MANTAN [VIII]

7.1K 1K 144
                                    

Rumah Renjun hening, suasananya canggung. Gak biasa aja Renjun disituasi kaya gini, waktu tiba-tiba pintu rumah Renjun di ketuk dan muncul Doyoung sama Sejeong yang bertamu dan disaat itu juga Renjun langsung ngehubungin orang biar dia ada temen juga. Tapi sayang, malah jatuhnya canggung gini mau nangis aja Renjun.

"Dimakan Jeong, Doy" kata Eunwoo, tamu yang diundang Renjun. Kedua orang tersebut ngangguk kikuk.

"Tenang kak, gak gue racunin kok! Lagian kalau gue niat racunin gue izin dulu sama kalian" Canda Renjun.

Mereka cuman senyum-senyum,tapi Doyoung senyumnya kepaksa gitu sedari tadi matanya gak berhenti lihat genggaman tangan antara Eunwoo sama Renjun. Mata Doyoung mendadak buta lihatnya langsung gelap, nyesal dia ngikut Sejeong yang bertamu kerumah Renjun sebagai tetangga baru.

Eunwoo sama Renjun malah asik berdua, tanpa peduli sama dua orang yang lagi natap mereka.'Sial, keduluan gumam Doyoung pelan lalu pamit dan diantar sama Renjun dan Eunwoo ke depan pintu,tinggal Renjun sama Eunwoo dengan keadaan canggung."Renjun.." panggil Eunwoo.

"Iya kak?"

"Gak jadi deh, oh iya kakak pulang dulu ya. Udah malam" kata Eunwoo bangun dari duduknya diikuti sama Renjun.

Mereka berdua jalan kedepan, Eunwoo udah siap sama jaket dan helm nya. Lagi dia ngebalikkin badan ngelihat ke arah Renjun yang berdiri di depan pintu rumah sambil senyum-senyum gitu. "Cuci muka, tangan, kaki sama gosok gigi yaa. Semoga mimpi indah. Love u eh enggak deh" Eunwoo usap surai Renjun bikin empunya rambut merona sampai ketelinga malu dia tu.

"Ha-hati - hati dijalan kak" gugup Renjun dikit, dikit doang kaget gitu sama kata akhirannya. Mau bikin jantungnya keluar sementara dari sarangnya apa walaupun agak di jatuhin kembali setelah Eunwoo bilang 'enggak deh'

--

Hati terdalam seorang Kim Doyoung lagi misuh-misuh melihat pemandangan pagi kantin semua umat, maksudnya kantin umum gitu bukan untuk falkutas ini itu bukan, semua bisa disitu. Matanya nangkap dua orang yang lagi sarapan sambil ketawa-ketawa mana suasana juga mendukung lagi cerah kaya senyuman doi.

Semalam sama Eunwoo, paginya sama Jinyoung, Renjun maunya sama siapa sih?

"DOY!" Yang ada dikantin langsung lihat kearah Doyoung yang dipanggil sama Sejeong padahal di dalam hati Doyoung udah mohon 'Sejeong plis jangan sekarang gue lagi males' tapi gak digubris sama sekali.Yaiya dia ngomongnya lewat hati bukan mulut, pinter banget.

Karena udah terlanjur dan lagi Jinyoung pake lambai-lambaikan tangan suruh samperin, mau gak mau Doyoung menghampiri mereka berdua. Muka Renjun tadinya bersinar cerah, jadi muram tau dia Doyoung merhatiin waktu lelaki bermarga Kim itu masuk kantin, kan dia lagi melakukan rencananya membuat Doyoung cemburu dan sekarang dua kali gagal dan malah sebaliknya.

Tanpa keduanya ketahui kalau mereka sama-sama cemburu, udah emang jodoh ini. "Aku duluan deh kak" pamit Renjun ke Jinyoung tanpa noleh sama Doyoung yang sok sibuk sama Sejeong.

Mana tahan mata Renjun ngelihat dua manusia di depannya lagi nyebar virus corona yang berefek iri dan cemburu itu."Kok cepat?" Tanya Jinyoung.

"Itu, aku mau samperin Eric ada perlu, lagian makanan aku udah habis, aku duluan ya?" jawab Renjun cepat.

Jinyoung ngangguk-ngangguk aja, "Yaudah hati-hati banyak singa lapar" kata Jinyoung yang diangguki sama Renjun.

