14

6.5K 847 120
                                    

Sudah hampir setengah jam Jaemin dan Minhee berlari-lari mundur di halaman sekolah mereka, pada akhirnya Jaemin menghela nafas panjang sembari mendudukkan dirinya di tengah halaman.

"Kan baru 13, Bang? Huh.. kenapa berhenti?" Tanya Minhee sembari mencoba menyeimbangkan badannya yang kadang menginjak mistar yang tidak rata menjadikan ia hampir terjatuh.

"Udah, berhenti lu! Ntar biar aja bilang udah 20 gitu, lo kira lari mundur tuh enak? Emang kita undur-undur apa?" Kesal Jaemin sembari melepas tiga kancing kemeja teratasnya.

Minhee tertawa renyah sembari berbaring di samping Jaemin duduk, dengan paha si sulung sebagai bantalan.

"Capek?" Tanya Jaemin sembari menyeka keringat yang tercucur dari dahi Minhee.

Minhee hanya mengangguk, mencoba mengatur nafasnya yang memburu.

"Ntar kalo di marahin, bang?" Tanya Minhee sembari memainkan jari-jari tangannya.

Jaemin menghela nafas pelan, "Di marahin ya gak papa." Jawab Jaemin cepat. "Lagian lo belum sempat sarapan banyakkan tadi? Gak usah di paksain." Sambung Jaemin.

Minhee bangkit dan terduduk, "Iya sih." Jawab Minhee sembari melepas kemeja seragamnya menyisakan kaos oblong putihnya.

"Bang, gue ke kran dulu ya." Pamit Minhee yang langsung di jawab anggukan oleh Jaemin, lalu terlihat Minhee yang mulai beranjak menjauh dari halaman.

Jaemin menghela nafas pelan, hingga pada akhirnya ia merasa celananya bergetar. Tangan Jaemin terulur untuk meraih benda pipih yang sejak tadi ia simpan di saku celananya, lalu menempelkannya pada telinga.

"Ada apa, Bunda? Tumben?" Tanya Jaemin kepada bunda yang menelfon nya dari seberang sana.

"Sekarang? Tanggal... 17 September.." Jawab Jaemin begitu di tanya.

Jaemin menggaruk tengkuknya, lalu tak lama ia menepuk pelan dahinya begitu mendapat jawaban dari Ibunda.

"Oh iya!! Lupa!!"

****

"Minhee!!"

Minhee sedikit terhenyak tatkala ada suara yang terlewat nyelenting baru saja memanggil namanya, pemuda itu menoleh.

Mendapati seorang gadis berambut pirang yang kini menatapnya dengan malu-malu, Minhee mengernyitkan dahinya. Bingung dengan sikap gadis yang ada di hadapannya kini.

"Kenalin gue, Jieun. Kakak kelas lu." Jelasnya sembari mengulum senyumnya.

Minhee mengangguk-angguk sembari berguman, "Ohh.. ada apa, kak?" Tanya Minhee.

Mata pemuda itu nampak terbelak sempurna begitu mendapati botol minuman dingin yang di sondorkan Jieun padanya, ya.. rencana Tuhan itu Indah. Dalam hati Minhee sudah berteriak, tahu saja ia sedang kehausan sekarang.

Minhee tertawa renyah, lalu menerima air minum dari Jieun.

"Makasih ya." Ucap Jieun tiba-tiba.

Minhee mengernyitkan dahinya, "Kan seharusnya gue yang bilang makasih ke elu, kak." Heran Minhee.

Jieun juga terheran, lalu menghela nafas pelan.

"Gue nyondorin air ini ke elu biar lu kasih air itu ke Jaemin, makannya gue bilang makasih karena lu mau gue suruh."

****

Minhee berjalan menghampiri Jaemin dengan kakinya yang ia hentak-hentakkan ke mistar, terlihat Jaemin yang memandangnya sejak dari kejauhan dengan tatapan kebingungan.

[✓] What's Wrong : JaeminheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang