2.Persimpangan yang tepat

82 8 0
                                    

"Gunadhya siapa ma?"

"Anak kelas sebelah bel, sudah jangan di pikirkan lagi. istirahat saja"

"Sudah jangan di sini aku sendiri aja, balik ma ke kelas nanti bisa ketinggalan pelajaran"

"Gak apa bel nanti liat materinya pinjam buku Nakeisha aja"

Gunadhya siapa dia? Aku harus bertemu lagi dengan dia. Aku ingin menerima tawaran untuk berkenalan aku juga ingin mengucap terimakasih

"Eh bro dari mana aja"

"Uks"

"Uks? Tumbenan, ngapain di sana?"

"Ngantar Belvyah tadi sakit"

"Belvyah?"

"Iya cewe yang tadi gua nanya ke lu itu"

"Udah tau namanya?"

"Iya tapi belum ada waktu buat kenalan, gak tau kapan"

Raut wajah kecewa, pasrah dan sedih sudah ada di muka Gunadhya sejak tadi. Gelisah,
Lihat lah semesta ini pertama kalinya gunadhya seperti ini. Dia pun bingung dirinya kenapa.
Ini angin apa yang membawa nya lari, ombak apa yang menerjang jiwanya semesta.

***

Kini keadaan uks ramai ada Nakeisha ada maheswari dan ada Aarunya teman dekat Belvyah. Tentunya mereka khawatir dengan keadaan temannya itu.

Hal sederhana seperti itu kadang membuat Belvyah senang, bibir nya pun mulai tertarik melengkung ke atas. Ia tidak tau kenapa seperti itu yang jelas tuhan memberinya ini untuk membahagiakan Belvyah, itu pikirnya. Walaupun ia di berikan ke kurangan oleh tuhan

"Bel, mau aku belikan apa di kantin? atau kamu bawa bekal?"

"Aku bawa bekal ta, kalau tidak merepotkan aku minta tolong ambil di tas boleh?"

"Tentu saja boleh, tunggu sebentar Kamu harus banyak makan"

Aarunya pergi ke kelas Belvyah untuk mengambil bekal Belvyah tadi. tak lama lama Aarunya di kelas Belvyah selepas mengambil bekal Belvyah, Aarunya lekas turun menuju uks.

"Bel ini bekalnya mau makan sendiri atau di suapin?"

"Makan sendiri aja ta, kalian sudah makan?"

"Sudah kok bel tadi ke kantin dulu" sahut Nakeisha

Belvyah melahap bekalnya, membuat teman teman nya itu tersenyum teduh. Di mata mereka Belvyah masih gadis kecil yang lucu dan manis.

"Kenapa? Kalian senyum"

"Kamu lucu bel, lihat kamu seperti anak polos sekali. Sepertinya tuhan benar benar sayang kamu"

Belvyah lebih teduh lagi mendengar Aarunya berbicara seperti itu pada dirinya.

***

Di samping itu Gunadhya masih terpaku diam memikirkan entah kenapa dia sekarang. Dia sendiri merasa aneh. Gundah sekali dirinya hanya diam di kelas tak berencana keluar kelas pun

"Bro.. bro!!"

Benar benar gunadhya tidak kaget sama sekali. Ia hanya tenang menjawab panggilan temannya tersebut.

"Kenapa?"

"Kantin gak, kalau gak gua tinggal"

"Uks boleh gak?"

Agastya tidak berbicara lagi setelah itu ia hanya menaruh tangannya di kening gunadhya. Seperti mengecek suhu tubuh panas atau tidak nya.

"Sakit lu?"

Benang tak kasat mata ° Mark lee✔️Where stories live. Discover now