-Chapter 4-

100 10 0
                                    

'Tringg... Tringg.. Tring..'

Hp milik Deidara, tiba-tiba saja berdering

"Halo, un? Ada apa?" Tanyanya pada si penelpon yang ternyata adalah Kisame

//Deidara, yang kau katakan sebelum kita melakukan misi ini...//

"Oh! Tentang lukisan itu, un? Ada apa memangnya?"

//Kami menemukan nya. Dan benar saja, lukisan itu terkesan ganjil!//

"Be-benarkah, un?! Apa yang terlukiskan??"

//Empat orang yang seperti sedang mengembara mencari sesuatu. Dan orang-orang tersebut seperti kalian...//

//Ada orang berambut kuning yang tentunya poni nya menutupi sebelah wajahnya. Lalu seorang berambut merah, ia pendek persis seperti Sasori. Lalu ada juga perempuan, satu-satunya, perempuan itu pun seperti Konan, selain rambutnya yang ungu, di rambutnya itu ada hiasan berbentuk bunga kertas, seperti yang selalu dikenakan oleh Konan. Dan yang terakhir, yang memimpin ketiga orang tadi, ia mirip dengan leader!//

"......"

"Me-memang sekarang leader yang berjalan paling depan..."

"Posisi kami saat ini, un. Leader di depan, Konan di belakangnya, Sasori di belakang Konan, dan aku di belakang Sasori, un"

//Akh!! Sama persis dengan yang terlukis!!!//

"......" sekarang, entah mengapa, Deidara jadi yakin bahwa ada yang salah dengan lukisan tersebut

"Teruskan saja misi kalian, un. Terimakasih info nya" Deidara segera menutup obrolan tersebut. Mematikan hp nya, lalu berjalan mendahului

"Hei cerewet!! Apa yang kau lakukan??" Sewot Sasori

"Kita tak punya waktu!! Ayo cepatlah ke apartemen kakak nya Kimimaro, un!!" Ucap Deidara

"Hei! Apakah itu Hidan???" Seru Konan sambil menunjuk seseorang yang—seperti—sedang membawa sebuah sabit yang biasanya dibawa oleh Hidan

"Tapi tadi dia tidak membawa sabit, un!!"

"Lagipula sabit Hidan kan patah, akibat pertengkaran nya dengan Kakuzu" kata Pain

"HOI, HIDAN!!!!!" Payahnya, Sasori malah mendekati orang itu

"Apa yang danna lakukan, un??" Deidara bingung akan tingkah laku partner nya itu

"Oi Sasori!!!" Pain segera menyusul Sasori

......

"Hah~~ benar-benar melelahkan padahal hanya bertanya saja..." keluh Zetsu

"Tentu saja melelahkan! Kita kan bertanya hampir satu desa!!! Jika kita bertanya satu atau dua orang, baru itu mustahil untuk mengatakan melelahkan" komentar Kakuzu

"Permisi senpai! Apakah senpai melihat orang ini??" Tanya Tobi sambil menunjukan photo Hidan–yang untung nya jelas

"Tidak, maaf"

"Ahh, tidak masalah. Terimakasih banyak telah menjawab Tobi!!"

"Teman-teman!!" Teriak Kisame tiba-tiba

"Ada apa?" Tanya Kakuzu

"A-ada orang yang katanya melihat Hidan..."

"BENARKAH?!?!?!"

......

"............"

"Oy Sasori!! Kau kenapa sih?!?!" Tegur Pain

LukisanWhere stories live. Discover now