Pewaris Takhta Kerajaan

1.8K 211 28
                                    

Kita sudah membahas tentang sistem feodalisme di abad pertengahan. Raja sebagai pemimpin teratas feodalisme memimpin atas beberapa vassal baik itu Duke, Count, dan lainnya dan vassal tersebut berjanji untuk setia terhadap sang Raja.

Namun, bagaimana jika Raja ini sudah meninggal? Tentu saja seorang penerus harus menempati posisi Raja tersebut. Tapi siapa yang akan mewarisi posisi tinggi tersebut?

Disinilah kita akan membahas tentang hukum warisan feodal (Feudal Succession Law). Di abad pertengahan ada beberapa jenis hukum warisan yang dianut di berbagai kerajaan di penjuru dunia.

Gavelkind

Pewarisan Gavelkind adalah sistem pewarisan yang membagi harta warisan kepada semua anak. Misalnya, jika seorang Raja yang memiliki dua orang putra akan membagi kerajaannya menjadi dua. Hal ini sangat jelas terjadi saat anak dari Raja Frankia Charlemagne, Louis I, meninggal dan membagi frankia menjadi tiga bagian.

Anak pertamanya Lothair I, mendapatkan Frankia tengah, yang nanti akan dinamakan kerajaan Lotharingia, dan Lombardy (Italia utara)

Anak keduanya Louis the German, mendapatkan Frankia timur (Jerman)

dan Anak terakhirnya Charles the Bald, mendapatkan Frankia barat (Perancis)

Pewarisan ini mungkin secara teori bisa dibilang adil karena semua anak mendapatkan bagian. Namun hal ini tentu saja melemahkan kerajaan dengan membaginya menjadi beberapa bagian.


Primogeniture (Anak Pertama menjadi Pewaris)

Pewarisan Primogeniture adalah sistem hukum atau budaya yang menjadikan anak pertama sebagai pewaris utama. Sistem ini merupakan sistem yang paling sering dianut pada semua kerajaan.

Terdapat beberapa jenis Primogeniture berdasarkan gender.

Agnatic primogeniture hanya mengizinkan laki-laki untuk menjadi pewaris. Jika seorang raja tidak memiliki seorang putra, maka warisan akan berpindah ke pewaris lelaki terdekat (seperti saudara laki-laki) walaupun raja tersebut memiliki seorang putri.

Agantic-Cognatic primogeniture hanya mengizinkan anak perempuan menjadi pewaris jika tidak ada anak laki-laki.

Cognatic primoginture anak pertama menjadi pewaris tanpa melihat gender

Pewarisan agnatic diterapkan di hampir seluruh bagian Perancis, Jerman, dan Italia. Pewarisan agnatic cognatic diterapkan di daerah Skandinavia, Britania, dan Iberia. Pewarisan cognatic baru diterapkan di kerajaan di akhir-akhir ini karena kesetaraan gender.

Beberapa kerugian dari sistem pemilihan primogeniture adalah kemungkinan adanya raja yang masih di bawah umur karena raja yang meninggal muda atau tidak dikaruniai anak hingga beberapa tahun sebelum meninggal.


Elective (Pemilihan)

Elective merupakan sistem pewarisan di mana beberapa elektor, biasanya vassal atau beberapa vassal tertentu, memilih siapa yang menjadi pemimpin.

Pewarisan Elective dilaksanakan di Holy Roman Empire, dimana kaisar di pilih oleh beberapa bangsawan dengan jabatan elektorat.

Walaupun namanya pemilihan, ini tidak sama dengan pemilihan umum pada era demokrasi saat ini karena tidak semua rakyat memilih, juga mereka yang terpilih tetap akan berkuasa hingga mati.


Seniority (Senioritas)

Seniority merupakan sistem pemerintahan yang menjadikan yang paling tua dari anggota keluarga menjadi pewaris. Hal ini menyebabkan adik dari seorang Raja akan dipilih terlebih dahulu sebelum anak dari Raja tersebut.

Pewarisan Seniority pernah dianut oleh Kerajaan Bohemia dan Kievan Rus. Kerajaan modern Arab Saudi juga menggunakan sistem senioritas membuat semua raja di Arab Saudi sekarang merupakan keturunan dari Ibnu Saud, raja pertama dari Arab Saudi.

———

Namun itu semua sebenarnya cuma hukum. Ada juga yang bilang mewarisi kerajaan adalah siapa yang punya tentara lebih banyak, karena itu mengapa banyak saudara yang menjatuhkan saudara lain dari takhtanya, membuat sistem pewarisan yang sudah ada tidak berguna lagi.

Sejarah Medieval untuk Penulis Fantasi dan Fiksi SejarahWhere stories live. Discover now