Dan sejak kapan pula Doyoung udah berdiri di depannya, membuat tatapan bingung dari ketiga orang tersebut."Sekalian, gue juga mau ke falkutas lo ada perlu" kata Doyoung berjalan duluan ninggalin Renjun.

Renjun pamit sama Jinyoung dan Sejeong, dia ikutin Doyoung dari belakang dengan jarak sepuluh langkah. Ngerasa gak ada yang ikuti, Doyoung noleh ngelihat jarak diantara dia sama Renjun lumayan gak bisa dikatakan dekat. "Lo tau barengan gak?" Teriak Doyoung.

Sekilas Doyoung ngelihat kalau Renjun ngangguk, lalu dia ngehela nafas dulu ngehadapain mantannya itu yang tetap sama bikin jantungnya nge-gym. "Yaudah, jalan disamping gue" kata Doyoung lagi.

Renjun mendengus kesal, ini siluman maunya apa sih. Kan sengaja jaga jarak; satu biar orang-orang gak salah paham, dua biar gak denger suara detak jantung Renjun, tiga ya biar cepat move on lah apa lagi.

Tapi kakinya nurut malah melangkah disebelah Doyoung perbedaan tinggi mereka gemesin. Keadaannya canggung, keduanya sama-sama diam padahal ya kalau dulu mereka berdua ada aja yang dibahas sama-sama bawel pokoknya tapi ini kaya mengheningkan cipta disaat upacara bendera.

"Ren.." panggil Doyoung memecahkan keheningan, Renjun ngedongak ngerutin dahinya tanda nanya 'ada apa'. "Enggak.." jawab Doyoung.

"Apaan sih, gak jelas" sahut Renjun.

Ingin sekali Doyoung sentil mulut kecil Renjun, gemes dia.Doyoung noleh,dia itu lagi salting mulutnya gatal mau ngomong tapi gak tau mau omongin apa nanti jatuhnya kaya tadi, udah sekian lama gak berduaan sama doi, jadi agak gimana gitu dianya."Perasaan gue aja atau emang lo hindarin gue?" tanya Doyoung.

Renjun mendengus kesal dengar pertanyaan Doyoung, "Harusnya kakak yang tanya sama diri kakak dong!" jawab Renjun.

"Gue?"

"Ya siapa lagi? Gak mungkin kan singa?Coba kakak ingat siapa yang semenjak putus kaya orang musuhan? Siapa yang semenjak putus kaya gak saling kenal? Siapa orang yang tiap ketemu aku malah ngelihat ke arah lain? Siapa selama itu gak ada tegur-teguran? Siapa? Kalau bukan Kim Doyoung yang terhormat" rentetan pertanyaan Renjun yang akhiri dengan jawaban bikin Doyoung senyum gemes. "Iya tau gue, udah punya pengganti gue. Tapi bisa gak si biasa aja? Tetep kaya orang-orang saling sapa? Gak perlu ketara banget gitu.Kaya anak kecil tau kak!" lanjut Renjun menggebu-gebu.

Doyoung gemas sama Renjun, mumpung suasana agak sedikit sepi jadi dia meluk Renjun bentaran karena kalau Renjun udah keluarin unek-uneknya bakalan diam kalau dipeluk, Doyoung masih ingat itu. Sebelum bibir mungilnya kembali bicara panjang mending dia diamin duluan, gak kuat nanti Doyoung.

Renjun? Jelas telinganya memerah, mau lepasin tapi nyaman gimana? Tapi ingat posisi ini doi nya orang, bukan doi dia lagi."Kak apaan sih lepas!" berontak Renjun.

"Iyaiya, masih sama sih"

"Hah?"

"Kecil, cocok di peluk. Bikin deg-degan" kata Doyoung nyentil hidung Renjun lalu nyubit pipi lelaki Huang itu. "Tunggu ya? Gak lama lagi kok" lanjut Doyoung setelahnya pemuda Kim itu jalan ngedahului Renjun.

Pipi Renjun udah memerah, sementara otaknya lagi berusaha bekerja mikirin kalimat terakhir Doyoung.

'Tunggu ya'

Disaat mau move on kenapa ada penghalangnya sih, ini lagi pake bilang tunggu emang apa yang harus Renjun tunggu. Renjun capek ikutin alur takdir paling bener.

𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 || 𝙳𝙾𝚈𝚁𝙴𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang