1.Teras Depan

157 12 2
                                    

Namanya Belvyah pouran, dia anak pertama dari ibu yang bernama Gayatri bhanurasmi dan ayah yang bernama Mahesa prambudi. Ia anak satu satunya
Bak berlian indah yang selalu di jaga.

Tok tok tok
Belvyah bisa dengar suara itu dari pintu kamarnya

"Sebentar bun"

"Sarapan nya sudah jadi sayang cepat turun yah"

Yah begitulah setiap pagi, Belvyah sangat bersyukur dunia begitu indah yang ada di pikirnya. bunda dan ayah itu cukup untuk hidupnya.

"Bel tadi ayah sudah pergi duluan, kamu bunda ojekin aja atau gimana?"

"Oh gapapa bun belvyah pergi sama Aarunya saja"

"ya sudah kalau begitu, sarapannya di habiskan"

Jakarta 06.30
Iya ini jakarta mau jam berapapun tetap saja terjebak di lalu lintas kota yang padat ini.
Sekarang aku sudah di dalam bis bersama Aarunya, ia sahabat kecil ku hingga sekarang.

"Nanti aku antar ke kelas atau tidak usah?"

"Ah? Jangan Aarunya aku bisa sendiri"

"Ok"

Sekolah sudah mulai ramai sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah sudah mulai ramai sekali. Belvyah kadang merasa risih, ia tak suka ramai pada akhirnya ia memutuskan untuk cepat cepat ke kelasnya. Aarunya yang melihat Belvyah berlari sudah tidak aneh lagi karena ia tau itu memang Belvyah.

Kelas Belvyah ada di lantai 2 bersebelah dengan kelas Gunadhya dan Ravindra.
Kenapa hari ini kelas begitu ramai fikirnya, ia jadi tidak ingin masuk kelas. Tapi mau bagaimana lagi.

Ya sudah lah masuk saja, segaduh gaduhnya kelas aku masih bisa menutup telinga ku pakai earphone kan.

"Permisi... Ini bangku ku" Belvyah mulai angkat suara karena bangku nya di duduki seseorang

"Ini Jakarta nyonya, masih pakai aku kamu?"

Belvyah hanya diam bukan karena tak ingin menjawab tapi volume earphone nya terlalu nyaring

"Ini di lepas dulu lalu bisa dengar apa yang gua barusan ngomong" benar lelaki itu melepaskan earphone yang sedang di pakai oleh Belvyah. Dan kini Belvyah benar benar kaget sekali

Kenapa ia berbicara seperti itu tapi tak terlihat raut wajah kesal, aneh sekali.

"M-maaf"

"Yah kan lu gak salah ya udah nih bangkunya, duduk bentar lagi bel. Kenalannya kalau udah sempat yah"

Aneh...siapa dia? Aku baru lihat dia.

Bukan tentu saja bukan seperti itu, itu karena Belvyah tidak pernah keluar kelas jika tidak penting jadi ia hanya tau orang orang di kelasnya.

Ia masih tetap dalam lamunan memikirkan siapa cowo yang tadi duduk di bangkunya. tanpa sadar di sebelah nya sudah ada maheswari duduk dengan rapih

"Bel? bel? Ada apa? Kok melamun"

Benang tak kasat mata ° Mark lee✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang