Ekstra Part 2 - Day with Rommy

10.9K 513 9
                                    

Rheva's POV

"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya." Elak Rafael.

"Tidak ada yang perlu kau jelaskan. Aku sudah melihat semua." Bentakku.

Rafael hendak mencegahku. Namun dengan cepat aku memukul perutnya. Rafael terbang beberapa meter dan ia pingsan seketika. Huft, biar aku tak peduli. Aku pergi meninggalkan Rafael yang terkapar di depan mansion.

Aku pulang. Ke Snow Moon Pack. Semoga penatku bisa hilang dengan pulang. Aku ingin melupakan apa yang baru saja ku alami. Hamil muda memang melelahkan. Membuat berat badanku naik. Namun, aku bisa mengatasinya dengan sedikit sihir dari Rosana.

"Rommy, aku pulang." Aku membuka pintu mansion tanpa mengetuk.

"Kak Rhe?" Rommy sedang berdiskusi sesuatu dengan Jon. Biarlah.

"Hai Rommy. Aku berkunjung karena Rafael sedang ada kepentingan." Rommy hanya mengangguk mengerti. Memangnya ia mengerti?

Aku pergi ke depan televisi. Menonton apalah yang ada. Terserah. Tiba-tiba Jon sudah duduk di sampingku. Hmmm, aku penasaran kemana perginya Rommy? Ah lupakan. Mungkin ia sedang ke ruangannya. Tugas Alpha.

"Rhe, kau baik-baik saja? Kau pasti sedang bertengkar ya." Seperti biasa Jon pasti tau apa yang terjadi padaku.

"Kenapa kau selalu tau dengan apa yang terjadi padaku sih. Jangan-jangan kau bisa meramal ya." Jon tertawa kecil. Sudah lama aku tak ngobrol dengan Jon dan melihatnnya tertawa lepas seperti ini.

Aku tersenyum ke arah Jon dan memeluknya dengan erat. Jon tidak menolak dan membalas pelukanku. Aku menceritakan semuanya. Ceritaku mengalir bagai air mengalir dari hilir ke hulu. Jon hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku takk berhak untuk mengurusi masalahmu, Rhe. Tapi mungkin jika kau mau memakai saranku, lebih baik kau mendengarkan dulu penjelasan Rafael." Aku tersenyum. Mungkin Jon benar. Tapi aku masih marah. Biar marahku hilang terlebih dahulu.

***

"Rommy, bisa kau carikan aku buah segar?"

"Rommy, aku mau berburu. Temani aku."

"Rommy, makanan Italia. Aku mau."

"Stop Kak. Huft. Kenapa jadi aku yang ribet seperti ini?" keluh Rommy setelah beberapa kali ku suruh.

"Ya bagaimana lagi. Rafael tidak ada di sini. Jadi aku menyuruhmu saja." Jawabku polos.

"Semenjak kakak hamil, kakak jadi seperti ini."

"Hehe, maafkan aku. Tapi kali ini. ayolah. Makanan Itali. Demi kakakmu yang imut ini."

Aku memasang wajah imutku. Rommy menatapku malas. Lama-kelamaan Rommy mulai jenggah. Ia mengalah. Aku berseru senang. Dengan cepat Rommy pergi mencari makanan Itali. Adikku memang yang terbaik. Dan sudah 2 hari aku menyuruh nya seperti ini. Hehe.

Pukul 3 sore. Rommy lama sekali. Aku sudah lapar. Hmm, berkat hamil ini aku sering lapar. Terima kasih hamil. Kau membuat berat badanku naik drastis seperti gunung. Baru saja aku mengharap Rommy kembali, ia masuk dengan sebungkus makanan. Akhirnya.

"Ini, kak Rhe." Rommy mengulurkan makanan dengan malas.

"Wah, terima kasih adikku." Aku segera mengambil makanan dari Rommy dan langsung memakannya. Meski Rommy terlihat enggan, tetapi ia tetap adik yang sangat baik.

***

"Rommy, kenapa wajahmu seperi itu, hah? Kau memimpikan hal itu lagi?" dari dulu Rommy selalu bermimpi buruk. Aku jadi kasihan.

Wizard Wolf [Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora