-Chapter 5-

110 11 7
                                    

"Tadaima! Kaa-chan!! Ini belanjaan nya" ucap Sasuke sembari memberikan Kantung-kantung kresek tadi

"Terimakasih banyak, Sasu-chan. Ini upah mu. Oh, bilang pada aniki mu jika sarapan besok hanya tinggal menghangatkan. Ibu dan ayah harus pergi pagi-pagi besok"

"Ya... Akan Sasu sampaikan"

......

Boommm!!!

"Apakah kau tak bisa membuat api tanpa meledakkan?!?!" Komen Sasori pada Deidara yang sedang mencoba membuat api unggun

"Kau berisik, danna! Lagipula, jurus ku kan memang ledakkan, un!!!!" Balas Deidara

"Tenda nya sudah siap! Tapi aku tak yakin tenda ini akan kuat atau tidak bila terkenan hujan" ucap Konan

"Wahh, kita tidur di dalam tenda yang terbuat dari origami!!" Kagum Pain—ralat—Yahiko

"Tenda ini khusus Yahiko-chan!! Hebat kan??"

"Sugoi!! Kau memang hebat, Konan!!!"

Sementara itu, Deidara juga Sasori hanya menatap jijik mereka berdua. Semenjak Rinnegan Pain menghilang. Piechring-pierchring miliknya pun seketika menghilang. Leader Akatsuki itu sempat tak sadarkan diri. Saat ia sadar, tiba-tiba saja ada yang berubah dengannya

Ya! Selain penampilan nya. Mata Rinnegan nya kini berubah menjadi mata pada umumnya. Saat ia dipanggil 'Pain' oleh yang lainnya ia malah kebingungan. Saat itulah, Konan jadi teringat sesuatu. Ia pun memanggil leader 'Yahiko' dan dia menyahut nya

(Sasori : Istigfar, han!! Jadi apa maksudnya???
Deidara : dari tadi berbelit-belit mulu, un :(
Hana : jadi... Intinya adalah...)

Inti nya : 'PAIN' DISINI BERUBAH KEMBALI KE WUJUD ASLINYA 'YAHIKO'

"Hoi, Deidara!! Bagaimana api nya??" Konan menghampiri duo seni itu

"Dia malah menghancurkan nya" jawab Sasori yang sedang menyalakan api dari tanggannya

"Jika kau bisa melakukan nya, mengapa tidak kau saja yang melakukannya tadi, un!!!!!!!" Deidara kesal

"Aku harap tidak akan ada sesuatu yang aneh disini...." gumam Konan yang sayangnya di dengar oleh Deidara dan Sasori. Itu membuat keduanya langsung membatu

......

"Tidak diangkat..."

"Coba panggil lagi!!"

"Kita sudah melakukan hal ini selama beberapa kali, bodoh! Habis nanti pulsa handphone ku!!!"

"Jika orang yang kau telpon tak menjawabnya. Maka pulsa mu tak akan berkurang, bodoh!!!"

Tim Kisame sudah kembali ke markas. Namun suasana di markas sungguh sangat sepi, mengingat markas Akatsuki—selalu—berisik setiap detiknya(?)

Sebenarnya mereka sudah kembali sejak orang yang Kisame katakan melihat Hidan. Ternyata yang dilihat orang tersebut bukanlah Hidan. Membuat semuanya kesal, akhirnya Kakuzu memutuskan untuk kembali ke markas

Semuanya setuju. Apalagi Tobi yang sempat pingsan karena tidak kuat berdiri dan berjalan(?). Saat sampai di markas. Zetsu menyarankan untuk menelpon tim Pain yang pergi ke Sunagakure dan Kirigakure. Tapi sayangnya, di telpon berapa kali pun tak di angkat

"Cih! Si gob*ok itu benar-benar!!!" Umpat Kakuzu

"Lalu sekarang bagaimana? Tidak mungkin kita berdiam diri di markas, kan??" Celetuk Zetsu

"Kita tak punya izin untuk bertanya pada seluruh warga di seluruh negara" balas Kakuzu

"Hah~~ kalau begitu, kita istirahat saja dulu. Kita tak mungkin begadang, bukan? Atau bahkan tak tidur" kata Kisame

"Selamat malam, senpai semua~~" Tobi tidur duluan

......

