau sangat berani masih menemui keluarga dia setelah kau membuatnya.." ujar pria itu yang ucapannya dihentikan oleh Alex, pria tersebut memiringkan senyumnya. "Aku tidak pernah ingat kau berbuat baik. Ayo" ucap Alex menarikku.

Aku terdiam selama di perjalanan dengan Alex yang sepertinya tidak akan menjawab jika aku bertanya. Kami sampai diapartmentku.

Alex membawakan beberapa belanjaanku ke dalam apartment dan membawa miliknya.

"Apa dia salah satu temanmu juga?" Aku bertanya menghilangkan rasa penasaranku. Ia meletakkan plastik diatas meja dapur kemudian menghadapku.

"Aku sudah mengatakannya kau tidak perlu kenal dengannya dan dia bukan temanku" ucap Alex. "Mengapa kau bertingkah seperti tadi, apa ada sesuatu yang terjadi antara kalian?" Aku bertanya pada Alex.

"Kau tidak perlu tahu segalanya tentangku" ucap Alex. "Oh ya, apa itu tandanya aku tidak akan lama denganmu? Aku merasa aku harus mengetahuinya, apa itu tentang sarah?" Ucapku terbawa emosi, Alex melangkah mendekat padaku dengan tatapan terkejutnya. Ia terlihat lebih terkejut dibandingkan marah.

"Bagaimana kau tau tentang Sarah?" Ucap Alex berdiri didepanku. "Jadi benar hubunganmu dengan pria tadi juga berhubungan dengan Sarah?"

"Aku bertanya padamu bagaimana kau tau tentang Sarah!" Alex menaikkan volume suaranya membuatku bergedik. "Aku bertemu dengan ibunya yang berbicara dengan Ryan lalu aku mendengar mereka membicarakan tentangmu.." ujarku mengangkat kepalaku menatap Alex.

"Apa saja yang kau dengar dari mereka?"

"Aku tidak tau...yang aku tangkap bahwa kau dan Sarah memiliki suatu hubungan dan Ryan terlibat didalamnya atau sebaliknya?"

"Hentikan pembicaraan ini, aku tidak ingin bertengkar denganmu" ujar Alex meraih tanganku. "Ini tidak akan menjadi pertengkaran jika kau terbuka padaku" ucap Aku melangkah mendekat pada Alex. Aku juga tidak ingin bertengkar dan berpisah lagi darinya setelah pertengkaran kita.

"Aku akan mencoba Elena, untukmu" ucap Alex menangkup kedua pipiku, membuatku untuk menatap kedalam matanya. "Aku memperlakukanmu berbeda dari yang lain kau tau itu bukan?" Lanjut Alex, aku tersenyum hanya mendengarnya.

"Buktikan" ucapku tak dapat menghentikan senyumanku. "You really are something" ucap Alex berbisik ditelingaku. Aku menarik nafasku dalam-dalam merasakan bibir Alex yang sangat dekat dengan leherku.

"Kau ingin aku melakukannya sekarang?" Alex kembali berbisik seperti sedang menggodaku. Aku meraih dagu Alex dan mengangkatnya untuk menyamakan tatapannya denganku.

"Yes...Sir" ucapku kembali terkejut dengan suaraku yang tak pernah keluar seperti ini. Seperti seorang wanita penghibur. Tapi aku special untuk Alex. Aku yakin dan mempercayainya. Aku harap.

***

There You AreWhere stories live. Discover now