Part 26 - The Sage Magic

10.4K 616 8
                                    

Rheva’s POV

Aku kembali mengambil alih tubuhku. Nafasku terengah-engah. Sial. Ruby juga tak bisa bertahan. Kenapa disaat genting seperti itu aku tak bisa menggunakan kekuatanku. Tanganku menopang tubuhku di atas tanah. Gerald masih berdiri di depanku.

Aku harus pergi dari sini. Gerald mencoba menggapai tanganku. Dengan cepat aku menepisnya dan mendorongnya sedikit ke belakang. Aku berdiri dengan susah payah. Aku harus bertahan, bagaimanapun caranya.

Gerald menatapku dingin. Ia mulai mendekatiku lagi, dengan cepat aku memukul perutnya hingga ia terlempar jauh. Aku dapat mendengar tawa dari pria di belakangku.

“Hebat juga kau, dear. Meski aku sudah mengeluarkan kekkuatan milikmu, kau masih bisa bertarung dengan hebat. Sepertinya hanya kau yang masih sadarkan diri.”

Aku berdecih. Orang ini licik sekali. Mengambil kekuatanku dengan seenaknya. Tiba-tiba aku melihat dia mengangkat tangan kanannya ke atas. Sebuah bola api cukup besar muncul di atas kepala pria itu.

Dengan cepat aku menghindari bola api yang terarah padaku. Cih, aku harus melawan kekuatanku sendiri. ini sungguh tidak menguntungkan. Pria itu terus menyerangku dengan sihirnya. Dan aku terus-terusan menghindar.

Oke, dia sedang merapalkan mantranya. Ini kesempatanku. Aku melompat ke depan dan menyerang pria itu. Kena telak. Aku berhasil memukul wajahnya. Hahaha, rasakan itu pak tua. Penyihir itu terjatuh sambil mengusap darah pada bibirnya.

Aku kembali mendekatinya, menyerangnya kembali. Di luar dugaanku, ia menangkap pukulanku dan membantingku ke tanah. Akh, ini sakit sekali. Tulangku serasa remuk. Dengan segera aku memaksakan tubuhku untuk menghindari serangan es yang diciptakan penyihir itu.

Nafasku memburu. Aku sudah kehabisan tenaga sejak tadi. Sial, jika saja Rosa dan Ruby tersadar. Jika saja tenagaku tidak terkuras seperti ini. Pria itu menunjukku dengan telunjuk kanannya. Dia pasti akan menyerang lagi. Tiba-tiba—

CETAR

Selarik petir tepat mengenaiku. Aku tersetrum seketika. Ini sakit sekali. Aliran listrik terasa mengalir ke seluruh tubuhku. Aku jatuh terduduk. Pria itu menatapku dingin.

“Aaaakkkkh” teriakku saat bola hitam mengenai tubuhku.

Perasaan ini sama saja. Aku seperti disetrum oleh aliran listrik yang cukup besar. Aku menopang tubuhku dengan kedua tanganku. Sial. Aku merasa sangat lemah sekarang. Rafael, dimana kau? Kenapa kau lama sekali.

“Hebat juga kau, dear. Kau masih bisa bertahan setelah menerima seranganku.”

“AAAAAKKHHHH” pria itu kembali menyerangku dengan bola hitamnya.

Tubuhku terjatuh ke tanah. Inikah akhirnya? Aku menatap pria itu dengan tatapan benci. Dapat ku lihat ia akan kembali menyerangku. Beginilah akhirnya. Kisah seorang half yang baru saja menemukan kekuatannya, dan baru saja mengalami shift pertamanya.

Pandanganku mulai menggelap. Aku mulai tak sadarkan diri. Ibu, Ayah, aku akan menyusul kalian. Samar-samar aku mendengar suara teriakan.

“Hentikan!” siapa orang itu? Suaranya terdengar cemas.

“Ra-fa-el”

***

Rafael’s POV

“Rheva, kau dimana?” aku terus mondar-mandir tak karuan.

Aku frustasi. Dimana mateku? Aku sudah mengelilingi tempat ini. Dan aku tetap tidak bisa merasakan keberadaan mateku. Perasaanku semakin tidak enak. Rheva, Rosa, Ruby, dimana kalian? Aku bahkan tidak bisa memindlink mereka.

“Tidak ada di sini, Alpha.”

“Di sini, juga tidak ada.”

Aku mengeraskan rahangku. Setiap warrior selalu saja melapor tidak menemukan apa-apa. Jangan-jangan penyihir itu sudah tau jika aku akan kesini. Sehingga ia pergi ke tempat lain. Tapi dimana?

Tiba-tiba tubuhku terasa sakit. Tidak, seluruh tubuhku sakit. Lobo bahkan melolong kesakitan. Ada apa ini. Mate. Pasti terjadi sesuatu dengan Rheva. Aku mulai panik. Tidak ada tanda-tanda penggunaan sihir di sini. Sial.

Raf-ael itu Rosa.

‘Rosa dimana kau?’ tanyaku panik

Raf? Kau dengar?’ suara Rosa tanpak lemah. Apa yang terjadi?

‘Aku mendengarmu, Rosa. Kau di mana?’

‘Aku harap kau mendengar ini, aku di—’ suara Rosa terputus. Kenapa ini? Seolah Rosa tidak mendengarku. Sial. Di mana kau? Rosa bertahanlah! Kau dimana?

 ‘Blue Moon Pack’ seketika aku tidak mendengar suaranya lagi.

Dadaku langsung terasa sakit. Dimana mateku sekarang? Blue Moon Pack? Jangan bilang Gerald. Aku mengeraskan rahangku. Jika terjadi sesuatu yang buruk aku tidak akan memaafkanmu Gerald. Dengan cepat Lobo langsung mengambil alih tubuhku.

“Semuanya, segera pergi ke Blue Moon Pack sekarang.” teriak Lobo.

Tanpa basa-basi, aku langsung berlari ke arah Blue Moon Pack. Bruce dan para warrior segera mengikutiku. Tunggulah di sana, mate. Aku datang.

Tbc.

***

Hola, I'm back..
Banyak yang minta double update..
Ok, Hari ini aku updatenya double..

Author : Yey, Aku dah ingat semuanya..😄
Author : Bahkan endingnya juga😁
Author : Baiklah, mari kita lihat apa yang sedang terjadi saat ini.
---
Lobo : Mate, tunggulah aku.. aku akan segera sampai.
Ruby : Gelap. Apakah aku yang sadar pertama lagi?
Gerald : Kau tak bisa pergi lagi dariku.
---
Readers : Oi cepetan next part..
Author : Oke oke, klo gitu, spoiler di part ini gak ku tulis..
Jangan lupa vote dan komen nya😉

Wizard Wolf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang