10. "Melakukan apa?"

20 2 2
                                    

Gadis itu menundukan kepalanya, terisak. Ia melihat setiap detil pakaiannya. Oh sangat pendek bahkan.

"Hiks, hiks– Aku takut papa kecewa, Tuhan pasti marah, aku takut–"

Ucap gadis itu dengan bibir yang bergetar.

Beberapa detik kemudian, Billy mendekap tubuh gadis yang tengah menangis tersebut. Ia bahkan tidak tega melihat sebutir air matapun jatuh menuruni pipi gadis tersebut.

"Hiks, hiks– mengapa kau melakukan itu? Apa kesalahanku sangat besar hingga kau seperti ini padaku?! Aku takut jika bayi ini lahir ia tak mempunyai siapapun. Kau tak akan mengakuinya anak bukan?!"

Ia menggeretak Billy yang entah menunjukan ekspresi keterkejutan tak terduga dalam pelukannya,  gadis itu menarik dan mengenggam kasar bathrobe di bagian dada Billy.

"Oh aku sangat takut papa kecewa aku tak akan mungkin membesarkan anak ini sendiri! Hiks–"

Ucap gadis itu tanpa titik yang berarti seperti ocehan sebelumnya, ia mengelus-elus perutnya. Sementara Billy masih mendekapnya. Billy hanya diam dan mulai mencerna dengan baik, kata-kata gadis dalam pelukannya.

"Apa kau sedang mengandung? Mengapa papamu kecewa? Cukuplah jangan menangis!"

Seketika gadis itu mendorong dada Billy kasar dengan kuat, sehingga terlepas dari pelukannya.

"Kau jahat! Sudah ku duga kau tidak akan mengakui bayi ini! aku tak suka cara mu! Kau jahat! berdosa! Persetan!"

"Hei nona! Anak siapa yang kau kandung? Bicarakanlah dengan baik! aku tak mengerti!"

"Masih tak mengakui?! ini anakmu! karena ulahmu semalam! kau melakukannya! merenggut harga diriku! ini janin adalah anakmu!"

Billy membelalakkan mata, lalu tertawa renyah mendengar ocehan gadis itu.

"Hahahaha!"

"Mengapa tertawa?! Tak ada yang lucu!"

"Konyol sekali, aku tak melakukan apapun!"

"Benarkah? Kau berbohong!" gadis itu menatap Billy penuh selidik.

"Tidak! ayo ikut denganku."

Di tariknya tangan gadis itu oleh Billy, lalu ia mendudukan gadis itu di sofa depan tempat tidur. Billy menarik napas panjang dan menghempaskannya kembali, setelah kemelut dengan kesalahpahaman beberapa detik lalu.

"Aku tak melakukan apapun." ucap Billy.

"Aku tak mempercayainya, mengapa ini semua terjadi? aku masih ingat dengan jelas bahwa kau mengancam bisa membeli harga diriku! Tapi apa? Kau melakukannya semaumu!"

"Hei, hei– tenanglah. Aku hanya membantumu! aku tidak menyentuhmu seperti yang kau kira. Dan kau tidak mengandung bayiku."

"Sungguh?"

"Iya, percayalah. Aku tak seburuk yang kau kira, aku hanya kasihan padamu. Kau tak sadarkan diri semalam. Demam juga. Maka aku membawamu kesini." jelas Billy menatapnya lekat.

"Mengapa dengan pakaianku? Kau menggantinya bukan? Oh aku tak bisa terima ini!"

"Diamlah cerewet! pembantu perempuanku yang menggantinya. Tak mungkin aku melakukannya."

"Lalu mengapa kita berada dalam satu kamar?mengapa kau memecahkan gelas itu? kau pasti marah padaku, itulah sebabnya kau membangunkanku dengan pecahan beling itu bukan? aku mau pergi, aku takut kau kasar lagi! aku tak mau!"

"Shutt, shutt!  Bisakah kau berhenti bicara hanya sesaat saja?! pengung telingaku!"

Gadis itu balik menatapnya dengan tajam.

Iam PerfectWo Geschichten leben. Entdecke jetzt