GIZE-KRAL 07

2.8K 219 7
                                    


-SELAMAT MEMBACA-

-KAISAR MISTERIUS-

Eris membuka matanya perlahan, bayangan buram yang pertama kali dirasakan nya. Tubuhnya yang agak lemas seketika tumbang. Eris memegangi dahinya yang berdenyut sakit, ia meringis pelan.

"Astaga, kepalaku." gumamnya disertai ringisan kecil.

Secara perlahan Eris bangkit, ia tidak tau kenapa tubuhnya bisa se-lemas ini. Saat matanya melihat ke depan yang Eris lihat adalah sebuah pasar tradisional. Eris mengernyit heran. Lalu pandangan nya melihat sekitar yang tidak jauh berbeda, baru menyadari sesuatu Eris melangkah mundur. Kenapa pakaian mereka? 

Eris menunduk, melihat pakaiannya kembali. Sangat berbeda.

"Bisakah kau turunkan harga gandum ini? Kenapa mahal sekali."

"Aku kemarin beli labu disini tapi kenapa rasanya tidak enak?"

Begitulah yang Eris dengar di sini. Bukan itu saja, tapi juga suara tangis anak kecil, lalu seorang ibu yang marah marah.

"Hei. Minggir lah kenapa kau berdiri ditengah jalan seperti ini!" seru seseorang dibelakang tubuhnya. Eris berbalik dan melihat orang itu sedang menarik gerobak yang berisi karung karung besar.

Eris yang masih bingung hanya menurut saja, ia menyingkir. Memberi jalan pada pria itu.

"Kau ini siapa? Kenapa pakaian mu seperti itu?" tanya pria yang belum menarik gerobak nya. Perkiraan Eris pria di depan nya ini kisaran umur kepala empat.

"Dasar orang aneh, pakaian mu aneh, sekarang kau juga aneh." cibirnya.

"Sepertinya kau orang baru disini. Ayo kita duduk dulu." ajaknya, Eris hanya mengikuti kemana dirinya dibawa. Entahlah sekarang ia sedang bingung dengan semua ini.

Eris mendudukkan dirinya di kursi kayu jati yang dipoles dengan baik, pinggiran nya diukir dengan grafik yang sulit ia mengerti.
Eris meneliti tempatnya, sepertinya ini adalah kedai.

"Oh ya ampun! Apakah kau benar-benar belum pernah ke sini?" tanya wanita itu.

Eris menggeleng.

"Baiklah sepertinya benar kau orang baru disini. Baiklah aku memperkenalkan diriku dulu," ia mengulurkan tangannya."Aku Chafia resyn."

Eris menerima uluran tangannya, "Eris."

"Nama yang unik." kata Chafia menanggapi.

Chafia berdeham, "Baiklah rumah mu di mana?"

Eris menggelengkan kepalanya tidak tahu.

Sesaat ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dari pakaian yang semua orang pakai, lalu bangunan rumah dan lagi kendaraan yang sekarang dilihatnya sungguh aneh, maksudnya dia dia tidak pernah melihatnya selama dirinya hidup.

Disini seperti kehidupan yang sangat kuno dan tua untuk ukuran dirinya hidup sekarang, dan lihatlah pakaiannya dan pakaian semua orang disini.

Sangat berbeda.

Dan, apakah ia tidak salah lihat. Diujung sana ada pria yang sedang berdiri tegap menatap tajam kearahnya? Eris menggeleng. Hanya ilusi fikir nya.
Eris menoleh lagi dan pria itu tersenyum kepadanya. Sialan!

Walaupun jaraknya lumayan jauh tapi entah mengapa Eris melihatnya dengan jelas. Bahkan sangat jelas, bagaimana pria itu tersenyum sangat manis.

"Lupakan Eris." rutuk nya dalam hati.

Eris lalu menoleh lagi pada Chafia wanita itu sedang berbicara dengan seorang pelayan di kedai ini, entah apa yang mereka berdua bicarakan. Eris tidak mengerti, lebih tepatnya tidak mengerti bahasa apa yang mereka gunakan.

Eris kembali mengingat kenapa bisa dirinya ada ditempat yang aneh ini, sungguh aneh menurutnya karena masih banyak sapi yang digunakan sebagai kendaraan. Dan juga banyak orang-orang berpakaian aneh yang berkeliling disekitarnya mereka seperti membawa tongkat tapi diujung atasnya terlihat lancip dan runcing. Lalu ditangan sebelahnya ada tameng? Mungkin Eris sendiri tidak yakin.

"Emm, maaf sebelumnya Chafia apa kau punya ponsel? Bisakah aku meminjamnya?" tanya Eris. Dirinya sudah tida tahan ingin segera pergi dari tempat yang aneh plus orang-orang nya juga aneh.

Chafia mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu ponsel? Itu benda?" tanyanya tidak mengerti. Karena ia baru pertama kali mendengarnya.

Eris membulatkan matanya, "Kau tidak tahu apa itu ponsel?" tanyanya gemas. "Oh astaga. Hidup di jaman apa aku ini" geramnya frustasi.

Chafia yang mendengarnya langsung menjawab dengan senang hati, "Di jaman kekuasaan Yang Mulia Yildrim tahun 1389."

Deg. Tiba tiba saja seperti ada batu besar yang menghantam ulu hatinya.

Eris memandang Chafia dengan pandangan yang sulit diartikan. "Apakah aku sudah gila, tidak mungkin rasanya aku hidup dijaman kolonial seperti ini." ia menolak percaya dengan apa yang terjadi.

"Sudah, sudah. Lupakan ayo ikutlah denganku, kau tidak tahu dimana rumahmu. Tinggallah bersamaku." ajak Chafia denan senang hati.

Eris diam tidak bergerak saat tangan nya di tarik. Chafia menoleh, menatap tanda tanya pada Eris.

"Kenapa aku harus ikut denganmu?" tanya Eris datar.

Chafia melepaskan pegangan tangan nya. "Apa kau mengenal orang lain disini?" tanya nya balik. Eris diam. Dia memang tidak mengenal siapapun disini jangankan kenal, tau tempat ini saja tidak.

Mau tidak mau Eris harus ikut dengan Chafia, karena dirinya tidak kenal siapapun disini.

Chafia menggandeng tangan Eris untuk ikut bersamanya, Eris melihat kesamping kanan dan kiri untuk mengamati lagi keadaan sekitar. Ia hanya mengikuti langkah Chafia kemanapun.

Sesaat matanya melihat seorang pria dengan tubuh tegap yang berdiri menjulang dibelakang pohon rindang. Eris menajamkan matanya, bagaimana pun keberadaan pria itu cukup jauh. Sehingga yang Eris lihat hanyalah buram.

Eris mengusap tengkuknya dengan tangan yang bebas, kenapa rasanya jadi mencekam begini?

Pria itu? Eris baru menyimpulkan bahwa pakaiannya berbeda dengan semua orang yang dia temui disini, bahkan sangat kontras. Dia memakai jubah.

KAISAR MISTERIUS

Gizemli Kral (REPOST)Where stories live. Discover now