7.Bersumpah

16 2 0
                                    

Anonyms POV

Malam ini aku mendapatkan pekerjaan baru lagi. Oh betapa bahagianya aku ketika mendengar kabar gembira tersebut. Bagaimana tidak? sebab beberapa pekerjaan yang telah aku terima sebelumnya, harus gugur hari itu juga. Nahasnya belum sampai tiga hari bekerja, aku harus di pecat secara tidak terhormat. Bahkan tanpa pesangon. Oh apakah pantas  jika gadis ini mendapatkan pesangon sedangkan bekerja hanya bertahan dua hari?

Aku sudah bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan ini. Untungnya mulai malam ini juga aku bisa langsung bekerja tanpa persyaratan khusus dan ribet itu. Ku harap Tuhan memperlancar aktifitasku.

Gadis berusia 19 tahun itu berlalu dari kamar mandi, setelah memakai seragam kerja baru berupa kemeja putih dengan rompi hitam. Ia tersenyum bahagia setelah berhadapan dengan bos barunya.

"Waiters!" pekik salah satu pelanggan.

"Nah! sudah ada pelanggan yang memanggilmu. Lebih baik kamu siap-siap melayaninya dengan ramah dan baik sesuai yang saya arahkan tadi."

"Baik bos!" angguk gadis itu segera berjalan menghampiri pelanggan di meja nomor 12.

"Saya mau orange juice dan  blueberry cheese cake, ya. Dua porsi."

"Baik."

Setelah mencatat menu yang di minta, ia melesat ke bagian dapur. Begitupun seterusnya.

Malam itu pelanggan memang membludak.  Kelelahan yang di rasa gadis itu, tidak berarti lagi karena ia mengerjakannya dengan bersenang hati. Ia tidak ingin membuang-buang waktu untuk sejenak memperingan lelahnya.
Tujuannya sekarang adalah bekerja dengan sungguh-sungguh dan menikmati setiap energi yang di keluarkannya.

Malam pukul 11;06 ia masih melakukan pekerjaan tanpa guratan kelelahan sedikitpun. Saat sibuk dengan membawa beberapa tumpuk piring serta gelas kotor, tak sengaja ia menabrak seseorang.

(Praaang!!)

Gelas dan piring-piring itu terjatuh seketika ke lantai.

"Astaga!"

Gadis itu menunjukan ekspresi cemas dan merasa bersalah menatap ke pecahan gelas dan piring tersebut.

"Maaf, maaf tuan, saya tidak sengaja."

Ungkapnya setelah beberapa detik bangkit dari jongkok, ia menundukkan kepala dengan menyipitkan mata karena ketakutan. Ia sangat merasa bersalah sampai enggan menatap wajah seseorang yang di tabraknya. Namun yang jelas, seseorang itu adalah pria. Ia mengetahuinya karena melihat model sepatu dan celana jeans yang di kenakan pria itu.

"Astaga!"

Seorang pria atasan gadis itu tiba-tiba datang entah dari arah mana.

"Saya sudah bilang! harus hati-hati! apa kamu ingin di pecat saat ini juga?! dan kerugian ini– oh astaga–"

Seketika atasn itu menoleh sejenak pada pria yang di tabrak gadis tadi. Nampaklah pakaian pria itu kotor akibat noda Cappucino.

"Oh maafkan kesalahan kami tuan–" ucapnya memohon.

"Dan kau! mengapa bisa membuat kesalahan pada tuan Billy?! dia pemilik saham terbesar di Restaurant ini!"

Perempuan itu seketika menoleh pada atasannya ketika mendengar nama Billy. Ekspresi kejut dan heran keluar dari wajah gadis itu. Sehingga Billy mulai menilik detail wajah gadis itu.

"Saat ini juga, kamu saya pecat!" ucap atasan gadis itu.

Gadis itu membeliakan mata.

"Jangan bos! Jangan. Saya bingung harus mencari kerja dimana kalau di pecat saat ini juga. Saya berjanji akan melakukan yang  terbaik bos–"

Iam PerfectWhere stories live. Discover now