MANTAN [XIV]

5.6K 649 325
                                    

Tiga tahun jangka cukup lama bagi Doyoung untuk membuktikan sama Papahnya kalau Doyoung bisa sukses dengan caranya, dan sekarang dia kembali. Doyoung kembali ingin meluruskan segala hal sama Renjun, ingin mengikat Renjun ke jenjang lebih serius.

Persiapan yang selama ini dia siapkan sudah 100%. Udah saatnya Doyoung datang lagi dan menceritakan semuanya kan? Namun ada perasaan ragu yang mendalam, rasa gelisah yang Doyoung sendiri tidak tau. Seakan ada kejutan yang tidak menyenangkan bahkan memberinya luka.

Tapi, dia lebih takut menerima kenyataan bahwa Renjun tidak bisa menerimanya kembali. Doyoung terima itu udah resikonya kan? Dia udah terlalu lama biarin hati Renjun kosong, melepaskan lelaki mungil itu terlalu lama.

———

Renjun tersenyum menatap sosok didepannya gemas.“Gakpapakan kak?” kata Renjun.

Yang di depannya menganggukan kepala sambil memegang tangan Renjun.“Udah berapa kali di bilang? Enggak apa-apa, lurusin apa yang harus selesaikan. Ini udah tiga tahun..” Renjun tersenyum puas dengan jawaban orang di depannya itu, bukan hari ini aja, Renjun sudah meminta izin sehari yang lalu.

Genggaman tangannya semakin menguat, Renjun menatap orang yang lebih tua darinya dengan muka memelas ,“Semua pilihan ada di tangan kamu, kembali jika hatimu memilih dia dan lepaskan jika perasaan kamu cuman sekedar rindu akan eksistensinya, paham?” Renjun mengangguk lagi dan menghela nafas memalingkan wajahnya menatap luar dari balik jendela cafe yang sejam ini mereka duduki tanpa niat untuk pergi.

“Maaf ya kak? Gimanapun jawabanku gak akan pernah aku rubah kak. Kakak tau itu, terima kasih udah nemenin aku dua tahun ini disaat rasa ingin menyerah dan sedih terdalam.”

“Iya sayang, anything for you. Semua yang aku lakukan belum cukup untuk ungkapin seberapa aku sayang maupun cinta sama kamu. Renjun, aku juga berusaha ikhlasin kamu dengan pilihan kamu jika itu yang membuat kamu bahagia”

“....Kak”

———

Jantung Doyoung semakin berdetak tidak karuan, melihat sosok mungil di depan sana telah menunggunya. Persiapannya sudah matang, tapi untuk kedepannya semua terserah pria mungil itu. Doyoung tidak bisa memaksa, dia berhenti beberapa saat mencoba menetralisirkan jantung agar tidak terlalu ribut, lalu Doyoung kembali berjalan.

Langkah kaki semakin mendekat membuat Renjun menoleh, Doyoung datang dengan senyumannya, wajah tampannya yang sedikit ada luka membiru, kepala yang diperban dan jalannya yang agak lambat membuat Renjun menangis seketika.

Perasaannya sakit melihat Doyoung terluka karena dirinya, kembali ia mengingat penjelasan dari Sejeong tiga tahun yang lalu, sudah lama ya.

Renjun menubruk Doyoung, menumpahkan setiap rasa khawatirnya, menangis akan kerinduannya yang mendalam, memeluk erat Doyoung seakan pria bermarga Kim itu bakalan pergi lagi. Menangis membasahi baju pria Kim itu, bahkan tangis Renjun seakan lebih sakit dari luka yang Doyoung dapat.

"Jahat" kata yang di keluarkan Renjun membuat Doyoung terkekeh, mengelus punggung mungil itu mengecup beberapa kali puncak kepala Renjun. Dan kembali memeluknya dengan erat.

"Maaf ya?" kata Doyoung.

Renjun menggelengkan kepala menatap Doyoung tajam dengan wajah sembabnya, "Kenapa gak bilang kalau papah kakak dari dulu gak suka sama hubungan kita? Kenapa kakak malah mempertahanin hubungan ini? Kenapa kakak malah ngelawan orangtua kakak?" tanya Renjun bertubi-tubi.

"Dan lagi, kenapa kakak ngelakuin ini semua? Kenapa kakak harus bohong!! Kenapa kakak gak cerita sama aku biar kita berjuang barengan.." lirih Renjun wajahnya sedikit menunjukkan kecewa terhadap keputusan Doyoung, Renjun benci sama Doyoung yang bertingkah seolah bisa sendiri, berjuang sendiri sementara Renjun tidak tau apa-apa. Renjun benci Doyoung tidak melibatkannya dalam permasalahan yang ada, bukannya berjuang itu tidak hanya satu pihak saja, iyakan?

Doyoung membawa Renjun dalam pelukkannya kembali, "Maaf, kakak gak mau kamu kenapa-kenapa" ucap Doyoung. "Maaf udah bohongin kamu, Sejeong sepupu kakak"

"Udah tau" ketus Renjun.

Doyoung terkekeh ngecup kembali rambut Renjun berulang kali. "Ren.." panggil Doyoung.

"Hmmm"

"Will u marry me?"

Renjun terdiam, membalas dengan senyuman,
"Maaf kak gak bisa, maaf banget. Tapi hati aku udah aku buka untuk kak Eunwoo masuk di kehidupan aku"

Seharusnya Doyoung sadar, melepaskan Renjun adalah resiko terbesar yang harus dia terima.

————

Deskripsi book ini :

Ini sekedar cerita tentang Mantan “manusia masa lalu” yang masih berkeliaran disekitar; masih berhubungan, membuat rasa susah untuk melupakan (move on). Menjadi bomerang diri sendiri tentang pertanyaan: "apakah masih cinta atau hanya sebatas rindu karena kehadirannya terlalu lama dan banyaknya kenangan?”

Mantan, si manusia masa lalu. Bukan berarti tidak bisa bersama kembali, namun takdir yang menentukan, siapa yang tepat untuk pendamping. Si masa lalu atau orang baru di masa depan.”.

Disini jawaban dalam perjalanan ringan tentang 'mantan' dengan alasan ada-nya; perjuangan dan usaha untuk hubungan, ditinggalkan ruang hati yang kosong tanpa pemilik, maka di akhir dengan si 'masa depan (orang baru) sebagai pemenang.

Itulah akhir cerita ini, saya izin pamit, dadah~

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 || 𝙳𝙾𝚈𝚁𝙴𝙽 🎉
𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 || 𝙳𝙾𝚈𝚁𝙴𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang