-Lukisan-

309 21 1
                                    

"Sebaiknya kalian tidak melihat lukisan-lukisan nya!!!"

Degh!

"Kau kenapa teroris?" Seorang penyembah Jashin bernama Hidan itu, bertanya kepada temannya yang tiba-tiba saja berhenti berjalan

"Tidak, un. Rasanya ada seseorang yang berkata kita tidak boleh melihat-lihat...." jawab Deidara—teman Hidan tersebut—tetapi ia malah tidak meneruskan kalimat nya

"Ah! Lupakan, un. Hanya perasaan saja" lanjutnya

"Kau memang aneh" komentar Hidan

"Memangnya ada orang yang melakukan ritual di kamar mandi, un?" Deidara berusaha membalas Hidan

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan seni? Orang gila mana yang menganggap seni itu ledakan??"

"Ngajak gelud?!"

"Skuy!"

Bruk!

Tiba-tiba saja ada seorang gadis berambut pink yang terjatuh. Barang-barang yang dibeli nya di pameran tersebut pun berserakan(?)

Deidara juga Hidan yang awalnya akan berantem pun akhirnya menolong gadis tersebut. Barang-barang gadis itu mereka ambil satu persatu, kemudian di masukkan kedalam tas(?) yang sudah gadis itu siapkan(?)

Tetapi, ada satu barang gadis tersebut yang membuat mereka merasakan hal yang ganjil (bukan genap?)

"Terimakasih banyak! Maaf merepotkan!!" Ucap gadis itu sembari menunduk, ciri orang-orang Jepang saat meminta maaf

"A-anu, un. Sebelumnya boleh aku bertanya? Darimana kau mendapat kan lukisan itu?" Celetuk Deidara sebelum gadis itu menjawab pertanyaan nya. Takutnya, ia dikira bertanya tentang no telepon nya (gk ak ijinin! #plak!)

"Ohh, lukisan ini? Aku beli di sana" gadis itu menunjuk kearah yang di maksud

"Baiklah, terimakasih un!"

"Hm! Terimakasih kembali!!"

"Tempat yang ditunjuk gadis itu... Tempat yang akan kita datangi kan?" Celetuk Hidan

"Datangi? Kau kira hantu, un?! Oh iya, kau kan memang hantu" canda Deidara

"Sialan!"

Mereka berdua pun berjalan menyusuri pasar, pameran, atau apalah itu. Hingga akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka ingin tuju

"Wahh, banyakan juga ya?" Celetuk Hidan saat melihat tempat tersebut dipenuhi banyak orang

"Bagaimana jika kita menerobos?" Lanjutnya

"Kau ingin kena amuk yang lainnya, un?!" Ucap Deidara yang maksudnya tidak setuju dengan ide teman laknat nya itu

"Oh ayolah! Kita kan hanya di beri waktu sampai matahari tenggelam! Itupun belum perjalanan kita!!"

"Terserah, lagian tumben sekali sih kau ingin melihat-lihat lukisan, un?"

"Aku hanya sedang mood" jawab Hidan yang sebenarnya tidak memuaskan Deidara

"Bodo ah! Aku akan menerobos saja!" Ucap Hidan yang benar-benar melakukan niat nya tersebut

Sementara itu, Deidara hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan teman laknat nya tersebut

LukisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang