27

5.4K 741 57
                                    

"Saya kenal dengan ayah kamu."

Jaemin semakin mengepalkan tangannya kuat, menatap beberapa pria berbadan kekar dengan tanda pangkat yang bertebar di kemeja yang mereka pakai.

"Tapi saya gak salah, Pak!!" Teriak Jaemin hingga urat-urat lehernya terlihat.

Jeno dan Haechan hanya bisa menahan bahu pemuda itu begitu Jaemin hampir kehilangan kendali.

"Saya sebagai yang terlibat merasa sangat di rugikan pak, Jaemin hidup di dalam keluarga terpandang. Dia gak mungkin ngelakuin hal gila!! Apalagi sampai menyuruh orang untuk membobol ATM! Jangankan itu!! Kapolsek daerah ini bisa saja dia beli kalo dia mau!!" Kini giliran Haechan yang bersuara.

Beberapa polisi yang berdiri tegap di depan Jaemin kini semakin menatap Jaemin dengan intens, Jaemin terdiam, nafasnya semakin terengah-engah.

Ia takut, ia khawatir, dan dia juga sangat marah. Semuanya bercampur aduk menjadi satu.

"Benar adanya jika Pak Johnson memang berasal dari keluarga terdidik, tetapi kenapa pelaku mengatakan jika kamu yang menyuruhnya melakukan itu?" Tanya salah satu polisi dengan lirih.

Jaemin semakin geram, anak itu membanting kursi hingga terpental jauh. Menimbulkan gema yang mengerikan.

"UDAH GUE BILANG!!! GUE GAK NGELAKUIN ITU ANJING!!! MANA KALIAN TAHU KALO ANAK ITU PUNYA DENDAM SAMA KELUARGA GUE?!! BANGSAT KALIAN SEMUA!!!" Teriak Jaemin sembari mencengkeram kuat kerah kemeja milik polisi yang baru saja menanyainya.

"Jaem, sabar dulu, Jaem!" Sentak Jeno yang terkejut karena Jaemin bertindak kasar tidak sesuai dugaan.

"Kamu memang anak yang tidak memiliki etika!! Pantas jika kamu di sebut kaki tangan dari tindakan ini!"

Bughh!!

Brakk!!

Duagh!!

"UDAH GUE TEGASIN, BANGSAAAT!!!" Jaemin mulai mengamuk, ia kehilangan kendali. Ia memukul, menendang, menyerang dengan brutal hingga melempar barang yang ada di dekatnya dengan ngawurnya.

"Jaem!!!" Teriak Haechan sembari  mendorong Jaemin hingga pemuda itu terbaring di lantai marmer dengan tubuhnya yang tertahan.

Jaemin terdiam, mata merahnya jelas tertuju pada ketiga polisi yang awalnya ingin mempertanyakan hal ini secara baik-baik kini malah mengundang keributan.

Percayalah, bahwa di tuduh itu begitu mengesalkan.

"Jaem!! Sadar Jaem!!" Jeno beberapa kali menampar pipi Jaemin, namun nyatanya Jaemin tidak benar-benar merespon.

"Pak, saya mohon maaf. Tapi tolong.... Kami bahkan tidak melakukan apapun saat itu, kebetulan kami juga hanya nongkrong Pak." Jelas Haechan mewakili begitu melihat Jaemin yang mulai duduk lalu di beri penjelasan tenang oleh Jeno.

"Kami memang belum memiliki bukti yang pas, kebetulan pelaku juga mengatakan kalian terkait. Kalian harus di tahan di sini sementara." Final salah satu polisi lagi.

Haechan tersentak, begitu pula Jeno dan Jaemin yang nampak terkejut bukan main.

"Ta-tapikan, gak ada bukti yang pasti pak! Kenapa kok___"

"Pelaku yang mengatakan itu, dan itu bukti yang sangat pasti." Polisi itu memotong pertanyaan Jeno, membuat Jeno bungkam di tempatnya.

Ketiganya berpasrah begitu ketiga polisi itu memasukkannya ke dalam sel penjara, sungguh pengalaman yang memalukan. Kartu identitas mereka di tahan, ponsel, dan juga dompet sekalipun.

Jaemin mengacak rambutnya frustasi, tidak tahu harus melakukan apa. Jaemin menyandarkan dahinya pada tembok, lalu membenturkannya hingga membuat suara yang mendengung.

[✓] What's Wrong : JaeminheeWhere stories live. Discover now