"Hei danna! Apa kau sudah tidur??"

"Aku tak bisa tidur, cerewet! Disini menakutkan, dingin, benar-benar berbeda dengan di markas, walaupun di markas berantakan dan berisik sebab dengkuran" balas Sasori

"Apakah Konan dan leader sudah tidur, un?" Deidara bangkit dari tidurnya dan melihat tenda sebelah

"Entahlah, sepertinya belum"

Ctar!!

"WAAAAAA!!!! PETIR!!!!!!" Sasori segera menyembunyikan dirinya

"Kuharap itu bukan pertanda hujan, un" gumam Deidara

Tiba-tiba saja Deidara dan Sasori mendengar langkah kaki seseorang dari luar

"Danna.... Kau mendengar... Nya??" Tanya Deidara

"Jangan menakuti ku, cerewet!!!"

"Un! Memang ada suara seperti langkah kaki!!!!"

"DIAM!!!!!! AKU TAK MAU MENDENGAR HAL YANG MENAKUTKAN ITU!!!!!!!!!"

"Lho? Ternyata ada orangnya?"

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

......

"Aniki? Ada apa?" Tanya Sasuke pada Itachi yang sedang melihat terus kearah jendela

"Entahlah, aku hanya merasa teman-teman yang lain sedang kesusahan" jawab Itachi

"......."

"Jika aniki ingin bertemu mereka, bilang saja. Tak usah berbelit-belit"

"Tapi ini sudah malam. Aku ragu jika mereka masih bangun"

"Cih! Dasar! Apa aniki disana selalu tidur lebih awal?"

"Tidak juga. Terkadang kami tidak tidur, berjaga-jaga agar markas kami tidak di serang"

"Oh"

Setelah Sasuke menyimpan makanan di meja dekat kasur Itachi. Ia pun kembali pergi dari kamar kakak nya itu

"Markas Akatsuki... Kalau tak salah di..." Sasuke bergumam

"Oh iya, bicara-bicara aku jadi penasaran dengan apa yang dilakukan Kimimaro.... Bodo ah, itu urusannya"

Sasuke mengambil jaket hangat milik nya. Kemudian ia juga memakai topi berlambang kan keluarganya. Ia memasukkan handphone nya kedalam saku jaketnya itu

"Baiklah, ayo pergi ke markas Akatsuki!"

Beberapa saat kemudian Sasuke pun tiba di markas Akatsuki. Tetapi saat sampai disana, entah kenapa ia merasa prihatin pada mereka

Mau bagaimana lagi? Mereka—Kisame, Kakuzu, Tobi, Zetsu—tertidur dengan pulas di depan markas. Iya, diluar markas

"Mungkin ini maksud aniki tadi" gumam Sasuke

"Apakah mereka kena hukuman oleh Pain-nii?" Sasuke bertanya-tanya

"Tapi kelihatan nya, di markas sepi-sepi saja" gumamnya sok tau

"Hm? Ahh, Sasuke-nii? Apa yang kau lakukan disini?" Tobi tiba-tiba saja terbangun

"Aniki tak bisa tidur, dia terus saja menatap kearah jendela. Ku pikir ia ingin bertemu kalian, jadi aku susul saja kalian" Sasuke menjelaskan maksud dia datang ke markas Akatsuki itu

"Bukannya aku peduli, tapi mengapa kalian tidur diluar? Kalian jadi seperti orang kesusahan!!" Tambahnya

"Kami capek~"

"Memang apa yang kalian lakukan?"

"Kami sudah bertanya pada seluruh warga~"

"Bertanya apa?"

"BACOT SIA!!!!!!! DARITADI NANYA MULU!!!!!!" Kakuzu tiba-tiba terbangun sembari melempar pot bunga milik Zetsu kearah Sasuke, tetapi Sasuke dapat menghindarinya

"Apa salahnya bertanya? Susah bertanya, sesat dijalan"

"Kau kan hafal semua jalan di dunia ini. Jadi tak bertanya pun tak masalah, kan?" Celetuk Zetsu dengan wajah bodohnya

"Jika kau bukan teman aniki. Aku tak akan segan memegal kepala mu"

"Jika dia bukan anggota kami pun, kami pasti akan membakarnya"

~Lanjut ke chapter 6~

LukisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang