4.Penghianatan

37 2 2
                                    

Anonym's POV

"Pergi kamu sekarang! Saya tidak ingin bertemu kamu lagi!"

Gretak seorang wanita yang berusia 30 tahun,seraya melempar tas berisi banyak pakaian milik orang yang di usirnya,hingga mereka keluar.

Kini seseorang yang di usirnya telah tersungkur di bawah dengan kasar.

"Tante. Maafkan aku,aku akan mengadu pada papa,jika tante seperti ini!"

"Hahaha! Mengadu saja!berani kamu?! Hei lihat!"

Wanita itu menunjukan sebuah map yang berisi surat-surat berharga.

"Rumah ini dan semua asset yang di miliki papamu yang tak berguna itu,sudah beratas namakan saya! kamu tidak berhak atas ini semua!"

Yang di usir menajamkan matanya,dengan setitik air mata menetes pada pipinya.

"Memang papamu peduli padamu?tidak! dia sudah bahagia menikmati masa tuanya di luar negeri!bersama wanita lain!"

"Tidak! itu semua tak benar! Papa kerja tant!papa sayang padaku!"

"Omong kosong!" Ucap wanita itu dengan nadanya yang sangat lantang.

"Kalau kamu tidak percaya pada saya!terserah!saya tidak peduli! yang terpenting semua asset kekayaan yang di berikan papamu sudah menjadi milik saya!pergi!"

"Tante,beri aku waktu untuk memperbaiki kesalahanku!aku tak akan mengulanginya lagi!"

"Tidak!pergilah detik ini juga!"

Air mata menemani perempuan malang itu di tengah malam. Semua harapannya untuk mendapatkan kebebasan finansial pada usia 19 tahun,pupus sudah.

Bagaimana tidak? aset berupa rumah dan pertokoan besar di pusat kota yang pernah di berikan oleh sang ayah untuk memenuhi kebutuhannya di kota besar ini,telah di ambil tanpa sadar oleh tante kandungnya sendiri.

Sekarang hidupnya sebatang kara. Tidak berguna. Meski ada saudara satu-satunya di kota yang sama,namun kini kebusukan tantenya telah terbongkar.

"Papa..hiks,aku merindukan papa..mama sudah lama pergi,dan sekarang.. Oh astaga,bagaimana bisa aku mencari kontrakan di tengah malam ini"

Perempuan itu berputus asa. Duduklah ia pada halte,menangis dan merenungkan nasibnya. Situasi sulit ini baru pertama kali dialaminya.

"Perlahan,semua orang terdekatku menghilang,aku sendiri"

Ia menggigit bibir. Menahan getirnya kata-kata keluhan keluar dari mulutnya. Ia memeluk lutut yang menekuk,menundukan kepala dengan tangis yang tak kunjung redam.





Love&thanks,
Siska_yukinara

Iam PerfectOnde as histórias ganham vida. Descobre agora