10. Untuk apa kuatnya

31 2 3
                                    

Kini mereka sudah berada di rumah sakit, Belvyah sudah di kamar rawat inap nya. Dokter yang menangani Belvyah sudah memang dekat dengan Belvyah, beliau sudah biasa menangani Belvyah.

"Dok gimana?" Gunadhya bertanya dengan raut muka cemasnya

"Sini ikut keruangan dokter"

Gunadhya mengikuti kata dokter dan mulai mengekori dari belakang, entahlah kenapa dokter meminta ke ruangannya mungkin ada yang ingin dokter sampaikan pada dirinya.

"Duduk dulu Gunadhya"

"Tau nama saya?"

"Dari ayah Belvyah"

"Iya dok, Belvyah gimana dok?"

"Gun tenang dulu. Cinta mu tak bisa kau sembunyikan yah gun?"

"Maksudnya dok?"

"Gak dokter cuman mau bilang, jaga Belvyah selama kamu bisa hadir terus di sisinya"

Gunadhya diam ia tak tau ingin membalas apa, dia harus ada harus selalu di sisi Belvyah. Gadis pertama yang hadir dalam hidupnya gadis yang selalu di lihat nya ceria yang selalu kuat.

"Dok, Belvyah. Sejak kapan?"

"Sudah lumayan lama, ini waktu nya dia istirahat sebentar di rumah sakit"

"Saya masih gak kuat sama keadaan ini"

"Tunjukin ke Belvyah kamu kuat, dia bisa sembuh"

"Iya dok"

Gunadhya keluar dari ruangan sang dokter, tiba tiba saja bunda memanggil Gunadhya. Bunda bilang Belvyah sudah sadar, cepat cepat Gunadhya menghapus air matanya ia tak mau terlihat menyakitkan di depan Belvyah ia harus bisa.

"Gun di cari Belvyah"

"Sudah sadar bun?"

"Sudah gun"

"Sebentar bun gunadhya panggil dokter"

Gunadhya berbalik menemui dokter Ingin menyampaikan bahwa gadis yang dia cintai itu sudah sadar betapa senangnya dia sekarang.

"Dok Belvyah sudah sadar"

"Ayo bareng saya temui dia"

"Iya dok"

"Harus kuat yah di depan Belvyah"

"Siap dok, saya gak mau terlihat menyakitkan di depan Belvyah nanti"

Dokter dan gunadhya mulai menuju ruang inap belvyah. Melihat kondisi Belvyah tentunya

"Bel?"

"Gunadhya?"

"Iya ini aku bel"

"Sama siapa?"

"Dokter kamu"

"Dokter?"

"Iya Belvyah saya yang selalu nanganin kamu"

"Dokter Gilbert!!!" Belvyah benar benar semangat sekali dengan keadaan yang seperti ini dia bersorak memanggil nama dokter yang tampan itu membuat gunadhya menarik dua ujung sabitnya.

"Lihat lah pangeran mu Belvyah, dia panik saya suruh tenang karena lihat kau saja sekuat ini pangeran mu harus lebih kuat juga bukan?"

"Iya bel aku harus kuat, aku belajar kuat dari kamu jadi biar kamu cepat sembuh"

"Gun kalau kau kesini lagi tolong bawa kan buku kosong yang kau kasih sama buku novel yang kau kasih juga"

"Iya bel nanti aku bawakan"

Benang tak kasat mata ° Mark lee✔️Where stories live. Discover now