Part 2 - The New Life

15.2K 846 1
                                    

Aku dan Jon sudah sampai di apartemen keluarga Frediscon di dunia manusia. Well, apartemenku tidak buruk juga. Ada satu tempat tidur berukuran quenn size, kamar mandi, dapur dan ruang tamu.

Ya, keluargaku, keluarga Fredicson memiliki beberapa apartemen dan perusahaan di dunia manusia. Bahkan ada sekolah juga. Ini semua di urus oleh adik kakekku. Dia satu-satunya keluarga penyandang nama Fredicson. Dan kakek ternyata seorang unmate. Itu menyedihkan.

“Terima kasih Jon, kau sudah mau membantuku.” Ucapku pada Jon setelah kami selesai memasukkan barang-barangku ke dalam apartemen.

“Tidak masalah, Rhe. Aku justru senang bisa membantumu. Dan kita tidak akan bertemu dalam waktu yang lama bukan.” Jawab Jon setengah bercanda.

“Ya, itu benar. Aku akan merindukanmu.” Aku memeluk Jon

“Ngomong-ngomong, adikku tidak bertingkah buruk kan padamu? Katakan saja padaku jika ia keterlaluan.”

Kami berdua tertawa lepas. Setelah itu, Jon pamit untuk pulang. Ia tidak ingin meninggalkan Rommy sendirian terlalu lama. Alpha baru, maka dari itu masih perlu banyak bimbingan.

***

Aku memasukkan baju-baju ku ke dalam lemari. Menyusun buku-buku yang ku bawa. Setelah selesai merapikan barang-barang ku, aku merebahkan tubuhku ke kasur queen size ini. Lelah.

‘Ruby, apa yang akan kita lakukan sekarang?’ tanyaku melalui mindlink

‘Aku lelah Rhe. Biarkan aku tidur.’ Keluh Ruby

‘Hei, kau sedari tadi hanya tidur di dalam sana. Dan aku yang dari tadi merapikan semuanya’

‘Jadi kau mau apa? Kau mau aku menggantikan posisimu? Jika bisa ayo kita lakukan sekarang.’ Aku membeku mendengar jawaban dari Ruby.

‘Hahaha, kalian ini. Hei Ruby, tak bisakah kau memberi semangat pada Rheva?’ ucap Rosa

‘Baiklah, baiklah. Maafkan aku, Rheva. Aku hanya bercanda.’ Aku diam tak menanggapi perkataan Ruby.

‘Hei, Rheva. Ruby sudah meminta maaf. Paling tidak dengarkanlah dia. Dan kau, kenapa kau hanya bertanya pendapat Ruby saja. Kau tidak mau bertanya padaku?’ Bentak Rosana marah sontak menyadarkanku.

‘Hehe, maafkan aku Rosa. Oke Ruby, aku maafkan. Dan Ros, apakah kau punya ide?’

‘Bagaimana kalau kita berkeliling terlebih dahulu. Aku serasa ingin menyihir seseorang.’

Aku memutar bola mataku malas mendengar jawaban dari Rosana. Tapi, ide itu cukup bagus. Aku akan berkeliling sebentar. Aku berdiri dan langsung pergi keluar apartemen. Tak lupa aku mengunci pintu apartemenku dan aku langsung melenggang ke luar.

***

Aku berjalan mengelilingi kota. Sebenarnya secara harfiah aku tidak berjalan. Namun menaiki mobil sport berwarna putih. Setelah puas aku berkeliling kota, aku memasuki sebuah kafe.

Sepertinya kafe yang kumasuki ini kafe terkenal. Terlihat dari banyaknya orang yang datang. Aku memilih tempat duduk yang kosong di dekat jendela lantai dua. Aku kemudian melihat-lihat daftar menu.

“Expresso dan strawberry shortcake.” Ucapku saat pelayan mendekatiku.

Setelah 10 menit menuggu, pesananku akhirnya tiba. Aku semakin lama merasa risih dengan tatapan para laki-laki di kafe ini. Mereka seakan ingin menerkamku. Aku mencoba untuk serileks mungkin dan mengabaikan mereka.

Acara istirahatku selesai. Sekarang waktunya pulang. Aku membayar pesananku di kasir. Ketika aku keluar, aku merasakan seperti ada yang mengikutiku dari tadi. Kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju mobilku.

Setelah aku masuk ke dalam mobil, dengan segera ku tancapkan gas dan kembali pulang.

‘Siapa itu tadi?’ tanya Rosa.

‘Entahlah, tapi aku merasakan bahwa dia juga seorang werewolf.’ Jawab Ruby.

‘Tapi dia bukan mate kita kan?’

‘Ya bukan lah, Ros. Jika ia mate kita, pasti Ruby sudah bersorak-sorak gembira.’ Jelasku pada Rosana.

Ruby hanya memutar bola matanya malas, dan Rosana terus tertawa sambil ber oh ria. 30 menit kemudian, aku sampai di apartemenku. Aku langsung merebahkan tubuhku ke atas kasur.

‘Ruby, Rosa. Sepertinya mulai besok kita harus merubah penampilan kita.’ Ucapku memecah keheningan.

‘Apa maksudmu, Rhe? Apa masih kurang dengan menyembunyikan identitasmu?’ tanya Ruby yang terdengar seperti keluhan.

‘Aku akan menebak pikiranmu, Rhe. Kau ingin kita berpenampilan seperti nerd, bukan?’ kali ini ucapan Rosana tepat sasaran.

‘Ya, sepertinya begitu.’

‘Apa? Tidak, tidak, tidak. Kau mau merusak tubuh cantikku?’

‘Ini tubuhku juga, Ruby. Ditambah lagi, apa kau tidak ingat dengan tatapan lapar di kafe tadi. Dan ada yang membututi kita juga.’

‘Kalau aku terserah padamu, Rhe. Yang penting aku mau mendapatkan mate yang cakep, tajir, dan mapan tentunya.’

‘Kau ini, Ros. Kenapa kau malah membela Rheva’

‘Hahaha, terima kasih Ros.’

‘Cih, aku kalah suara ini. Baiklah Rhe. Terserah padamu. Aku akan mengikuti semua pilihanmu.’

Aku tersenyum mendengar jawaban dari Ruby. Aku sudah tidak sabar menanti hari esok. Semoga aku akan mendapatkan mateku dengan segera.

Tbc.

***

Hello there, kehidupan Rheva dimulai..
Gak ada yang mau tanya gimana gitu??
Gak.
Ya udah..
Keep follow my story yaa..

Vote dan komen jangan lupa

Wizard Wolf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang