35

5.8K 696 21
                                    

Jaemin terdiam sembari mengupas telur rebus yang Bunda berikan padanya baru saja, pemuda itu nampak duduk di atas bangsal dengan matanya yang tak lepas dari makanan itu.

Entahlah Jaemin juga tidak tahu kenapa Bunda tiba-tiba memberikan ini padanya, bukan hanya dia, namun waktu Minhee paska operasi saja Bunda juga sering memberinya telur rebus.

Ia sendirian sekarang, Minhee pergi les dan Bunda tadi izin keluar sebentar. Jangan tanyakan Papa padanya, tentu saja Jaemin hingga saat ini tidak mau mengingatnya.

Jaemin memasukkan satu butir telur ke dalam mulutnya, dan meletakkan piringnya di atas nakas. Pemuda itu lalu mengepal-kepalkan tangannya yang kebas.

"Permisi..."

Jaemin menoleh ke arah pintu begitu mendapati bayangan seseorang yang kini berada di ambang pintu ruangan lewat celahnya.

"Masuk!" Tegas Jaemin.

Pintu pun terbuka, Jaemin langsung mendapati pria bertopi dengan membawa alat-alatnya.

"Tunggu! Anda siapa?" Tanya Jaemin curiga.

Pria itu tersenyum, lalu melepas topinya. Memperlihatkan wajah dan juga sebagian rambutnya yang mulai di tumbuhi uban.

"Saya Ob, Tuan." Jawabnya.

Jaemin mengangguk paham, lalu kembali mengunyah makanannya.

Mata Jaemin tak henti-hentinya memperhatikan orang yang kini sedang membersihkan ruangannya, mulai dari menyulak meja, menyapu, hingga mengepel dan membersihkan kamar mandi.

"Pak! Bapak tadi lihat Dokter Ivanka pergi kemana enggak?" Tanya Jaemin risau begitu Bunda tak kunjung kembali.

Ob itu menghentikan aktivitasnya, "Dokter Ivanka?" Tanyanya.

Jaemin mengangguk mantap, memang iyakan?

"Saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya melihat dia pergi bersama dengan Pak Johnson." Jawab Ob itu.

Jaemin menggembungkan pipinya, masih suka saja berduaan mereka? Padahal setelah kejadian itu Jaemin tidak pernah melihat Papanya pergi menjenguknya.

Hari ini sudah menunjukkan pukul tujuh malam, temperatur udara di rumah sakit menjadi semakin menurun.

"Saya juga lihat adek Tuan."

Jaemin mengernyitkan dahinya.

"Kemana dia?" Tanya Jaemin.

"Sepertinya, dia hendak menemui seseorang. Saya mendengarnya sedang menelfon seseorang tadi, sepertinya ia akan pergi kesuatu tempat." Jelas Ob itu.

"Formal banget, anjayh! Mana kuat gue ngomong baku lama-lama." Batin Jaemin sembari mengusap wajahnya.

Mereka sama-sama terdiam, Jaemin hanyut dalam keasyikannya. Hanya memainkan plaster infus yang berada pada tangannya, bagaimana bisa ada cairan masuk ke dalam tubuhnya? itu yang membuatnya penasaran.

Lampu ruangan tiba-tiba mati, membuat Jaemin dan Ob itu sama-sama tersentak.

"Eh! Anjing!" Pekik Jaemin refleks sembari menutup telinganya, ia kira akan ada petir atau apa. Ternyata itu hanya imajinasinya saja karena mendung kini terlihat jelas.

Jaemin spontan menutup mulutnya, "Duh... Nyontreng muka Bunda gue di depan Ob." Batin Jaemin sembari tersenyum begitu Ob itu menatapnya dengan senyum ramahnya.

"Kenapa mati sih, Pak? Perasaan VIP deh, masa lampunya mati?" Kesal Jaemin sembari mengelus lengannya.

"Maaf sudah menganggu kenyamanan, Tuan." Ucap Ob itu sembari membereskan alat-alatnya.

[✓] What's Wrong : JaeminheeWhere stories live. Discover now