GIZE-KRAL 08

2.8K 209 5
                                    


SELAMAT MEMBACA

KAISAR MISTERIUS

Sepanjang perjalanan tadi Chafia tidak berhenti berbicara. Apapun akan gadis itu ceritakan tanpa diperintah. Bahkan Eris sedikit risih dengan kecerewetan gadis yang masih saja menggandeng tangannya. Eris akui dirinya cerewet tapi jika ada orang yang cerewet dia akan kesal juga.

Chafia berhenti berjalan. Otomatis Eris juga menghentikan langkahnya. "Kau ingin sesuatu sebelum kita pulang?" tanyanya.

Eris diam. Ia bingung, jadi lebih baik menggelengkan kepala aja. "Tidak." jawabnya singkat.

Chafia menatap nya lama. "Kau serius?" Chafia menggenggam lebih erat lagi tautan tangan mereka. "Tidak apa-apa, tidak sudah takut padaku. Dan jangan merasa sungkan." katanya.

"Bukankah dengan kau bicara seperti itu, justru terlihat sedikit mencurigakan?" tanya balik Eris.

Chafia mengernyit heran. "Kau mencurigai ku? Memangnya apa yang kau curigai?"

Eris melepaskan tangannya. "Kenapa tiba tiba saja, kau menolongku? Lalu dengan mudahnya kau membawaku ke rumah mu?"

Chafia menghela nafas nya. Ia menganggukkan kepalanya mengerti. Eris benar, jika saja dirinya bertemu orang baru, dan orang itu langsung mengajak untuk tinggal saja di rumah, bukankah itu sedikit mencurigakan?

"Kau benar. Tapi aku memang berniat untuk menolong mu."

"Kau tidak curiga aku ini orang jahat? Lihat bahkan pakaian kita saja berbeda." kata Eris sambil menunjuk Chafia lalu dirinya.

Chafia menatap penampilan Eris lalu dirinya. "Apa masalah nya dengan itu?"

"Jika memang kau orang jahat, aku tidak peduli. Dan aku tidak akan mencelakai mu. Memangnya kau kenal dengan orang lain selain aku?" Chafia menatap tepat pada mata Eris. "Jika kau memang ragu, tidak usah dipaksakan. Aku akan pulang sendiri kalau begitu." lanjutnya.

Eris menghela nafas. Ia menatap Chafia yang menunduk. Lalu memejamkan matanya. Eris sedang dilanda kebingungan sekarang. Di satu sisi ia baru mengenal Chafia dan patut untuk dicurigai, lalu disisi lain jika ia tidak ikut dengan Chafia, dirinya akan kemana?

Eris menatap Chafia lagi setelah memejamkan matanya. Ia menghela nafas panjang, seharusnya Eris berterima kasih karena Chafia sudah mau mengajaknya ke rumah gadis itu.

"Chafia." panggil Eris. Tangan nya kembali menggenggam tangan Chafia seperti awal tadi. "Maafkan aku yang tidak mempercayai mu, tapi aku juga tidak mengerti dengan keadaan ku sekarang."

Chafia mengangkat kepalanya. Menatap Eris, wajahnya kembali ceria yang sesaat tadi muram. "Tidak masalah, jadi kau ingin ikut denganku?"

Eris mengangguk. "Iya, aku ikut dengan mu."

Disinilah Eris sekarang, berdiri diam di depan pintu yang terbuka lebar. Dia sudah sampai di rumah Chafia. Tapi gadis itu menyuruhnya untuk menunggu didepan selagi dia memanggil bibinya.

Rumah didepan nya ini terbuat dari batu yang disusun. Dibelakang nya terdapat pohon yang daun nya sudah berguguran, dengan dua jendela dan pintu yang tidak terlalu tinggi didepan. Serta ada undakan tangga kecil.

(Anggap aja ini rumah pada jaman nya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ini rumah pada jaman nya)

Eris mengamati lagi keadaan rumah ini, seperti nya ini adalah rumah satu satunya yang berada disini. Pasalnya saat ia menuju kemari dengan Chafia, rumah yang lain nya terkesan berdekatan bahkan ada yang satu tembok. Tapi kenapa rumah ini hanya ada satu satunya. Mungkin sekitar seratus meter dari sini barulah banyak rumah penduduk yang lain.

Eris jadi membayangkan bagaimana nanti malam. Pasti sangat seram, dibelakang rumah saja sudah terlihat angker padahal matahari masih menampakkan dirinya. Apakah pada jaman ini sudah ada hantu? Pikir nya.

Pasti ada Eris! Hantu adalah arwah orang yang sudah mati. Rutuk Eris dalam hati.

Tapi kenapa juga Chafia lama sekali? Kenapa belum kembali dari tadi?

Terdengar langkah terburu baru dari dalam. Tak lama keluar lah seorang wanita yang perawakan nya sedikit gemuk dan agak pendek. Ia menatap Eris dengan matanya yang berkaca-kaca. "Astaga, mari masuk Nak. Jangan diluar." kata wanita yang sudah berumur itu.

Eris masuk kedalam, lalu duduk di kursi kayu. Disebelahnya ada bibi nya Chafia yang terus saja menggenggam tangan nya sesekali meremas pelan. "Bibi tidak menyangka ini." ucapnya.

"Aku bawakan air untuk mu." Chafia datang dari belakang sambil membawa tiga gelas yang terbuat dari besi tipis, lalu Chafia ikut duduk di sebelahnya lagi setelah ia menaruh gelas serta nampan nya di meja kayu, yang berada dihadapan mereka.

"Bibi, lepaskan tangan nya. Kau membuatnya sedikit takut." kata Chafia. Eris berada ditengah-tengah mereka.

"Maaf, Bibi hanya terlalu senang saja."

"Nak. Namaku Firda, kau bisa panggil aku Bibi Firda." Firda tersenyum menatap Eris.

Eris ikut tersenyum saat melihat senyuman tulus dari Bibi Firda. "Aku Eris Bibi, dan terima kasih sudah mengizinkan aku untuk tinggal disini." kata Eris sopan.

Firda menepuk tangan nya pelan. "Tidak masalah. Bibi malah senang. Kau tahu Bibi sering kesepian karena Chafia sering keluar rumah."

"Aku hanya menjalankan tugasku."kata Firda setelah meminum air. Ia meletakkan gelas kembali.

"Bibi paham kesibukan mu itu."

"Mari Eris, Bibi antar ke kamar mu. Kau tidak masalah bukan jika satu kamar dengan Chafia? Karena hanya ada dua kamar tidur sini." kata Firda lembut.

Eris langsung menghabiskan air yang ada di gelas lalu diletakkan kembali. "Tidak masalah, mungkin aku akan sedikit takut jika tidur sendirian."

"Kalau begitu mari Bibi antar, lalu kau bisa mandi dan berganti pakaian."

"Baik Bibi."

KAISAR MISTERIUS

Gizemli Kral (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang